(Bab ini akan ditulis dari sudut pandang Author.)
"Tugas ego adalah menghancurkan semuanya, kecuali dirinya sendiri."
Selamat Membaca...
Laki-laki dengan tinggi badan 177 sentimeter itu sedang menikmati waktu santainya di akhir pekan, dengan cara berenang di kolam yang berada di bagian belakang rumahnya. Ditemani secangkir kopi panas yang ia taruh di atas meja di pinggir kolam. Sebelum Rafi menyeburkan dirinya ke dalam air, ia melakukan beberapa gerakan pemanasan terlebih dahulu.
Ia menyempatkan untuk menyesap kopi panasnya, sebelum mulai berenang menikmati dinginnya air kolam renang yang terlihat jernih. Badan kekarnya dengan lincah bergerak di dalam air tanpa merasa kesulitan. Ia terlihat sangat menikmati kegiatannya itu.
"Rafi."
Sayup-sayup ia mendengar suara yang tak asing di telinganya. Namun, ia masih tetap meneruskan kegiatan berenangnya sampai ke dasar kolam.
"RAFI!"
Matanya yang semula terpejam, seketika terbuka saat suara itu kembali memanggil namanya dengan suara yang semakin meninggi.
"RAFI AKU TAU KAMU DENGER SUARA AKU!"
Laki-laki itu memilih untuk menyembulkan kepalanya dari dalam air. Matanya menangkap sosok perempuan cantik dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai.
"Aku mau ngomong sama kamu," ucap Lisa dengan wajah yang sedikit memerah.
"Ada urusan apaan lagi?" jawab Rafi dengan nada malas.
"Kamu keluar dari kolam dulu."
"Ah, ribet lo."
Rafi terpaksa menuruti kemauan gadis itu untuk segera menepi di pinggir kolam.
Ia mengeringkan wajahnya sekaligus menutup badannya menggunakan handuk yang telah disediakan. Setelah merasa semua air di badannya mengering, ia kembali menengok untuk melihat gadis yang masih setia berdiri di belakangnya.
"Ada urusan apaan lo dateng kesini?" ketus Rafi sambil membuka kaleng soda.
Lisa terdiam menatap wajah Rafi, terdapat tetesan air yang masih mengalir dari sudut wajahnya.
"Malah diem lagi lo!" bentak Rafi yang membuat Lisa sedikit terkejut. "Mau ngomong apaan buruan!"
Gadis itu mengambil sesuatu dari dalam tas kecil berwarna hitam yang sedang di pegangnya. Tangannya menggenggam erat benda kecil dan panjang yang ingin ia tunjukkan pada Rafi.
"Ka–kamu harus liat ini..." Lisa memberikan benda tipis itu pada Rafi.
Terlihat tangan Lisa gemetar saat benda kecil itu dipegang oleh Rafi. Sedangkan laki-laki itu menatap nyalang benda kecil yang menunjukkan 2 garis merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kedua [COMPLETED]
Romance⚠️Warning : story contains sex scenes, violence, harsh words, suicide, anxiety. ❝Tempat pulang terbaik adalah diriku sendiri.❞ Kisah sederhana tentang kehidupan Sabita, perempuan cantik dan mandiri yang selalu memberi kebaikan untuk orang lain. Bany...