28. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

125 8 0
                                    

Semenjak kejadian kemarin, dimana ia sedikit bertengkar dengan Jian, pemuda itu kini jarang sekali mengirim pesan atau menghubungi Biyana. Mungkin sibuk dengan tugas kuliahnya, pikir Biyana.

Gadis itupun kembali melakukan aktifitasnya dengan tak semangat seperti biasanya yang ia lakukan disekolah. Seperti belajar ketika diberikan materi oleh guru, makan ketika istirahat tiba atau diam diam saat sedang tak dilihat oleh gurunya ketika menjelaskan sebuah materi di kelas, tidur jika ada jam kosong atau bosan saat guru tengah menjelaskan pelajaran, pulang saat bel sekolah sudah berbunyi atau saat ia ingin bolos pelajaran.

Saat ini, ia tengah melamun dikantin sembari memakan makanannya. Namun bukannya menghabiskan makanannya, ia hanya mengaduknya asal kemudian menghela napasnya kasar dan menatap makanannya tak selera.

"Kak Biyana!" panggil Nadyra yang datang bersama keempat sahabatnya yang lain, namun tak didengar oleh Biyana karna gadis itu tengah asik melamun.

"Kak?" panggilnya sekali lagi seraya mengguncang pelan pundak Biyana.

"E—eh? Kalian? Ada apa?" tanya Biyana terkejut sekaligus kaget melihat kehadiran para sahabatnya.

"Traktir kita dong Bi" pinta Zoesha pada Biyana, gadis itu yang peka pun akhirnya membiarkan para sahabatnya memilih makanan yang mereka inginkan dan ia yang akan membayarnya.

"Ambil aja, gue yang bayar"

"WUHU!! MAKASI KAK BIYANA!" kata Sintya senang.

"Sama sama.. " balas Biyana tersenyum tipis. Melihat senyuman dan respon Biyana yang tak seperti biasanya, membuat Giselle bertanya padanya.

"Lo kenapa? Lagi ada masalah ya?"

"Hah? E—enggak kok.. "

Giselle menatap Biyana khawatir, takut jika gadis itu sedang berusaha menutupi permasalahannya dan lebih takutnya lagi jika gadis itu nantinya akan berbuat nekat saat ia tengah dilanda depresi.

"Lo serius gapapa kan?" tanya Giselle memastikan.

"Iya gue gapapa kok"

Mereka pun menghabiskan semua makanan yang mereka pesan dengan dibayar oleh uang Biyana, ditraktir katanya. Biyana yang tadinya tak berselera makan pun akhirnya ikut menghabiskan makanannya kembali setelah terhibur dengan candaan yang diberikan para sahabatnya. Mood-nya kini sudah sedikit membaik berkat kehadiran para sahabatnya di sisinya.

"Huftt, kenyang banget" kata Sintya senang kala perutnya sudah terasa kenyang.

"Ke perpustakaan yuk? Ngadem" usul Davina.

"AYO!"

Memang paling pas adalah ketika sudah kenyang langsung tidur, seperti yang dilakukan oleh keenam sahabat ini yang menumpang tidur di perpustakaan yang memiliki AC didalamnya. Tak patut ditiru memang, tapi tak apa karna ternyata mereka tengah menikmati jam kosong karna para guru tengah mengadakan rapat.

Mereka berenam berjalan beriringan menuju perpustakaan, namun ditengah perjalanan Biyana berhenti seketika karna mendapat sebuah notifikasi beruntun dari ponselnya yang mengalihkan fokusnya. Ia pun segera melihat ponselnya lalu membuka roomchat sebuah nomor asing yang mengiriminya sebuah video rekaman.

+628***********

"send a video, 00.10"
"send a video 00.25"
"send a video 00.45"

Biyana segera membuka video rekaman berdurasi pendek tersebut karna begitu penasaran. Betapa terkejutnya ia ketika melihat video rekaman tersebut yang diambil dari sebuah bar tengah memperlihatkan seorang wanita yang sedang mabuk dan mencium pria dihadapannya yang ia yakini pria itu adalah Jiandra Aksaranatha, kekasihnya sendiri.

Video pertama, menampilkan kerumunan orang orang yang tengah asyik berdansa ria mendengarkan musik yang mengalun kencang sembari memegang botol alkohol dan saling bersulang. Video kedua, menampilkan beberapa pemuda pemudi yang tengah mengadakan sebuah challenge, sepertinya truth or dare. Dan video ketiga, menampilkan tantangan yang diterima oleh seorang gadis yang sepertinya tantangan itu berisi tentang "cium orang yang kau sukai, disini". Gadis itu kemudian mencium salah satu pemuda yang tengah meminum alkoholnya dan berhenti seketika karna ciuman tiba tiba yang diberikan oleh lawan mainnya. Ciuman tersebut bukanlah kecupan singkat, melainkan sebuah ciuman dalam yang disertai lumatan.

Video itu berakhir di detik ke 45 yang telah selesai menampilkan sebuah adegan yang membuat hati Biyana sakit. Ia tak dapat membendung air matanya, meloloskan seluruh cairan bening yang berada dipelupuk matanya begitu saja.

Giselle, selaku orang yang tadi sedang jalan berdampingan dengan Biyana melihat gadis itu berhenti jauh dibelakangnya dan tengah menangis membuat dirinya kembali menghampiri Biyana yang tertinggal jauh dibelakang sana dan menatapnya khawatir.

"Biyana lo kenapa nangis?" tanya Giselle khawatir melihat Biyana yang terisak pelan menggenggam erat ponsel ditangannya.

"Kak Ji hiks.. "

Giselle tak mengerti apa yang di katakan Biyana, gadis itupun memberikan ponselnya pada Giselle guna memberi tau gadis itu apa yang membuatnya menangis. Giselle sama terkejutnya dengan Biyana dan menatap video tersebut dengan tatapan jijik tak suka.

"Brengsek! Kak Jian selingkuh dari lo. Lo harus putusin dia sekarang juga"



























❯───── ✾์ ─────❮



















































To Be Continue

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang