Chapter:07

32K 2.9K 43
                                    

Happy Reading.
.

.

.

Voment guys...

.

.


Axel melirik Zion yang tengah menatap pemandangan dari kaca mobilnya.

"Maafin gue" Ucap Axel memecah keheningan didalam mobil dan mengalihkan atensi Zion.

"Hm. Makasih buat yang tadi" Balas Zion membuat senyum Axel tersinggung lalu menganggukkan kepalanya.

"Mau jalan-jalan dulu?" Tawar Axel membuat Zion menganggukkan kepalanya. Lagipula pikirnya tidak buruk berdamai dengan Axel.

Axel berbeda dari yang lainnya. Menurut ingatan Zion sebelumnya, Axel hanya cuek dan selalu menatapnya datar tanpa memukul ataupun mengucapkan kalimat-kalimat menyakitkan untuk Zion sebelumnya.

"Kita kemana?" Tanya Zion begitu mobil yang dikendarai Axel melewati Jembatan dengan panorama Laut yang indah.

"Pantai" Jawab Axel.

Tidak lama Axel memarkirkan mobilnya ketika dirinya telah tiba diarea parkiran, mereka hanya butuh berjalan kaki beberapa menit sebelum akhirnya tiba di pantai.

"Yuk"

Zion melepas sepatunya dan kaos kaki yang ia kenakan dan meletakkannya didalam mobil diikuti Axel lalu berlari kearah pantai dengan riang.

Bermain dengan ombak sembari menunggu sunset keluar hingga ia kelelahan dan mendudukkan dirinya dipasir putih.

"Gue cinta laut tapi tidak dengan kedalamannya" Gumam Zion sembari menatap lurus kelautan biru didepannya tersebut.

Ini adalah kali pertamanya ia ke pantai. Selama 17 tahun ia hidup dirinya belum pernah diajak ke pantai oleh siapapun itu.

Baik keluarga, teman maupun kerabatnya. Tidak perlu ditanya alasan karena itu hanya akan membuka lama lama yang selalu berusaha ia pendam.

Ia hanya selalu disuruh belajar tanpa mengenal waktu, dan dirinya kehilangan waktu sendiri karena hal itu.

Puk!

"Kenapa melamun?"

Zion tersentak lalu menoleh kearah Axel yang tengah merangkulnya lalu menggelengkan kepalanya.

Rasanya aneh ketika dirangkul. Hangat dan nyaman, apakah rangkulan sang abang seperti ini?.

"Gue boleh nggak sih anggap lo abang gue xel?" Gumam Zion membuat Axel yang tengah menatap laut menoleh kearahnya.

"Boleh. Gue kan emang abang lo Zi. Maafin gue ya" Balas Axel sembari tersenyum dan mengusak surai Hitam Zion.

"Makasih" Lirih Zion lalu kembali menatap sunset yang telah keluar bersama Axel yang masih merangkulnya.
.

.

.
Mansion Alexander.
19:00 Wib.

Vania mengigit kuku jarinya sembari berjalan mondar-mandir ketika panggilan teleponnya kembali tidak dijawab.

Kedua putranya belum pulang dan waktu sudah menunjukkan pukul 19:00 wib.

Sedangkan menurut Jeff, Axel telah pulang bersama Zion beberapa jam yang lalu bahkan meninggalkan mereka.

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang