O2. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

844 24 1
                                    

Pagi yang cerah untuk menjalani aktifitas bagi sebagian orang. Seperti biasa yang dilakukan oleh setiap pelajar adalah datang ke sekolah untuk mencari ilmu. Namun, lain halnya dengan yang dilakukan oleh seorang gadis satu ini.

"SELAMAT PAGI PAK SATPAM!" sapa gadis itu ramah dan tersenyum manis.

"Pagi juga Biyana"

Gadis itu berjalan disepanjang koridor sambil terus menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya, memberikan senyuman manisnya.

"Hai Kak Biyana!"

"PAGI BIYANA!"

"HAI KAK BIYANA CANTIK! SELAMAT PAGI!"

"Pagi Biyana cantik!"

Begitulah kira-kira beberapa sapaan yang sering Biyana dapatkan setiap di sekolah karna gadis itu sangat ramah dengan semua orang. Ia tak segan untuk menyapa setiap orang yang bertemu dengannya, hingga mungkin satu sekolah mengenalnya berkat keramahannya.

Tap! Tap! Tap!

Mendengar langkah kakinya saja, Biyana sudah tau itu siapa. "Kak Jian?!"

Dari ujung lorong koridor datanglah seorang pemuda bersama kedua temannya. Biyana yang melihat itu bergegas berlari ke hadapan salah satu dari ketiga pemuda tersebut dan berdiri tepat dihadapannya.

"Pagi Kak Jian!" sapa Biyana ramah seraya tersenyum manis namun diacuhkan begitu saja oleh orang dihadapannya. Ia malah melewati gadis itu dan meninggalkan kedua temannya yang menatap Biyana tak enak.

"Pagi juga Biyana" balas Arjuna tak enak karna gadis itu sempat diabaikan oleh temannya.

"Sorry ya kita duluan. Ayo Jun.. " ajak Yovan mengikuti Jian untuk segera memasuki kelasnya.

Biyana terlihat murung dan sedih menatap kepergian mereka. Tanpa dasar dari kejauhan seorang sahabat Biyana juga menatap kasihan gadis tersebut.

"Semangat ya Kak Biyana.. "
































❯───── ✾์ ─────❮





































Jamkos
Suatu masa dimana semua siswa sangat menyukai suasana tersebut. Seluruh siswa memanfaatkan waktu tersebut dengan tidur, jajan, bermain, bahkan ada yang tetap belajar mengerjakan tugasnya.

Beda halnya dengan Biyana yang mampir ke kelas kakak tingkatnya untuk menghampiri orang yang disukainya. Sekedar berbasa-basi atau mengobrol untuk mencari topik, mencari perhatian lebih tepatnya.

"Kak Jian lagi apa?"

Tidak mendapat jawaban, Biyana pun melepaskan salah satu earphone yang menyumbat kedua telinga Jian agar pemuda itu dapat mendengarkan ucapannya. Jian kemudian menghela napasnya kasar dan menatap gadis dihadapannya datar.

"Jangan ganggu gue apa bisa? Kenapa?"

"Gapapa"

Jian kembali memasang earphone ditelinganya agar Biyana tak lagi mengajaknya mengobrol. Sebenarnya ia hanya memasang earphone tersebut di kedua telinganya tanpa mendengarkan apa apa, hanya untuk menghindari Biyana yang terus mengoceh dan mengajaknya mengobrol.

Biyana terus menatap pemuda dihadapannya dalam diam. Ia tau bahwa Jian tak suka diusik, namun ia suka sekali memancing emosi atau hanya sekedar mengganggunya.

"Gue tau gue ganteng" kata Jian merasa risih karna dirinya ditatap terus menerus oleh Biyana.

"Iya Kak Jian ganteng makanya aku suka"

"Ck mimpi aja sana" kata Jian berdecak sebal kemudian pergi meninggalkan Biyana.

"KAK JIAN MAU KEMANA?!"

"Ke toilet, kenapa? Mau ikut juga hah?!"

"Boleh?"

"Sinting"





























❯───── ✾์ ─────❮






































"Masih berusaha ngejar Jiandra lo?" tanya seseorang sinis. Orang itu adalah Zoesha, orang yang selalu membuly Biyana. Gadis itu tak ada habisnya mencari masalah dengan Biyana, mengusilinya, menjailinya, hingga membuat gadis itu hanya mengelus dada sabar dengan sedikit perlawanan. Jangan sangka Biyana tak berani melawan Zoesha dan temannya, ia bahkan pernah berkelahi dengan mereka dan mengakibatkan mereka semua di skors oleh pihak sekolah.

"Seharusnya sekarang lo tau kalo Jian itu gak suka sama lo. Kenapa masih ngarep sih?" tanya teman Zoesha tak suka, Giselle yang merupakan teman satu circle-nya, pembuly Biyana juga.

"Bukan urusan kalian. Lagipula terserah gue mau suka sama siapapun juga bukan urusan kalian" jawab Biyana acuh.

"Jelas urusan kita karna kita temennya Jian. Lo siapanya? Pacar? Bukan kan"

Biyana menatap nyalang kedua gadis dihadapannya yang selalu saja mencari masalah, mengejeknya dan merendahkannya. Ia selalu mencoba bersabar ketika menghadapi tingkah laku keduanya.

"Sekarang lo jauh-jauh deh dari Jian lo tuh cuma caper kan sama Jian? Dasar caper!" kata Zoesha tak suka dan mendorong kasar pundak Biyana.

"Mending Kak Biyana cari perhatian daripada lo ngemis perhatian" sahut seorang gadis tetiba datang bersama salah satu temannya juga dan menatap tajam Zoesha yang tadi sempat mendorong pundak Biyana kasar hingga membuat gadis itu hampir terjungkal.

"Gue ngemis perhatian? Jangan asal lo kalo ngomong" bantah Zoesha.

"Gue ngomong berdasarkan fakta. Lo memang ngemis perhatiannya Kak Asa, ya kan Sin?"

"Bener kata Davina, kalo gue sih dukung Kak Biyana karna Kak Biyana itu cantik, baik, ramah. Gak kaya lo tukang gibah plus ngejelekin orang lain"

"Ck kita liat aja nanti sampe mana Biyana sanggup buat terus ngejar Jian yang kenyataannya gak suka sama dia" tantang Zoesha tersenyum remeh.

Mereka berlima saling memberikan tatapan tajam satu sama lain. Zoesha dan Giselle pun pergi akhirnya pergi meninggalkan mereka bertiga dengan tersenyum remeh.

"Tenang Kak Biyana, aku sama Sintya bakal dukung kakak buat dapetin Kak Jian" kata Davina memberi semangat.

"Makasi Davina, Sintya.. "









































❯───── ✾์ ─────❮













































To Be Continue



Hai hai gimana kabarnya? I hope u will be happy and healthy everydayヽ(ヅ)ノ
have a nice day guys!! (♡ᗨ♡)

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang