54. Gue Percaya Elo

70 4 0
                                    


Sebelum baca Zian dan kawan-kawan, bolehlah kasih votenya dulu🤗

Terimakasih sudah berkenan🙏

°MZ°

"Ayolah Om Burhan, ikut aja elah, cuman dua hari doang!"

Si sulung Albaretha itu terus memaksa sang 'Om Burhan' alias Raja Farhandra untuk ikut ke dalam rencana liburan bersamanya besok, Four Prince dan pasangan masing-masing termasuk Ara pun akan ikut, jadi Raja juga harus ikut apalagi hubungan keduanya memang dekat sebagai teman.

Jelas Zian tidak mau tahu, Om Burhannya itu harus ikut!

"Gak, liburan diri aja sono! Ngapa ngajak-ngajak gue mulu anjir!" Raja sangat terganggu dengan ajakan yang sangat terdengar asing di telinganya, selama dirinya hidup tidak pernah Raja mendengar dirinya di ajak liburan bersama, liburan sekolah saja dirinya kadang tidak ikut.

Lah ini liburan pribadi yang hanya orang terdekat dari Zian si putra Albretha.

Oh jelas, Raja tidak ingin di cap sebagai seorang yang tidak tahu diri hanya bisa menumpang, dia tidak akan ikut!

"Ya gue mau lu ikut! Dua hari doang, pelit banget babi! Lagian gak naik bis juga, kita pakai motor ke sana-nya, bisa-bisanya lo nolak kebaikan gue yang jarang kejadian ini, suka gak tahu terima kasih emang!" Zian terlihat kesal sambil bersedekap dada dan menatap penuh permusuhan pada Raja.

Susah bener cuman mau di ajak seneng, ini seneng loh bukan susah! Eh pakai gak mau segala si anying ini.

"Berisik lo." Komentar pedas dengan wajah yang menampilkan raut terganggu Raja berikan pada Zian agar anak babi itu sadar, sayangnya mana mau manusia monyet kek Zian sadar? Gak mungkin! Gak bakal bisa sadar, ujungnya tetap ngebacot biar Raja bisa ikut.

Melelahkan memang berurusan dengan manusia sialan macam Zian!

"Gue gak mau tau, lo harus ikut! Awas aja lu gak ikut. Musuh beneran kita! Liatin saja." Zian memberikan pandangan mempringati pada sang Om Burhan, oh dirinya benar-benar tidak akan tinggal diam saja kalau Raja tetap tidak mau, rencananya sih bakal dia seret nanti.

"Peduli gue." Sang berandalan terlihat tidak peduli dengan mengangkat bahu lalu ingin menyalakan rokok, sebelum mengingat sesuatu dan melirik pada Zian yang memasang wajah mencibir namun tidak menghadapnya, Raja menghela nafas kasar. "Sana lu pergi ah! Gua mau ngerokok, mending pergi dah! Muka lo bikin gue mual."

"Taik emang lo! Ganteng gini gila, gue lu katain jelek tapi udah punya pacar, lah elo? Udah jelek, burig, gak tahu ahlak, bandar rokok, minus banget idup lo, pantes gak ada pacar anying!" Mulut si sulung Albaretha itu begitu mudah untuk menunjukkan semua hal minus dalam diri Raja.

Bisa-bisanya selancar itu mengatakan dengan wajah nyinyirnya, sumpah kalau bukan mengingat itu Zian, udah Raja kasih bogeman!

"Penting gue bahagia, gak ngurus cewek, lagian kalau Feo sadar juga gak bakal mau pacaran sama cowok berisik, gak tahu aturan, tukang nyinyir, mulut cabe, suka gak tahu diri lagi! Anying lebih buruk tuh babi." Raja membalas dengan bibir yang terangkat nyinyir, cih dia bakal diem aja gitu?

Oh jelas enggak, bakal dia balaslah! Rugi banget gak ngumpatin seorang Zian yang emang sarangnya kejahatan, oh dengan senang hati Raja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Congor lo lancar banget ya brengsek, bajingan anak monyet."

"Lo anak babi!"

"Lo satu habitat sama anjing!"

"Anjing kok teriak anjing!"

"Kalian mau masuk BK saling nyapa anjing gitu?!" Feo datang dengan wajah terganggunya, melihat dan mendengar sendiri bagaimana perdebatan antara si manusia kurang akhlak Zian dan brandalan sekolah Raja.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang