36. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [ᴇɴᴅ]

399 9 0
                                    

Biyana duduk disalah satu bangku kosong di sudut ruang kelasnya, ia termenung menatap ke arah jendela seraya menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya hingga ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba datang dan menepuk pundaknya, ia adalah Giselle. Gadis itu tersenyum manis dan menyodorkan sebuah yoghurt stroberi pada Biyana.

"Jangan melamun terus. Mikirin apa sih?" tanya Giselle. Biyana pun hanya terdiam seraya menatapnya kemudian beralih pada yoghurt pemberiannya.

"Makasih ya" balas Biyana tanpa menjawab pertanyaan Giselle, membuat gadis itu menghela napasnya kasar. Giselle kemudian merangkul pundak Biyana dan menatapnya dalam.

"Kalau ada masalah itu cerita bukannya dipendem sendirian. Gue disini sebagai sahabat lo, lo bisa percaya sama gue buat berbagi keluh kesah. Jadi jangan merasa sendirian"

Setelah mengatakan itu, Giselle dengan tidak sopannya malah meminum yoghurt pemberiannya yang baru saja ia berikan pada Biyana, aneh.

"Mengikhlaskan memang gak mudah, tapi lo harus berusaha menerima keadaan. Mau bagaimanapun ini semua udah takdir Tuhan, kalo lo gak terima dan berlarut larut dalam kesedihan itu namanya lo gak percaya sama kuasa Tuhan" lanjutnya seraya meminum habis yoghurt Biyana membuat gadis itu menghela napasnya.

"Iya gue gak akan sedih lagi abis ini. Bener kata lo, mungkin mengikhlaskan adalah pilihan yang terbaik daripada harus mengungkit ungkit dan berputus asa dengan keadaan" jawab Biyana setelah terdiam cukup lama.

"Yah.. seenggaknya lo gak sampe stres dan berpikiran buat ikut nyusul mereka kesana" balas Giselle.

"Gue juga gak mau mati dulu kali. Lagipula banyak orang yang gue sayang disini. Gimana nasib mereka coba kalo gue pergi ninggalin mereka? Mereka pasti sedih, termasuk lo juga, ya kan?" tanya Biyana yang menatap Giselle membuat gadis itu segera mengalihkan pandangannya.

"Gak tuh!" jawab Giselle tak acuh. Biyana pun tersenyum tipis mendengarnya.

"Kalian semua lebih dari keluarga yang aku punya. Tolong jangan pergi lagi, siapapun itu.. "































  ❯───── ✾์ ─────❮ 

























Biyana menatap parkiran sekolahnya yang telah sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang masih terparkir disana, mungkin milik para guru yang masih memiliki pekerjaan lain atau lembur.

Seluruh teman temannya pun sudah pulang ke rumahnya masing masing, mengistirahatkan diri mereka dari penatnya pelajaran sekolah atau ada yang sekedar menghibur diri disuatu tempat untuk mengalihkan penat.

Gadis itu kemudian menghela napasnya pelan, menatap sekitarnya dan kembali mengingat memori dimana tempat yang ia pijak saat ini adalah tempat yang memiliki memori tersendiri dalam benaknya bersama orang tersayang.

"Kak Jian.. "

Biyana menggelengkan kepalanya, berusaha menepis dan mencoba melupakan kenangan manis yang sulit ia lupakan bersama Jiandra.

"Inget kata Giselle, lo harus ikhlas dan coba pelan pelan lupain semuanya" monolog Biyana bersungguh sungguh pada dirinya sendiri. Ia kemudian menarik napas dalam sebelum menghembuskannya pelan seraya mengepalkan tangannya kuat untuk menyemangati dirinya sendiri.

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang