27. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [⚠]

354 8 2
                                    

Biyana benar benar tak menyukai situasi ini, menurutnya situasi ini begitu canggung dan menakutkan baginya. Dimana Jian, kekasihnya yang tiba tiba datang bertamu ke kediamannya, namun ternyata masih ada kehadiran Mahesa yang tengah duduk santai di dalam rumahnya. Mereka bertemu, saling menatap tajam satu sama lain seperti siap ingin membunuh lawannya kapan saja.

"Ngapain lo disini?" tanya Jian sinis seraya tak lepas menatap Mahesa dengan tatapan yang begitu tajam setajam mata pisau sehabis diasah.

"Bukan urusan lo, gue disini jagain Biyana kok" kata Mahesa jujur.

Ya, pemuda itu memang berkata jujur soal menjaga Biyana. Tentang kejadian kemarin, ia ternyata mampu menahan nafsunya dan tak sampai kelepasan untuk melanjutkan ke 'proses' selanjutnya. Ia hanya melakukan sedikit 'pemanasan' bersama Biyana dan berakhir bermain solo dikamar mandi.

"Ck, modus. Bilang aja lo mau deket deket sama cewe gue"

Mahesa menatap Jian seraya tersenyum remeh "Kalo iya kenapa?" tanyanya seolah menantang, membuat pemuda dihadapannya mengepalkan tangannya erat menahan emosi.

"Gue ingetin sama lo buat jauhin Biyana, jangan deket deket sama dia"

"Ngatur, memangnya lo siapa?"

"Gue pacarnya"

Oke, Mahesa diam. Ia tak sanggup berkutik lagi jika sudah seperti ini karna merasa dirinya tak punya status apapun yang pasti terhadap Biyana. Membuatnya hanya menatap diam dan tak suka sosok Jian dihadapannya.

Biyana, gadis itu hanya menatap kedua pemuda yang tengah berbincang itu dari kejauhan. Ia tak ingin merusak suasana yang membuat keduanya mungkin bisa jadi akan tiba tiba berkelahi karenanya.

"Aku pulang ya Na. Makasi buat malam panjangnya" kata Mahesa tersenyum miring dan menekankan nada diakhir kalimatnya agar Jian dapat mendengarnya dengan jelas, kemudian pemuda itu menghampiri Biyana lalu mengecup pucuk kepala gadis itu dan membuatnya terkejut setengah mati.

"I-iya kak, sama sama.. " balas Biyana gugup ketika melihat sorot mata Jian yang begitu tajam mengarah  padanya.

Mahesa pun kemudian pamit pergi dari rumah Biyana, tak lupa ia tersenyum dan menatap Jihoon remeh "Jaga Biyana baik baik, kalo lo gak mau dia nyelir sama gue" kata Mahesa terkekeh lalu kemudian benar benar pergi meninggalkan Jian yang lagi lagi mengepalkan tangannya erat dan mengumpat dalam diam, menatap tak suka kepergiannya.

Jian kemudian beralih menatap Biyana yang tak jauh dari jangkauannya lalu mendekat kearahnya dengan tatapan tajam mengintimidasi membuat gadis dihadapannya menunduk takut dan mundur untuk menghindarinya, namun bukannya terhindar ia malah semakin terpojokan di dinding dan kemudian dikukung oleh kedua lengan Jian.

"Kamu ngapain aja sama dia?" tanya Jian dingin  membuat gadis dihadapannya menunduk ketakutan.

"A-aku g-gak ngapa ngapain k-kok.. " lirih Biyana takut dengan suara bergetar.

"Kenapa kamu izinin laki laki lain masuk kerumah?" tanya Jian lagi, namun tak dibalas oleh Biyana. Gadis itu semakin menunduk ketakutan ketika mendengar nada bicara Jian yang semakin dingin, mengintimidasi, dan menakutkan baginya.

Pemuda itu kemudian mengangkat dagu Biyana membuat gadis itu mendongak menatapnya. Detik berikutnya, ia mulai mencium Biyana dan tak membiarkan gadis itu menolak.

Jian mencium Biyana kasar dari biasanya, membuat gadis itu kewalahan menghadapi ciuman yang Jian berikan. Biyana meremat kuat baju yang dikenakan Jian ketika pemuda itu dengan gencar mulai menginvasi rongga mulutnya dalam, tak memberikannya celah untuk menghirup oksigen.

"Eunghh.. " lenguh Biyana ketika Jian yang tak habisnya melumat dan menyesap kasar bibirnya. Pemuda itu juga memperkerjakan tangannya mengelus pinggang Biyana sensual, naik dan naik hingga menahan tengkuk gadis itu agar tetap berada pada posisinya.

Bunyi decapan ciuman itu semakin terdengar jelas ketika Jian tak kunjung menyelesaikan kegiatannya, namun  malah semakin menambah tempo ciumannya. Biyana yang merasa kehabisan oksigen menepuk kasar dada Jian agar pemuda itu segera mengakhiri sesi ciumannya, membiarkannya menghirup pasokan oksigen kembali.

Akhirnya ciuman tersebut lepas dan membuat Biyana kembali menghirup oksigen dengan rakus, pun dengan Jian. Bibir gadis itu kini membengkak dan merah akibat ulah Jian.

"Aku gak suka liat kamu sama Mahesa, jauhin dia"
































❯───── ✾์ ─────❮















































To Be Continue


semangat buat kalian menjalani hari besok dan hari hari berikutnya, have a wonderful day guysss >"<  !!!

maaf banget malem' begini ak membawakan chap yg begitu ambigu lagi untuk kalian ㅠ_ㅠ.. semoga pikiran kalian tidak terkontaminasi banyak dengan cerita ini yaa :)))

good night guyss!! have a good sleep n sweet dream
papaiii ❤❤❤

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang