Chapter:11

29.5K 2.7K 40
                                    

Happy Reading
.

.

.

Voment guys...
.

.

.

Zion mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata dengan pikiran yang mengarah pada tubuh lamanya.

Ia ingin mencari info tentang tubuh lamanya yang ia tafsirkan pasti sudah dalam bentuk makam.

Hanya ingin melihatnya untuk terakhir kalinya.

Citt!!

Zion menghentikan laju motornya ketika seorang anak kecil berlari kejalan, tepatnya didepan motornya.

Beruntung ia bisa mengrem motornya tepat waktu jika tidak? Ah ia tidak bisa membayangkannya.

Ibu dari anak kecil tersebut Berlari menghampiri sang anak yang masih terdiam sembari menatap Zion yang berada didepannya.

Motornya dan tubuh anak kecil tersebut hanya berjarak 1 meter, nyaris saja.

"Ya ampun anakku!! Untung aja nggak ketabrak! Kan mama udah bilang jangan main dijalanan! Maaf ya nak" Ujar Wanita tersebut.

Zion tertegun ketika menyadari bahwa wanita tersebut adalah wali kelasnya dulu saat masih berada di tubuh lamanya.

"I-iya nggak papa bu" Balas Zion setelah beberapa menit terdiam.

"Mampir ke rumah ibu dulu yuk, Kamu pasti masih syok karena kejadian tadi" Ucap wanita yang bernama Ziska tersebut.

Zion mengangguk lalu membawa motornya ke pekarangan rumah Ziska yang ternyata berada tak jauh dari jalan tersebut.

Zion turun dari motor, membuka helm yang menutupi wajahnya lalu meletakkannya diatas motor dan mencabut kunci motornya.

"Ayo masuk nak, maaf ya rumah ibu berantakan" Ujar Ziska membuat Zion tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Nggak papa kok Bu"

Zion memasuki rumah tersebut setelah membuka sepatunya dan menduduki sofa berwarna maroon tersebut.

"Ibu kedapur dulu ya, tunggu disini nak" Ujar Bu Ziska yang diangguki oleh Zion.

Zion menatap ruang tamu yang tidak terlalu besar tersebut, ruang tamu ini terlalu banyak kenangan untuknya dan disini pula ia banyak belajar untuk kompetisi antar sekolah dulu.

"Silakan diminum dulu nak" Ujar Bu Ziska membuat Zion mengalihkan atensinya.

"Iya bu Terima kasih" Balas Zion lalu meminum minuman segar yang disuguhkan kepadanya.

"Bu saya boleh bertanya?"

"Iya silakan, apa yang mau ditanyakan nak?"

"Ibu kenal Remaja yang namanya Zian Sebastian putra dari Bapak Vino sebastian?" Tanya Zion membuat Ziska terdiam.

"Saya kenal, dia siswa kebanggaan sekolah hope dulu, anaknya pinter, baik meskipun cuek dan dingin" Ujar Ziska.

Zion menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya ketika dipuji.

"Kalau ibu boleh tahu, Kamu sama Zian ada hubungan apa?" Tanya Ziska.

"Saya sahabat virtualnya Zian bu, Mau mengunjungi dia, Ibu tahu alamat rumahnya Zian?" Balas Zion dengan kebohongan.

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang