35. Toilet Berkesan

99 4 0
                                    

Yuhuyy! Fanbi! Ini Bintang Up loh!

Mana vote nya kawan?

[Milik_Zian]

Ujian kenaikan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujian kenaikan kelas.

Itu bukanlah perkara mudah bagi semua murid, terutama bagi murid badung yang bahkan tidak tau materi apa saja yang diberikan selama semester 1 dan dua.

Untuk murid pintar? Apa lagi yang ini, walaupun sudah pintar dengan akademiknya namun tetap saja, ujian kenaikan kelas itu sangat membuat detak jantung mereka berdetak dengan cepat, takut-takut kalau mengecewakan dan sedikit melupakan materi yang harus di ingat dalam ujian berlansung.

Kepala mereka sudah terlalu penuh dengan rumus yang menyulitkan.

Jadi sebenarnya, tidak ada yang mudah untuk mengejarkan ujian kenaikan kelas, semua akan strees dengan tekanan yang diberikan sekolah pada muridnya.

Suasana sekolah akan sepi serentak dengan ujian yang dimulai pukul 07.17, semua diharuskan masuk kelas sesuai tempat yang sudah berikan wali kelas masing-masing, dalam kelas yang diisi murid sekitar 35 siswa itu terlihat sekali atmosfer tertekan di dalamnya, guru yang berjaga terus berkeliling untuk menetralisir adanya jawaban yang sama persis alias kompolan pencontek.

"Buseet ini guru, badannya doang yang bagus, sifatnya galak bener kek Ibu tiri." Mata cowok itu melirik sinis pada Ibu guru yang menjaga kelas mereka saat ujian sedang berlansung, bukan apa-apa! Masa iya dia cuman ngelirik doang lansung di pelototi gitu!

Kan ngeri!

Gak cocok banget gitu sama model tubuhnya yang kek gitar spayol, alus dikit kek atau yang lebih gampangnya duduk diem di depan sambil main hp, itu lebih baik dari pada berkeliling membawa penggaris panjang.

Mana matanya seorang Albaretha Zian Alexander itu tidak bisa diam lagi! Jelalatan melihat body guru yang aduhai itu. Ini benar! Zian dibuat tidak fokus!

"Liat apa Zian? Ujian kamu udah selesai? Keburu keluar?" Aduuuh!!! Mana berdiri gini di depannya lagi, yakin gak tergoda dengan bukit kem—astagfirullah! Ini pikiran Zian kenapa begitu plus-plus sih?

Ya ampun, perlu di cuci gak sih otaknya?

"Zian! Oh udah selesai? Sini—"

"Enggak! Buk! Enggak! Ya Allah! Ini belom selesai! Masih belom selesai! Keburu amat saya pergi!" Cowok itu memeluk kertas di atas meja dengan was-was takut tetiba di ambil padahal dia belum mengerjakan sama sekali.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang