42. Mereka Dan Kehancurannya

489 154 154
                                    

"Perbuatan baik akan memberikanmu kebahagiaan dan perbuatan buruk akan membawamu pada sebuah kehancuran."

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca...

"Kak Bita, aku sama Kak Lisa mau jalan-jalan ke taman. Kita mau cari tukang kembang gula. Kakak yakin nggak mau ikut?"

Artha telah melontarkan pertanyaan yang sama berulang kali sampai aku bosan mendengarnya.

"Aku nggak mau ikut, Tha. Kamu sama Lisa aja yang kesana. Seharian ini aku mau istirahat di kamar."

"Tapi Kak Bita selama 3 hari ini sama sekali nggak mau keluar dari kamar," sahut Artha. "Hari ini kakak juga belum makan dari pagi. Sedangkan ini udah jam 3 sore."

"Lain waktu aja ya, Tha. Maaf."

Setelah mengatakan kalimat itu, aku tak mendengar lagi suara Artha yang berusaha membujukku untuk ikut ke taman bersama Lisa. Aku tahu, sebenarnya mereka hanya membuat alasan bermain di taman agar aku dapat keluar dari kamar.

"Bita, gue sama Artha mau jalan ke taman dulu ya? Lo sendirian nggak apa-apa, kan?" tanya Lisa sedikit berteriak.

"Aman, gue nggak bakalan kemana-mana kok. Yaudah kalian main dulu gih sana, gue nitip kembang gula ya!"

"Lo seriusan nih nggak mau ikut? Kita bisa sekalian cuci mata tau liat brondong abis pulang sekolah."

Aku sedikit tergelak mendengar gurauan Lisa. "Nggak ah. Gue nggak minat sama brondong SMA. Udah sana kalian pergi aja berdua, jangan lupa beliin kembang gula juga buat gue!"

"Yah... Yaudah deh. Kita pergi dulu ya, Bita. Jangan lupa kunci pintunya!"

"OKE SIAP!" sahutku.

Aku mendengar suara pintu yang tertutup dan langkah kaki mereka mulai berjalan keluar dari rumah. Lantas aku segera melangkah menuju balkon untuk melihat kedua gadis itu pergi menuju taman yang letaknya tak jauh dari rumahku.

Setelah keberadaan mereka berdua benar-benar lenyap dari pandangan, aku kembali duduk di kursi. Mataku mengamati setiap lembar foto polaroid yang terpajang rapi pada dinding. Foto antara aku dengan Almarhumah Salma.

Tak terasa sudah hampir satu minggu berlalu sejak hari pemakaman itu. Namun, kejadian dan detik-detik terakhir kematiannya masih membekas didalam ingatanku. 7 hari telah kulewati tanpa kehadirannya, selama itu juga tak ada satupun manusia yang bisa membuatku tertawa lepas seperti dulu.

Aku mulai melangkah untuk melihat foto-foto kenangan bersama Salma dari dekat. Mengamati satu-persatu foto itu dan berusaha mengenang kembali masa-masa yang telah terlewati bersama dirinya. Terselip segaris senyum tipis yang menghiasi bibirku saat melihat salah satu dari sekian banyaknya foto itu.

Foto Salma yang tampil cantik untuk datang ke acara pernikahan Lila tahun lalu. Sudah hampir setahun berlalu, dan kenangan itu tetap meninggalkan kesan bahagia untukku.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang