Chapter:08

32K 2.9K 77
                                    

Happy reading
.

.

.

Voment guys..
.


Zion membuka laptop yang ia temukan didalam laci lalu memainkannya diatas ranjang kamarnya yang masih berantakan bersama dengan flashdisk nya.

Jari-jarinya dengan lincah meretas akun pribadi milik Ellina. Sosok gadis yang dengan beraninya mengajaknya berdrama.

"Dia mau adu skill atau gimana sih?" Monolog Zion lalu menyimpan beberapa rahasia Ellina yang ia temukan dalam flashdisk.

"Selesai"

Zion beranjak berjalan kearah balkon dengan pematik dan sebungkus rokok yang sempat ia beli di supermarket saat perjalanan pulang tadi tanpa sepengetahuan Axel.

Cklek..

Angin berhembus begitu Zion membuka pintu balkon. Ia berjalan kearah pembatas balkon lalu menyulut rokok dan menghisapnya.

Menatap pemandangan jalan raya dan gedung-gedung tinggi disebrangnya dengan tatapan kosong.

Ia kembali mengingat dimana dirinya dengan nekatnya mengakhiri hidupnya. Zion melirik Arloji yang melingkar indah di pergelangan tangannya.

20:00 wib.

Tidak sangka ia sudah 2 minggu meninggalkan kehidupan nya dengan raganya.

"Menyedihkan" Ucap Zion lalu menjepit rokok dengan jari-jari indahnya.

Ia kembali memutar ingatannya, Mengingat  kembali rasa sakit dari kehidupan dulunya. dimana ia yg selalu dituntut untuk sempurna oleh orangtuanya.

"Apa kalian menangisi ku disana? apa kalian bahagia atas kepergian ku? apa kalian merasa puas karena anak sampah kalian mati?" gumam Zion lalu terkekeh pelan.

Ya luka karena keluarga memang kerap kali membekas, sulit untuk disembuhkan bahkan tidak bisa disembuhkan.

Mereka mungkin tidak sadar jika perkataan mereka bisa saja membuat luka dihati anak mereka, terus menerus memberikan kata-kata menyakitkan hingga sang anak terbiasa dan akhirnya diam.

Salah satu bentuk kecewa terbesar adalah ketika diam dan Zion telah berada di tahap tersebut.

Doakan saja agar ia kuat dan bisa menutup kisahnya dengan sempurna.
.

.

.

07:30 Wib.

Zion menuruni anak tangga dengan kaos polosan dan celana panjang berwarna hitam. Ia tidak bersekolah hari ini, karena malas tentu saja.

"Zion selamat pagi" Sapa Vania sembari tersenyum manis namun tidak mendapatkan respon apapun dari Zion.

Zion mendudukkan dirinya dikursi nya seperti biasanya, meraih piring berisi sapaannya lalu memakannya dengan tenang.

Albert menatap Zion lalu menghela nafas.

"Kenapa tidak sekolah hari ini?" Tanya Albert.

"Malas" Balas Zion lalu mendorong piringnya pelan dan meneguk susu di gelasnya.

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang