05. Bandung Hari Pertama

918 480 249
                                    

"Bandung memiliki banyak keindahan, salah satunya ada kamu diantara keindahan itu."

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca...

Aku berusaha membuka mataku yang terasa berat, lalu melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 9 pagi. Setelah merenggangkan badanku yang terasa pegal, aku melihat beberapa roti dan susu diatas meja. Tanpa berpikir lama, aku langsung meminum susu hangat dan menggigit roti dengan selai cokelat itu sembari melihat pemandangan dari jendela.

"Eh, gue kira lo belum bangun," suara Alina membuatku menoleh. "Cepetan mandi gih, cowok semalem udah dateng jemput lo."

Keningku mengerut. "Cowok semalem?"

"Iya, cowok yang semalem ngobrol sama Bu Nafa di barisan paling belakang."

"Oh?" Aku terkejut mendengar penjelasan Alina. "Dia dateng jam berapa?"

"Dari jam 7, rajin banget mentang-mentang mau ngapelin ceweknya. Eh? Emangnya dia siapa sih? Perasaan lo nggak pernah cerita ke kita kalo lagi deket sama cowok?"

"Dia anak dari sahabat nyokap gue pas SMA dulu."

Alina memasang wajah terkejut. "Wah gila, keren banget kisah cinta lo!"

"Kisah cinta apaan deh, Al? Gue sama dia cuma temenan aja kok."

"Halah, temenan temenan besok juga langsung jadian tuh. Percaya sama gue," ujarnya dengan sangat percaya diri.

"Udah deh, jangan bikin berita gosip gitu. Gue nggak enak kalo sampe Hima denger."

"Yaudah yaudaaah. Udah sana lo mandi dong, kasian dia daritadi udah nunggu lo lama banget!"

Aku tertawa sambil mengangguk. "Iya, terima kasih banyak ya, Al."

Alina mengangguk dan kembali menutup pintu kamar. Aku segera melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi dengan sosok laki-laki yang tak pernah kusangka akan bertemu dengannya lagi.

"Kamu tuh ya kebiasaan deh, kalo mandi lama banget. Ngapain dulu sih di kamar mandi? Sekalian konser?" omel Mama saat aku baru saja keluar dari kamar. "Hima udah nungguin kamu dari dua jam yang lalu."

Aku menyengir lebar. "Hehe namanya juga anak muda, mandi lama biar badan aku nggak bau dong. Yaudah aku pergi dulu, ya, Mah. Dadahhh!"

Aku mengecup kedua pipi dan mencium tangan kanan mama sebelum melangkah menuju teras.

"Yaudah sana hati-hati. Salam buat Tante Lia, ya."

"Siap, nanti aku salamin!"

Aku segera berjalan menuju teras. Disana teman kantorku telah bersiap untuk menjelajahi semua tempat di Kota Bandung selama seharian penuh.

"Wangi banget dah lo udah kayak kuburan baru, mentang-mentang mau jalan sama doi!" julid Ken. "Perasaan lo nggak pernah cerita lagi deket sama cowok dah, kok tiba-tiba udah ada yang ngapel aja."

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang