Chapter:01

38.9K 3.3K 58
                                    

Happy reading
.

.


Asia Medika. Indonesia.
08:00 Wib.

Mata indah itu terbuka setelah seminggu lamanya terpejam. Mata indah itu mengerjab beberapa kali sebelum akhirnya menatap sekitarnya.

"Gue masih hidup?" Lirihnya dengan tatapan bingung.

Ya ia adalah Zian Sebastian yang memilih mengakhiri hidupnya di Rooftop salah satu pusat perbelanjaan sekitar seminggu yang lalu.

Mustahil ia masih bisa selamat,  Zian menghela nafas lalu meringis ketika merasakan kepalanya berputar dan beberapa ingatan samar menerobos masuk.

"Argh!"

Zian meremat surai hitamnya ketika merasakan rasa sakit yang semakin intens ia rasakan. Kenapa ingatan asing ini begitu menyakitkan? Siapa pemilik ingatan ini?.

Rasa sakit itu perlahan memudar dan menghilang meninggalkan Zian yang menatap kosong kearah langit-langit ruangan.

"Gila"

Jiwanya tanpa sengaja memasuki raga seorang pemuda bernama Zion yang meninggal dihari yang sama namun dengan cara yang berbeda.

"Zion ya?" gumamnya lalu mengangkat tangannya, menatap tangan bebas infus tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kita panggil Zian dengan nama Zion sekarang ok.

Zion mendudukkan dirinya dengan sekuat tenaga mengingat bahwa tubuh ini masih lemah karena baru bangun dari tidur cukup panjangnya.

Ia menyandarkan kepalanya dikepala ranjang yang empuk, ia tahu bahwa ruangan yang ia tempati ini adalah ruang VVIP dan ia juga bersyukur bahwa orangtua satu itu sedikit perduli.

Cklek..

CLANG!!

Seorang perawat menjatuhkan nampan berisi beberapa suntikan dan obat begitu membuka pintu ruangan dan mendapati pasien istimewa itu telah sadar.

"Ada apa dengannya?" Gumam Zion membuat Perawat tersebut tersentak lalu menatap rekannya dan berbicara.

"Panggil dokter Xion Sel" ucapnya yang diangguki dengan cepat oleh Selli, rekan seperjuangannya.

Selli berjalan keluar lalu berlari ke arah ruangan dokter yang dimaksud yang berada tak jauh dari ruangan Zion dirawat.

Sedangkan perawat lainnya membersihkan kekacaun yang sempat ia lakukan.

Tap

tap

tap

"Dokter Xion" Sapa perawat tersebut sembari membungkukkan tubuhnya sedikit yang dijawab dengan deheman dan anggukan dari dokter yang dimaksud.

Dokter tampan dengan name tag Xion Alexander yang tak lain adalah sepupu dari pihak ayahnya berjalan menghampiri Zion dengan wajah datar tanpa ekspresi dan tatapan dingin yang ia layangkan pada Zion.


Zion hanya diam sembari menatap dokter didepannya dengan ta tatapan tidak kalah tajam.

Xion meraih peralatannya lalu mulai memeriksa kondisi tubuh adik sepupunya dengan teliti.

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang