Chapter:13

25.5K 2.4K 50
                                    

Happy reading
.

.

.

Voment guys..
.

.

.

"Bianca ya?" Gumam Zion dengan tatapan yang menatap lurus kedepan dan tangan yang meremat gelas jus jeruk digenggamannya tersebut.

Zyan mendengus ketika mendengar gumaman pemuda yang lebih muda yang berstatus sebagai sepupunya tersebut.

"Lo mikirin Jalang itu? Jangan bilang lo tertarik sama dia" Ucap Zyan membuat Zion mengalihkan atensinya, menatapnya datar.

"Tidak"

"Baguslah Kalau lo nggak tertarik ama tuh Jalang"

"Jalang?"

"Ya jalanglah. mana ada cewek baik-baik pakai pakaian pendek terus pakai makeup menor terus sering main ke hotel pulangnya sama rekan kerja bokap gue lagi"

Zion tersenyum tipis. Sudah ia duga pasti wanita tersebut tidak sepolos itu, Munafik.

Ia seperti mendapatkan Ellina kedua dari sosok Wanita yang bergaya sok polos tersebut dan Zion muak akan hal itu.

"........."

"Gue bukan asal ngomong, gue punya bukti dan selalu ngikutin dia pergi kalau malam hari"

Zion menganggukkan kepalanya mengerti. Tanpa Zyan beri bukti juga ia sudah percaya jika Bianca adalah wanita yang haus akan belaian dan uang.

"Lo berubah banget ya Zi" Ucap Zyan tiba-tiba membuat Zion memutar bola matanya malas.

Zion tidak menanggapi ucapan Zyan yang sudah banyak ia dengar dari berbagai orang yang merasa dekat dengan pemilik tubuh ini sebelumnya.

"Hai kak Zion, kak Zyan. Lagi ngapain nih? Boleh gabung nggak?" Tanya Bianca.

Zion hanya meliriknya sekilas lalu menyesap jus jeruk nya, sedikit bingung dengan kehadiran Bianca yang seperti tokek polkedot didepannya tersebut.

"Lo lagi, lo lagi. Lama-lama kayak tokek polkedot lo, tiba-tiba muncul kayak setan" Ucap Zyan.

Bianca mencembikkan bibirnya ketika mendengar jawaban Zyan. Ia menoleh kearah Zion yg bahkan tidak perduli dengan kedatangannya.

"Kak Zion bia boleh gabung nggak? Bia bosen~" Rengek Bianca.

"Matilah agar tidak bosan" Sarkas Zion lalu meletakkan Gelas ke atas Meja dan berjalan pergi.

Zyan terkekeh mendengar ucapan Zion lalu menyusul langkah Zion meninggalkan Bianca yang menatap punggung mereka dengan tatapan tajam dan tangan terkepal.

"Kalian...Awas aja"

Ia tidak bisa menerima pengabaian dingin ini, seharusnya Zion memperhatikannya dengan begitu uang dan pionnya akan bertambah.

"Zion lo harus jadi pion gue"
.

.

.

ZIAN NOT ZION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang