04. Malam Acara Tahunan Kantor

1.1K 497 256
                                    

"Pandangan matamu yang teduh mampu membuatku kembali membuka hati."

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca...

Acara tahunan kantor akan berlangsung nanti malam. Aku sedang sibuk mengemas barang dan pakaian yang akan dimasukkan ke dalam tas berukuran sedang. Salma telah sampai di rumahku pada jam 2 siang tadi. Ia sangat bersemangat untuk menyambut acara itu. Rencananya acara tersebut akan diadakan di Bandung selama 3 hari 2 malam.

Aku juga memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Mama yang berada di Lembang, karena kami akan menginap di villa milik keluarga Mama.

"Nanti gue ikut ya ketemu sama nyokap lo? Gue kangen banget sama masakan dia," ucap Salma yang sedang melipat jaketnya.

"Boleh, nanti juga nyokap gue bakalan ikut mampir ke villa kok," jawabku. "Barang-barang lo udah siap semua?"

Salma mengangguk. "Yaudah ayo buruan turun, Ken udah nungguin kita daritadi."

Aku langsung membawa tas berisi baju ganti dan beberapa barang yang kuperlukan, untuk disimpan di bagasi mobil Keenan. Sebelum itu, aku harus memastikan agar semua pintu dan jendela tah terkunci rapat.

"Pak, tolong jaga rumah, ya?" ucapku pada Pak Dadang selaku satpam rumahku. "Ini kuncinya, nanti kalau bapak laper atau mau masak ambil bahan dari kulkas aja, ya? Abis itu jangan lupa dikunci lagi pintunya, terus ini ada uang saku untuk bapak buat 3 hari kedepan."

Aku memberikan beberapa lembar uang untuk Pak Dadang. Ia menerima uang itu seraya tersenyum padaku.

"Terima kasih banyak, Neng. Jangan lupa bawa jaket tebal untuk dipakai disana. Neng Bita bisa sesak napas kalau di cuaca dingin."

Aku mengangguk cepat sembari menepuk bahunya pelan. Pak Dadang merupakan satpam yang telah bekerja disini sejak aku masih kecil. Jadi, wajar saja kalau ia tahu seluk beluk sekecil apapun tentang diriku.

"Semuanya udah siap kok, yaudah Sabita pergi dulu ya," pamitku sambil menyalami tangan kanannya. "Assalamualaikum, mari Pak."

"Waalaikumsalam," jawab Pak Dadang sambil menyambut tanganku. "Hati-hati, Neng."

"Dadahhh, Pak Dadang! Jangan galau ya kalo nggak ada Salma disini!" ceplos Salma sambil ikut menyalami tangan Pak Dadang.

"Kalau nggak ada Neng Salma, telinga Pak Dadang malah jadi sehat karena nggak ada yang teriak-teriak," jawab pria tua itu.

"HAHAHA JUJUR BANGET PAK!" Ken terbahak.

"Dasar, bisa aja ngelesnya si Bapak. Bilang aja sepi kalau nggak ada saya!"

"Udah buruan masukin tas lo ke bagasi!" seru Ken sambil membuka bagasi mobilnya.

Aku dan Salma berjalan menuju mobil sedan hitam milik Ken yang terparkir di depan rumah. Ken yang melihatku tengah menenteng tas berukuran sedang, langsung mengambil alih tas itu dan menaruhnya ke dalam bagasi.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang