O5. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

299 19 0
                                    

Semenjak kejadian dimana Mahesa menciumnya, Biyana sedikit menjaga jarak ketika bertemu dengan pemuda itu disekolah karna ia merasa sedikit canggung. Sebaliknya, ia malah semakin dekat dengan Jian, kemanapun pemuda itu pergi Biyana selalu mengikutinya.

"Lo bisa gak sih gak usah ngikutin gue terus?!" tanya Jian kesal.

"Gak bisa"

"Sekali lagi lo ngikutin gue, jangan harap lo bisa ngobrol lagi sama gue" ancam Jian.

"Ih? Kok gitu kak? Jangan dong.. "

"Yaudah jangan ngikutin gue terus"

"Huh.. iya deh.. "

Jian kembali berjalan seperti biasa, namun Biyana masih tetap mengikutinya. Ia mulai mempercepat langkahnya, namun gadis itupun tetap terus mengikutinya. Jian yang kesal akhirnya berlari pergi meninggalkan Biyana. Tetapi, sama seperti tadi Biyana pun masih berusaha untuk mengikuti dan mengejarnya.

Jian yang lelah pun berhenti berlari, kemudian ia menatap marah Biyana yang terus saja membuntutinya kemanapun ia pergi.

"Mau lo apa sih?! Jangan ganggu gue! Mending lo pergi sana!" usir Jian yang marah dan muak dengan tingkah laku Biyana yang menurutnya sudah kelewat batas.

"Maaf Kak Ji..."

"Lo kalo suka sama gue gak gini caranya, gue muak tau gak!"

Biyana yang mendengarnya merasa sedih dan kecewa. Sebenarnya tujuan Biyana mengikuti kemanapun Jian pergi adalah untuk mengenal pemuda itu lebih dekat, namun Jian yang tak menyukainya terus mengabaikan dan menghindarinya.

"Maaf Kak.. " kata Biyana terisak pelan mendengar bentakan Jian.

Bugh!

Seseorang tetiba datang dan langsung meninju tepat di wajah Jian yang membuat pemuda itu tersungkur ke tanah. Orang itu adalah Mahesa Byanthara.

"Lo! Apa apaan sih anjing?!"

"Lo yang kenapa? Lo apain Biyana hah?!" tanya Mahesa marah lalu mencengkeram kerah seragam Jian karna melihat Biyana yang tengah terisak pelan akibat bentakan Jian.

"Ck.. dia gak gue apa apain!" kata Jian tak terima ketika dirinya dituduh.

"Bohong lo" kata Mahesa tak percaya.

Bugh! Bugh! Bugh!

Mahesa kembali meninju Jian dengan brutal, Jian yang tak mau kalah pun membalasnya. Terjadi baku hantam antara mereka berdua dan membuat Biyana yang melihatnya pun berusaha melerainya, namun ia malah terkena serangan salah sasaran Jian.

"Akhh.. "  ringis Biyana.

"HEI KALIAN! MAHESA! JIANDRA! BERHENTI BERKELAHI!"

Beruntunglah datang seorang guru yang tak sengaja lewat dan langsung melerai mereka berdua yang sudah babak belur akibat berkelahi.

"Kalian berdua ikut saya ke ruang BK" kata guru tersebut.














❯───── ✾์ ─────❮



















"Kenapa kalian berdua bisa berkelahi?" tanya Pak Guru menginterogasi keduanya.

"Dia duluan yang nonjok saya pak" tunjuk Jian pada Mahesa.

"Dia yang bikin Biyana nangis pak" kata Mahesa menunjuk balik Jian, membuatnya menatap tak suka pemuda disampingnya karna ia dituduh sembarangan.

"Biyana apa benar?" tanya Pak Guru pada Biyana, bukannya menjawab gadis itu malah menundukkan kepalanya.

"Ini cuma kesalahpahaman doang kok Pak" kata Jian yang mencoba menjawab pertanyaan gurunya.

"Huh.. baiklah. Lain kali kalian bisa berbicara baik baik dan tidak harus berkelahi seperti tadi lagi. Ingat"

"Baik pak" jawab mereka berdua.

"Baiklah obati luka kalian di UKS dan Biyana, bapak minta tolong bantu mereka untuk mengobati lukanya ya"

"Baik pak.. "
















❯───── ✾์ ─────❮


















Biyana mengambil kotak P3K, dan ingin segera mengobati luka keduanya. Namun, ia bingung mana yang harus ia obati lebih dulu. Tanpa berpikir panjang pun, gadis itu langsung mengambil kapas dan alkohol guna mengobati luka Jian.

Mahesa lagi lagi menatap Jian tak suka karna ia yang lebih dulu diobati oleh Biyana.

"Shh.." ringis Jian kesakitan.

"Maaf Kak, ini semua salah aku.. "

"Ini bukan salahmu kok, jelas salah dia" kata Mahesa kukuh pendirian dan menunjuk tepat diwajah Jian, membuat pemuda disampingnya hanya menatapnya datar dan mengabaikannya saja.

Biyana dengan perlahan dan telaten mengobati luka Jian. Setelah selesai, ia pun beralih untuk mengobati luka Mahesa.

"Shh.. Sakit Na.. " ringis Mahesa menggenggam pergelangan tangan Biyana untuk menahan rasa sakit.

"Ck lebay" batin Jian tak suka melihat Mahesa yang pura pura kesakitan.

Setelah selesai mengobati luka keduanya, Biyana kembali merapihkan kotak P3K dan menaruh ditempatnya semula. Bicara tentang Jian, ia sudah pergi lebih dulu meninggalkan keduanya ketika Biyana sedang sibuk  mengobati luka Mahesa.

"Na, kenapa kamu lebih suka Jian yang gak nganggep kamu. Kenapa kamu gak suka aku aja.. "





















❯───── ✾์ ─────❮































To Be Continue

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang