O7. ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ

169 15 2
                                    

"Pagi Kak Biyana!" sapa Nadyra ramah seraya tersenyum manis. Biyana yang melihatnya tak membalas sapaan gadis tersebut, ia hanya melewati dan mengacuhkannya begitu saja.

Nadyra menatap heran kepergian Biyana. Biasanya se-badmood apapun Biyana ia tetap membalas sapaan orang lain, namun kali ini berbeda. Nadyra jadi merasa tak enak pada Biyana, "apakah ia punya salah pada Biyana?"  sampai gadis itu tak ingin sekedar balik menyapanya atau menatapnya sekalipun.

Jika mungkin benar Nadyra punya salah, ia akan segera meminta maaf nantinya saat bertemu lagi dengan Biyana ketika istirahat atau sepulang sekolah.








































❯───── ✾์ ─────❮



































"Kamu kenapa? Kok cemberut gitu?" tanya seorang pemuda pada Nadyra karna melihat raut wajah masam gadis itu, bukannya menjawab gadis itu hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Cerita aja gapapa aku dengerin, ada apa?" tanya pemuda itu sekali lagi.

"Huftt.. Gini Kak Kevin.. Kak Biyana kayanya marah sama aku tapi masalahnya aku merasa gak ngelakuin apa apa. Menurut Kak Kevin kenapa ya? Salah aku apa?"

Kevin Alkanaputra, pemuda itupun ikutan bingung harus menjawab seperti apa karena ia pun tak tau apa akar permasalahannya.

"Hm.. coba deh kamu inget inget, kamu pernah buat kesalahan tanpa disengaja yang kamu gak sadar?"

"Aku gak inget, tapi.. kemarin aku pulang bareng sama Kak Jiandra. Apa jangan jangan Kak Biyana marah karna itu?" pikir Nadyra menopang dagunya.

"Bisa jadi! Lagipula ngapain sih kamu pulang bareng sama dia? Kan udah aku bilang naik taksi aja atau jangan bareng dia" 

"Ya abisnya Kak Jiandra maksa aku buat dianter. Aku udah nolak tapi dia maksa terus"

"Yaudah lain kali jangan sama dia lagi ya?"

"Iya.. "

"Good girl"



































❯───── ✾์ ─────❮





































Di taman belakang sekolah Biyana duduk menyendiri dibawah pohon, menghirup udara segar dan menatap kosong dedaunan yang berguguran jatuh ke tanah.

"Kak Biyana!"

Biyana mendongak menatap orang yang memanggilnya, Nadyra Arunika lagi. Biyana hanya menatapnya sebentar kemudian membuang pandangannya ke lain arah.

"Kak Biyana marah ya sama aku?" tanya Nadyra mendudukkan dirinya disamping Biyana. Gadis itu tak menjawabnya, ia hanya terdiam mengabaikan Nadyra disampingnya.

"Soal kemarin.. " Nadyra menarik napas dalam sebelum menceritakannya pada Biyana.

"Kemarin aku dipaksa Kak Jian buat pulang bareng sama dia, tadinya aku mau pulang naik taksi aja tapi Kak Jian tetep maksa aku buat ikut pulang dianter sama dia. Jadi aku mohon sama Kak Biyana jangan salah paham ya?" kata Nadyra menjelaskan tentang peristiwa kemarin yang terjadi antara Jiandra dengannya.

ꜰʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang