Chapter:24

19K 1.8K 99
                                    

Happy Reading
.

.

.

Voment guys...


Jakarta, Indonesia.
14:00 Wib.
.

..

Zion memakirkan motornya dihalaman depan Mansion, Matanya menyorot Mansion dengan tatapan lelah lalu tangannya bergerak melepas helm yang ia kenakan.

Meletakkannya diatas motor lalu beranjak turun dan mencabut kunci motornya.

Langkahnya membawanya masuk kedalam Mansion megah dan indah yang tidak seindah Kelihatannya.

Cklek..

"Sayang, Selamat siang, Mama tungguin dari tadi lho. Kenapa baru pulang?" sambut Vania begitu Zion menginjakkan kakinya dilantai dalam Mansion.


"Macet" Balas Zion Bohong.

Tidak ada macet, Ia hanya malas untuk pulang cepat dan lebih memilih untuk jalan-jalan mengitari sekitar Jakarta.

"Kamu pasti capek banget, Makan dulu Yuk, Kamu udah lewatin kam Makan siang kamu nih" Ujar Vania lalu berjalan menghampiri Zion namun Zion memundurkan tubuhnya.

"Zion kamu kenapa sayang?" Tanya Vania dengan tatapan sendu yang ia layangkan kepada sang putra bungsu yang menghindari nya.

"Apa lagi sekarang? Mama mau buat drama baru apa?" Balas Zion membuat Vania mengerutkan keningnya.

"Maksud kamu apa sayang? Mama nggak ngerti maksud ucapan kamu" Ujar Vania membuat Zion menyunggingkan senyum tipis.

"Dengan mama buat drama baru seperti ini semakin membuatku yakin untuk membangun Pembatas di antara kita" Balas Zion.

"Drama apa nak? Kamu nggak sepercaya itu sama mama? Kamu menganggap mama seperti itu Zion?" Tanya Vania dengan tatapan tidak percaya.

"Jangan buat harapan baru untuk Aku ma! Stop untuk membuat drama yang berujung aku berharap lebih akan kasih sayang semu Mama!" Balas Zion.

Vania menggelengkan kepalanya ketika mendengar ucapan Zion, Air matanya menetes ke pipi putihnya, Tak ayal hatinya terluka karena ucapan tersebut.

"Mama tidak menyangka kamu akan menganggap semua ini seperti itu" ucap Vania Lirih.

Zion hanya diam meskipun Hatinya sakit ketika melihat air mata tersebut menetes.

"Bisakah Kita berdamai Zion? Mama ingin memperbaiki semuanya"

Zion menggelengkan kepalanya tanpa ingin berpikir tentang kata berdamai, Menurutnya mereka adalah luka kedua setelah keluarga kandungnya.

"Aku lelah ma" Ucap Zion membuat Vania terisak.

Zion hanyalah Menginginkan ketenangan jiwanya, Ia lelah, Lelah dalam menjalankan kehidupannya kali ini.

"Akhiri semuanya dengan cepat, Kumohon mengertilah, Aku sudah sangat lelah" Ucap Zion lalu berjalan pergi meninggalkan Vania dan perasaan sesalnya.
.

.

.

.
Cklek..

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang