Prolog.

3.5K 601 376
                                    

Playlist

Shawn Mendes - It'll be okay

Are we gonna make it?
Is this gonna hurt?
Oh, we can try to sedate it
But that never works
Yeah

I start to imagine a world where we don't collide
It's making me sick, but we'll heal and the sun will rise

If you tell me you're leaving, I'll make it easy
It'll be okay
If we can't stop the bleeding
We don't have to fix it, we don't have to stay
I will love you either way

Teruntuk Sang Bentala,

Bentala, nama itu aku kasih untuk kamu karena kamu itu seperti bumi. Katanya, bumi dan bulan akan terus menyatu karena mereka memang ditakdirkan untuk bersatu.

Dulu aku pernah menemani sejuta taburan bintang dan mencari satu bintang yang paling terang untukku jadikan pilihan. Setelah aku menemukan bintang yang paling terang itu, ia tak mau menyatu dengan bulan sabit yang katanya hanya separuh. Ia tak mau menemani bulan sabit yang tidak seterang dirinya. Ia tak mau menjadikan bulan sabit itu sebagai pilihan terakhirnya.

Ia bintang dengan sejuta temannya yang bertaburan menghiasi langit. Ia bintang yang mempunyai banyak pilihan, sedangkan aku hanya bulan sabit yang berusaha mencari pilihan di antara banyaknya benda langit yang tak serupa.

Pada akhirnya, ia memilih bintang yang lain sebagai pilihan terakhirnya. Sedangkan aku, tetap sendiri menunggu kehadirannya.

Waktu terus berjalan, tahun berganti ke tahun, dan aku menemukan sosok sederhana bernama Bentala. Ia tak terang, ia tak juga bersinar, namun ia mempunyai banyak istimewa. Bentala menjadi tempat kehidupan para makhluk yang bernama manusia.

Bentala membutuhkan sinar bulan, dan bulan membutuhkan Bentala untuk menemaninya setiap malam.

"Kamu tetap cantik, walaupun hanya separuh." katanya pada Sang Sabit.

❀❀❀

Teruntuk Hima, pemilik senyum termanis sepanjang masa.

Sebelum aku menjatuhkan hati padamu, aku pernah jatuh pada seseorang yang membuat kenangan terbaik sekaligus luka nyata untukku.

Sebelum aku melabuhkan hati padamu, aku pernah berlabuh pada hati yang mampu membuatku enggan untuk menepi.

Sebelum aku memilih untuk kembali jatuh cinta padamu, aku pernah mencintai seseorang yang selalu memberikanku bunga mawar merah, katanya sebagai pertanda cinta.

Sebelum aku meyakinkan diri untuk memilihmu, aku pernah yakin pada seseorang dengan hati yang lembut sampai aku tertipu dengan kelembutan itu.

Sebelum aku menjadikanmu rumah, aku pernah mempunyai satu rumah yang kemudian rumah itu terisi oleh orang lain selain aku.

Sebelum kamu hadir, warna yang kusuka hanya satu yaitu hitam. Namun setelah kamu hadir, banyak warna yang aku suka termasuk kamu yang memberikan warna itu.

Kamu sosok sederhana yang mampu mengubah hidupku jadi lebih berwarna. Hidup yang bercampur kesedihan, kepiluan, dan kehilangan. Kamu sosok yang mampu mengubah pandanganku terhadap dunia dan seisinya. Kamu sosok yang mampu menyembuhkan sekaligus obat.

Kamu sosok yang aku cari.

Apa kamu ingat? Awal pertemuan kita saat kamu kasih aku sendal jepit karena kakiku lecet pakai heels? Kamu kasih sendal jepit dan ada gambar orang tersenyum disitu. Aku kira, itu hanya pertemuan singkat yang nggak akan pernah terulang. Tapi ternyata, karena sendal jepit itu aku bisa ketemu kamu untuk yang kedua kali, ketiga kali, keempat kali, kelima kali bahkan seterusnya sampai di titik dimana aku sadar..

Kalau ternyata aku berhasil buka hati untuk orang lain lagi setelah kurang lebih 5 tahun terkunci rapat.

Siapa yang punya kunci ajaib itu?

Jawabannya kamu.

Sosok sederhana yang bisa meluluhlantahkan pertahanan aku agar perlahan bisa menerima kamu.
Sosok dengan sejuta bahkan puluhan juta kebaikan pun masih kurang untuk memuji betapa sempurnanya hati yang kamu punya.

Tapi sayangnya, kamu nggak akan pernah tau kalau aku menganggap kamu sebagai bumi, benda langit yang menjadi teman hidup bulan.
Kamu nggak akan pernah tau kalau kamu orang yang berhasil menghancurkan kerasnya dinding kokoh yang aku bangun supaya nggak ada satupun laki-laki yang bisa masuk kedalamnya.

Sejak hari pertemuan kita, aku sembuh.
Aku sembuh, aku pulih, aku kembali bangkit, dan akhirnya aku bisa menerima kenyataan tentang berbagai kehilangan yang telah terjadi dihidupku. Termasuk kehilangan Sang Bintang.

Bentala, tolong temani aku sampai dunia berakhir. Kalau nanti sinarku redup dan bumimu kehilangan sosok cahaya untuk menerangi malamnya. Jangan pernah mencari sosok lain, karena bumi dan bulan tidak akan pernah berpisah.

Tunggu aku, seperti aku menunggu kamu untuk melepaskan Sang Matahari.

Karena aku janji, aku akan kembali seperti perumpamaan yang sering kita dengar.

"Bumi dan bulan tidak akan pernah berpisah sampai kapanpun."

Aku akan kembali, setelah kamu mengizinkan aku untuk kembali menerangi bumi.
Aku akan kembali, setelah kamu berhasil melepaskan Matahari yang bersinar menerangi siangmu.
Aku akan kembali, setelah semuanya usai.
Aku akan kembali, dan kita akan bersama seperti Bumi dan Bulan baru. Merangkai kisah dan cerita baru untuk kedepannya.
Aku akan kembali, setelah kamu berhasil memilih antara Matahari atau Bulan.

Tunggu aku, tunggu sampai aku siap menerima kalau ternyata seorang Bentala juga mempunyai 2 pilihan untuk hidupnya.

Walaupun aku tau, pilihan itu sangat sulit. Bumi membutuhkan Matahari untuk menerangi siang, dan Bumi juga membutuhkan Bulan untuk menerangi malam.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang