O9. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

155 14 0
                                    

"Woi Zeyu!" panggil seseorang ketus dari kejauhan.

"Giselle? Lo disini juga? Udah lama ya gak ketemu, gimana kabar lo?" kata Zeyumi mengulurkan tangannya berniat mengajak Giselle berjabat tangan, namun gadis itu malah menepis kasar tangan Zeyumi dan menatapnya dingin.

"Apa tujuan lo sekolah disini?" tanya Giselle seolah tau maksud dan tujuan kedatangan Zeyumi.

"Apa ya..? Cari teman mungkin" kata Zeyumi berpose berpikir apa saja yang mungkin akan dia lakukan disekolah ini.

"Kalo lo mau ganggu gue dan Yoshi lagi, gue pastiin lo keluar dari sekolah ini" ancam Giselle.

"Woah.. tenang dong, mainnya jangan pake cara kasar cara halus aja"

"Ck.. basi lo anjing"

Dari kejauhan datanglah seorang pemuda yang sedikit berlari untuk menghampiri Giselle, pemuda itu adalah Yovandra Ganeswara, kekasih Giselle. Sepertinya pemuda itu ada perlu dengan kekasihnya, dilihat dari cara dia berlari dengan tergesa menghampiri Giselle.

"Giselle!"

"Yovan? Hai! Udah lama gak ketemu ya..?" sapa Zeyumi senang setelah melihat kedatangan pemuda itu.

Yovan, pemuda itu terkejut melihat kehadiran Zeyumi. Mantan pacarnya dulu yang sempat menghilang pergi meninggalkannya. Disaat Yovan sedang jatuh cinta sedalam dalamnya pada Zeyumi, ia malah ditinggalkan begitu saja oleh gadis itu tanpa alasan.

Namun seiring berjalannya waktu, Yovan mulai melupakannya dan belajar untuk membuka hati pada orang lain, Giselle contohnya. Yovan dan Giselle sudah menjalin hubungan hampir satu tahun lamanya.

"K-kamu disini? Ng-ngapain?" tanya Yovan terkejut.

"Aku mau ketemu kamu.. " jawab Zeyumi memancing Giselle yang tengah mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

"Maaf aku udah punya Giselle, jangan dateng lagi ke kehidupan aku. Kita udah punya jalan masing masing. Selamat tinggal.. " kata Yovan kemudian menggandeng tangan Giselle dan membawanya pergi meninggalkan Zeyumi yang terdiam membisu mendengar perkataannya barusan.

"Ck.. liat aja kalian semua akan hancur"





































❯───── ✾์ ─────❮









































"Hai Biyana!"

"E-eh? Zeyumi ada apa?"

"Ini buat kamu" kata Zeyumi menyodorkan sebotol yoghurt kesukaan Biyana.

"Wah.. buat aku? Makasi ya.. " kata Biyana tersenyum manis, Zeyumi pun membalasnya. Namun bukan senyuman seperti biasanya, lebih terlihat seperti sebuah seringaian kecil.

Biyana pun mulai meminum habis yoghurt pemberian Zeyumi. Namun selang beberapa menit kemudian, gadis itu mulai merasakan mual dan sakit pada perutnya yang teramat membuatnya pun lantas bergegas pergi ke toilet.

"Huek.. Huek.. "

Biyana terengah setelah memuntahkan isi perutnya, namun sakit diperutnya tak kunjung hilang. Ia meremat kuat seragamnya, dan kemudian tiba tiba seseorang datang dan menatap heran Biyana yang tengah memegangi perutnya dengan raut wajah kesakitan.

"Lo kenapa? Sakit perut?" tanya Giselle pura pura peduli padahal dirinya merasa sangat khawatir melihat raut wajah Biyana yang seperti menahan sakit.

Tak menjawab pertanyaan Giselle, Biyana kembali memuntahkan isi perutnya. Giselle yang melihatnya pun menjadi sangat khawatir. Entah mengapa, biasanya ia akan bersikap tidak peduli pada Biyana namun sekarang sepertinya tidak.

"Biyana? Lo kenapa? Kita ke UKS ya?" ajak Giselle, Biyana hanya menggelengkan kepalanya pelan. Detik berikutnya gadis itupun tiba tiba jatuh pingsan.

"Biyana! Bangun Bi!" kata Giselle menopang tubuh Biyana dan menepuk pelan pipinya. Tak ada pilihan lain, ia pun akhirnya menelpon seseorang untuk membantunya.

"Mahesa tolong bantuin gue! Biyana pingsan"






































❯───── ✾์ ─────❮









































2 jam Biyana tak kunjung sadarkan diri, Mahesa sangat khawatir dibuatnya sampai dirinya meninggalkan jam pelajaran sekolahnya untuk menjaga Biyana di UKS.

"Lo tau dia kenapa?" tanya Mahesa pada Giselle.

"Gue gak tau, gue cuma liat dia ditoilet lagi muntah terus tiba tiba pingsan"

Jawaban yang kurang menyakinkan bagi Mahesa membuatnya semakin khawatir pada Biyana yang masih belum sadarkan diri.

Namun menit berikutnya ia melihat sebuah pergerakan dari Biyana yang mulai sadarkan diri. Gadis itupun mulai membuka kedua kelopak matanya dan menatap bingung sekelilingnya.

"A-aku.. kenapa bisa disini..?" tanya Biyana bingung memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Lo tadi pingsan makanya dibawa kesini" jawab Giselle.

"Lo yang bawa gue?"

"Bukan lah, tuh dia" tunjuk Giselle pada Mahesa.

"Kak Mahesa? Kakak gak ke kelas?"

"Ngapain aku di kelas disaat kamu pingsan disini. Siapa yang ngelakuin ini sama kamu?" tanya Mahesa khawatir.

"Aku gak inget. Tapi seinget aku tadi Zeyumi ngasih aku yoghurt terus abis itu aku sakit perut sama mual" kata Biyana menceritakan sembari mengingat kejadian sebelum dirinya pingsan.

"Lo ketemu sama Zeyumi?! Dia ngasih lo yoghurt?!" tanya Giselle terkejut. Biyana mengangguk sebagai jawaban dan membuat Giselle semakin terkejut setengah mati. Apa mungkin target Zeyumi kali ini adalah Biyana?, pikirnya.

"Kenapa sama Zeyumi? Siapa dia?" tanya Mahesa yang tidak mengenal Zeyumi.

"Lo jangan deket deket sama Zeyumi, kalo lo gak mau celaka" kata Giselle berencana pergi meninggalkan Biyana dan Mahesa. Namun sebelumnya, Mahesa menahan pergelangan tangan Giselle membuat gadis itu berhenti melangkah.

"Maksudnya apa tentang Biyana yang celaka? Apa memangnya yang bakal dilakuin sama Zeyumi?" tanya Mahesa penasaran.

"Gue gak tau apa yang bakal dilakuin sama Zeyumi. Lo jagain aja tuh Biyana jangan sampe dia celaka karna kelalaiannya sendiri" kata Giselle melepas genggaman Mahesa yang menahannya lalu melenggang pergi begitu saja menimbulkan tanda tanya besar dibenaknya.










































❯───── ✾์ ─────❮

























































To Be Continue

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang