49. Gue Juga Menderita

36 4 0
                                    

Ketika satu motor yang sangat dikenali oleh para siswa SMA Kencana itu datang, mulai menarik semua pasang mata yang berada di area parkiran sana.

Itu sedikit membuat gadis yang dibonceng merasa sangat tidak nyaman sama sekali, maksudnya dirinya baru masuk ke dalam gerbang sekolah namun sudah menjadi perhatian para siswa, sungguh itu sedikit membuat tidak nyaman sama sekali.

Ini sungguhan, Feo merasa tidak nyaman dengan hal itu.

Mereka semua sangat mengenali siapa dibalik helm sang pengendara motor sport yang body motornya diberikan sayap api, itu hanya seorang Albaretha Zian Alexander, yang sudah lama tidak mereka lihat karena diketahui menghilang entah ke mana.

Dan menghilangnya cukup lama dari mulai ujian akhir dan pengumuman kenaikan kelas, setelahnya di awal semester pengajaran baru Zian belum muncul sama sekali, itu jelas menjadi tanda tanya besar bagi mereka semua, si cowok tengil yang amat suka sekali sekolah karena bisa berbuat onar harus selama itu untuk meninggalkan sekolah.

Tapi yang namanya Zian ya, mana peduli dengan pendapat orang lain, justru sekarang cowok tengil yang sudah dinyatakan sembuh dari minggu lalu itu tersenyum pongah, sangat senang bisa kembali ke sekolah yang sekarang bersama dengan seorang pacar lagi, duh kenapa gak dari dulu coba dirinya pacaran sama Feo.

Kan enaknya jadi panjang, gak kayak sekarang yang masa SMA mereka saja sudah tinggal sedikit lagi.

"Kan aku udah bilang tadi, turun di halte aja jangan di sini, tuh kan banyak yang liat." Feo cemberut, apalagi ketika Zian membantu membuka helmnya, wajah gadis itu yang menahan kesal tidak sama sekali bisa disembunyikan, sangat kesal pada seorang Zian yang seenaknya membawa dirinya sampai ke parkiran, padahal dirinya sudah meminta untuk berhenti tadi, benar-benar menyebalkan!

Zian sendiri mah bodo amat, justru menjadi satu kebahagiaan baginya bisa berangkat dan sampai bersama di sekolah dengan sang pacar, aih pacar katanya yang sekarang benar-benar sudah banyak kemajuan, Feo sudah benar-benar mau menerimanya dengan segala tingkahnya.

Zian tahu kalau di awal sana sang gadis masih agak sedikit tidak nyaman berdekatan dan memiliki hubungan dengannya, tapi setelah selama minggu Zian menunjukkan keseriusannya pada sang gadis yang bukan hanya dengan kata namun tindakan, akhirnya Feo merasa kalah dia ikut jatuh hati dengan perasaan yang tulus pada sang cowok tengil, mengakui menjadi seorang pacar dari Albaretha Zian Alexander tidak seburuk itu.

Tapi tetap saja kalau harus menunjukkan hubungannya di depan semua orang, Feo masih agak sedikit malu dan terlihat tidak nyaman, Zian mengerti itu tapi cowok tengil itu tidak menuruti sikap sang gadis, justru Zian yang akan mengajarkan bagaimana harus bersikap percaya diri di tempat yang seharusnya mereka berpijak.

Untuk apa merasa malu dan tidak nyaman? Mereka itu tidak melakukan kesalahan, hanya menjalin sebuah hubungan yang sangat mesra, ya itu menjalin hubungan kasih satu sama lain.

Apa yang salah?

"Ya mereka punya mata ya biarinlah, lo mau gue suruh mereka congkel matanya satu-satu biar gak liatin?" Wajah Zian mendekat bahkan benar-benar sedekat itu, membuat Feo memundurkan wajah sambil menahan senyum, asli sikap Zian padanya benar-benar berbeda.

Selalu membuat jantungnya sangat tidak aman! Tapi perempuan itu menerimanya sekarang.

"Buat pengakuan ini harus ada bayarannya loh." Feo balik menggoda sambil mencondongkan wajahnya, sudah tidak lagi malu atau tidak nyaman, Zian benar-benar mengubah sikap gadis itu untuk lebih percaya diri tentang apapun yang ingin dilakukannya.

Termasuk sekarang, saling menggoda dengan Zian pacarnya yang memiliki sikap menyenangkan kalau kata Feo, membawa satu sikap yang membuat Feo merasa sangat nyaman, dia menyukainya.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang