Sudah tiga bulan berlalu, dan semua berjalan dengan semestinya sekarang.
Persahabatan, hubungan kasih dan semua hubungan baik sudah terjalin dengan sempurna, bahkan nih ya hubungan Raja dengan Four Prince sudah bisa dikatakan dekat, itu sebuah kemajuan sekali bukan?
Ya walaupun kalau bertamu pasti akan terjadi perang umpatan yang membuat sakit telinga, tapi tidak papa itu sudah biasa kok, coba maklumi saja 'kan?
Sudah biasa juga melihat para anjing menggonggong secara bersamaan, ya para perempuan sudah tidak heran dengan hal itu.
Ada hubungan lain juga yang bertambah, bukan hanya hadirnya Raja di Four Prince namun juga Ara yang diperkenalkan pada semua sahabat Zian, gadis yang bisa melihat namun masih dalam kursi roda itu sangat diterima baik oleh mereka semua, tidak ada yang mencela.
Bahkan Alova sudah sangat menganggap Ara bagian dari mereka, walaupun tidak sering bertemu tapi sungguh kedekatan mereka sangat bisa dirasakan satu sama lain, Zian bersyukur tentang hal itu, setidaknya sekarang Ara-nya tidak sama sekali merasa sendiri, sudah ada beberapa teman baiknya.
Sekarang pun Ara sudah tinggal bersama Zian, tidak satu atap memang. Namun Zean memberikan fasilitas yang sangat lengkap untuk Tante dan Ara sendiri, satu rumah tepat di samping rumah Zian menjadi milik Ara dan tantenya.
Oh itu sungguh hadiah yang luar biasa untuk orang seperti Ara yang merasa dirinya tidak seistimewa itu sampai diberikan banyak hal, tapi mereka tidak bisa banyak protes ketika hal itu langsung dari seorang Albaretha Zian Alexander yang disetujui langsung oleh sang Papa.
Jadi pilihannya hanya satu, menurut saja.
Alasan itu juga yang membuat semua sahabatnya senang datang ke rumah Zian, oh tentu saja bukan karena ingin bertemu dengan manusia sialan macam Zian, justru mereka ke sana karena senang bertemu dengan Ara.
Mana sudi untuk melihat wajah Zian, cih ujungnya akan menyebalkan!
"Kak Feo!" Gadis yang berstatus Zian itu menoleh ketika suara melengking ciri khas seorang anak perempuan berusia 5 tahun terdengar, adik dari Zian itu terlihat bahagia melihat Feo yang baru turun dari motor sang Abang, bahkan sudah berlari dan langsung memeluknya, ah manisnya!
"Pasti ke sini kangen Cea ya?" Feo tertawa sangat kecil melihat bagaimana centilnya adik bungsu sang pacar itu, Zea menyukainya sebagai pacar dari Zian begitupun dengan Zeva adik kedua dari Zian. Kalau kata Feo semua menggemaskan dan mudah untuk bergaul dengannya, untuk dirinya yang tidak punya adik perempuan jelas keberadaan Ziva dan Zea yang sudah menganggapnya Kakak sangat menyenangkan untuknya.
"Pd banget, Kak Feo ke sini karena mau sama Abang, bukan sama Cea, hus sana pergi. Kenapa nempel terus ke pacar Abang? Gak boleh." Zian memandang malas pada adik bungsunya yang sangat menempel pada sang pacar.
Oh tentu saja dirinya tidak terima, maksudnya Zian mengajak Feo ke sini karena ingin bermesraan bukan malah ingin melihat sang pacar malah bermain dengan adik-adiknya, Zian tidak bisa menerima itu!
"Gak mau, ayo Kak main sama Cea, kemarin udah beli rumah barbie tahu! Di beliin Papa, ayo." Feo belum siap betul ketika tangannya ditarik begitu saja oleh Zea yang kekuatannya sudah tidak diragukan lagi, besar banget kek bukan bocah umur 5 tahun!
Feo mengikuti sambil menoleh ke belakang dengan wajah meringis melihat wajah Zian yang datar, ingin tertawa juga karena pasti Zian akan merajuk, tapi ini bukan sama sekali salahnya, Zea yang membawanya!
"Pelan-pelan Cea, nanti kamu jatuh." Feo ngeri sendiri ketika adik dari pacarnya itu begitu sangat bersemangat untuk mengajaknya, padahal dia juga sudah menurut untuk mengikuti tapi tetap saja, Zea begitu erat dan terburu, seperti takut Feo akan menghilang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Zian[✔] SELESAI
HorrorZian itu ganteng, tapi sayang anaknya usil kek orang gila. Berisik, tengil, tengik, gak tau malu, gak punya urat malu, punya tingkah gila! Dan masih banyak! Susah mau disebutin satu-satu, karena emang banyak banget! Four Prince, geng yang cuman ke...