23. Pelampiasan

656 241 87
                                    

"Jaga hatimu untuk seseorang yang pantas.
Bukan untuk seseorang yang hanya berniat melintas."

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca....

Tepat pada pukul 19.15 WIB, aku dan Artha baru saja kembali ke rumah, sembari membawa banyak makanan dan minuman untuk menjadi cemilan kami saat menonton Drama Korea. Malam ini aku sengaja pulang lebih awal dari kantor, hanya untuk menemani Artha dan Lisa yang merengek ingin menonton drakor terbaru.

Aku mengeluarkan beberapa jenis buah-buahan dari plastik yang kubeli khusus untuk Lisa dan menaruhnya di keranjang buah. Semenjak kehadiran Lisa seminggu yang lalu, suasana rumah ini menjadi semakin terasa ramai. Aku tak perlu takut kesepian dan sendirian lagi, karena kini ada Artha dan Lisa yang akan menemaniku setiap hari.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya Lisa yang menghampiri kami di dapur.

"Tolong potong kuenya aja, Lis. Nanti taruh di piring, ya?" sahutku sambil mengeluarkan beberapa kue dari dalam plastik putih.

Lisa mengangguk, ia langsung mengambil bolu gulung dengan tiga rasa berbeda, kue cokelat, martabak, dan pizza. Tangannya dengan sigap menaruh satu-persatu makanan itu ke atas piring. Sementara di samping Lisa ada Artha, yang tengah sibuk menggoreng kentang, sosis dan nugget. Aku ikut menyiapkan tteokbokki pedas untuk menambah keseruan kami saat menonton Drama Korea nanti.

"Kalian berdua kalap, ya? Beli makanan sebanyak ini?"

Pertanyaan Lisa membuatku sedikit terkekeh. Gadis itu sedang membuat jus alpukat yang kubeli tadi.

"Kita baru pertama kali drakoran bareng, kan? Makanya gue sengaja beli makanan yang banyak supaya makin asik nontonnya."

"Emangnya kita sanggup abisin semua makanannya?" tanya Lisa lagi.

"Kita nggak makan semua makanannya kok Kak Lisa," sahut Artha. "Nanti kita kasih beberapa kuenya untuk Pak Satpam yang ada di depan rumah."

Lisa hanya ber'oh' kecil sembari menuang jus alpukat dari blender ke dalam gelas.

"Rekomendasi drakor yang seru dong, Kak. Aku bingung milihnya deh," ujar Artha yang sedang menatap layar laptop.

"Big mouth tuh katanya seru banget," Lisa menyahut.

"Wah, ada bias aku!" pekik Artha saat melihat wajah cantik Yoona Lim yang menjadi tokoh utama drama tersebut.

"Yoona emang nggak pernah keliatan tua, ya? Cantik banget!" kataku.

"Yoona tuh cantiknya kelewat batas." —Lisa.

"Aku suka banget sama style dia. Sederhana tapi tetap menawan dan mempesona, itu yang jadi ciri khas seorang Yoona." —Artha.

"Hei kalian, itu nanti nugget sama sosisnya gosong!" ujarku sedikit berteriak.

Artha dan Lisa hanya tertawa kecil saat melihatku mengomel. Mereka kembali menyiapkan cemilan yang telah digoreng. Aku membawa satu-persatu cemilan dan minuman itu ke atas meja yang ada di ruang tamu.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang