31. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

98 7 0
                                    

20.00 WIB—

Biyana duduk termenung dibalkon kamarnya, menatap kosong langit malam yang indah berhiaskan cahaya bulan dan bintang bintang. Pikirannya sangat berkecamuk memikirkan suatu hal yang begitu rumit dan memusingkan isi kepalanya.

Putus? Mungkin hal yang bagus untuk beristirahat sejenak dari hubungannya dengan Jian yang kini tak jelas alurnya. Tapi jika boleh jujur, ia tak ingin putus dengan Jian karna ia begitu mencintai Jian.

Namun kini, semua kejadian yang telah lalu itu bagai kaset rusak yang terus berputar di pikiran Biyana. Dari awal perjuangannya mendapatkan cinta Jian, hingga sekarang.

"Kak Jian, aku suka kakak. Kakak suka aku gak?"

"Gak"

"Kenapa?"

"Karna gue gak suka aja sama lo" 

———

"Aku suka sama kamu. Ayo pacaran"

———

"Aku mau kita putus"

"Gak! Aku gak mau putus" sela Jian tak terima.

"Apaan sih kak?! Kakak sama Kak Anya aja sana" kata Biyana menepis tangan Jian yang menggenggam lengannya.

"Aku bakal putusin dia Bi.. "

"Gak! Aku gak mau putus Jian!" kata Anya menyela pembicaraan mereka berdua.

"Anya, maaf.. "

"Gak! Kamu bilang kamu sayang sama aku daripada dia. Aku gak mau putus!"

"Ck, selamat ya buat hubungan kalian yang gak sehat ini. Aku pergi.. " pamit Biyana.

"BIYANA!"




























"NANA!" panggil Mahesa sedikit berteriak dari bawah. Pemuda itu rupanya berada di depan gerbang rumah Biyana dan tengah duduk diatas sepeda motornya.

"APA?!" tanya Biyana sedikit berteriak juga takut Mahesa tak mendengarnya, pemuda itu kemudian melambaikan tangannya menyuruh Biyana untuk turun. Dengan malas, Biyana pun turun dan menghampiri Mahesa.

"Kenapa?" tanya Biyana lesu tak bersemangat. Mahesa menatap sendu wajah Biyana yang habis menangis, hidungnya memerah serta matanya yang sembab, terlihat sangat menggemaskan. Ia mencubit pelan pipi Biyana dan mengusak surainya.

"Ayo naik" ajak Mahesa membuat Biyana menatapnya heran.

"Kemana?"

"Jangan banyak tanya. Naik aja"
Biyana masih tetap dalam posisinya, diam tak berkutik dan menatapnya kebingungan membuat Mahesa gemas.

Pemuda itu lalu mengangkat tubuh mungil Biyana dan mendudukkannya di jok belakang. Ia pun menghidupkan motornya dan meminta Biyana untuk pegangan pada tubuhnya dan kemudian menancap gas motornya meninggalkan area rumah Biyana.
























❯───── ✾์ ─────❮






















Mahesa kembali dengan membawa dua buah minuman kaleng untuknya dan Biyana. Pemuda itu menatap sendu Biyana yang terus saja melamun dengan pandangan kosongnya entah sedang memikirkan apa.

Mahesa kemudian melepaskan jaket kulitnya dan memasangkannya pada tubuh Biyana, takut jika gadis itu kedinginan karna angin malam. Biyana sedikit tersentak karna perlakuan Mahesa dan kemudian menatap pemuda itu sejenak lalu menghela napasnya pelan dan setelahnya ia meminum minumannya dengan cepat karna begitu haus.

"Kamu beneran putus sama Jiandra?" tanya Mahesa memecah keheningan diantara keduanya, Biyana pun hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Masih inget kata kata yang dulu pernah aku ucapin gak?" tanya Mahesa dan mendapat respon gelengan dari Biyana.

"Setiap orang butuh rumah untuk pulang. Disaat kamu butuh, aku selalu ada buat kamu Na" kata Mahesa mengingat ingat kembali, Biyana yang mendengarnya hanya bisa tersenyum tipis dan tanpa sadar matanya mulai berkaca kaca, mengingatnya saja sudah bikin Biyana kembali merasa semakin bersalah pada pemuda disampingnya ini.

"Gak selamanya manusia bisa setia sama satu orang Na. Sekalipun dia setia, pasti ada alasan tertentu yang bikin dia tetap bertahan sama orang itu. Manusia juga diciptakan dengan hawa nafsu yang besar, tergantung manusia itu sendiri yang bisa menahannya atau enggak"

"Kegagalan bukan berarti kamu gak berhasil untuk dapat yang terbaik, hanya saja dalam proses untuk mendapatkan yang lebih baik.. "

".. Gagal dalam percintaan kali ini gak bikin kamu gak bisa lanjut dan mencari orang baru yang lebih baik daripada dia. Bisa aja Tuhan kasih kamu orang yang lebih baik dari dia nantinya. Kalaupun mungkin Tuhan tetap bikin kamu sama dia, mungkin kamu lagi diuji untuk menjadi orang yang lebih kuat lagi.. "

".. Ingat, manusia bukan robot. Manusia bisa lelah kapan aja dan butuh istirahat sejenak untuk bangkit kembali. Kamu bisa istirahat kapan aja kalau kamu mulai merasa capek dan lelah dengan keadaan.. Aku ada disini untuk kamu Na" kata Mahesa tersenyum manis kemudian menggenggam tangan Biyana.

"Melepaskan orang yang kita sayang memang menyakitkan, tetapi jika bertahan kepada orang yang kita sayangi itu dan dia tidak pernah peduli terhadap perasaan kita itu jauh lebih menyakitkan"

"Akan ada saatnya kamu dicintai hebat oleh seseorang Na. Mungkin bukan sekarang, bukan dengan Jiandra. Mungkin diwaktu lain, dengan orang yang lain"




























❯───── ✾์ ─────❮
























To Be Continue


YUHUUUUU AKHIRNYA BISA SELESAIIN REVISI 32 CHAP SEBELUMNYA ಥ⁠‿⁠ಥ
akhirnya tidak ada beban lagi ehehe.. maaf jika hasil revisi ini tidak sesuai ekspektasi kalian dan tolong berikan kritik dan saran padaku yaa (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠

Maaf banget kalo semisal endingnya nanti tidak sesuai dengan ekspektasi kalian.. Pokoknya aku bakal berusaha kasih ending yang terbaik o(^▽^)o

Ohyaa.. untuk kalian semangat buat hari ini, besok, lusa, dan hari' berikutnya yahh, have a nice day, be happy and healthy guys!! (♡ᗨ♡)

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang