52. Kebersamaan Yang Dirindukan

39 4 3
                                    

Leon sudah sadar.

Itu menjadi sebuah kabar yang sangat membahagiakan bagi mereka semua, rasa tidak percaya dan bersyukur menjadi satu, membuat tangisan haru mengisi ruang koridor saat itu.

Mama Erika mengucapkan kata syukur pada Tuhan yang berbaik hati untuk mengembalikan putranya pada dirinya lagi, tidak mengambilnya. Itu yang membuat Mama Erika menangis penuh haru, setelah cukup lama menyaksikan sang putra hanya terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata yang tertutup serta kesadaran yang berada di awang-awang.

Akhirnya, hari ini di jam mendekati sore anaknya Leon, kembali sadar ketika Zian datang menjenguk, sungguh Mama Erika sangat berterima kasih sangat tulus pada Zian, entah apa yang dibicarakan Zian di dalam dan yang dilakukannya pada sang Putra.

Tapi ketika Zian keluar dengan wajah panik bercampur tidak percayanya, saat itu juga tubuh Tante Erika lemas, apalagi mendengar kalau sang anak sudah sadar dari komanya, ah hati Ibu mana yang tidak bahagia kalau begitu?

Lain dengan Zian yang nampak syok sendiri, masih duduk dengan pandangan kosong menunggu para dokter yang memeriksa sang sahabat di dalam sana, jiwa lelaki itu seperti tidak ada di tempatnya, Zian merasa bingung sekaligus lega, tapi rasa terkejut dalam dirinya memang tidak bisa disembunyikan, lelaki itu merasa tidak percaya sendiri ketika sang sahabat memanggil namanya tadi.

Hal yang paling ditunggu sekaligus sangat menjadi harapan doa bagi semua orang, terkabul di depan matanya langsung, sungguh luar biasa rasanya!

"Hey, kenapa?" Walaupun rasanya kepalanya kaku untuk digerakkan, tapi mendengar suara yang sangat lembut memanggilnya, mau tidak mau Zian mendongak dan menatap sang gadis yang berdiri menjulang di depannya, tidak menunggu lama lelaki itu langsung memeluk perut Feo dan mencari ketenangan di sana.

Feo tersenyum dan membalas mendekap kepala sang pacar dengan sayang, mengelus rambutnya untuk menyalurkan ketenangan yang sangat dibutukan oleh Zian tadi, Feo tahu Zian syok dan hampir tidak percaya karena sang sahabat sadar ketika bersama dengan dirinya alih-alih bersama sang Mama.

Tapi walaupun begitu hati Feo lega melihatnya, itu artinya Zian sudah memenuhi tanggung jawabnya untuk mengubah sedikit keadaan yang semua orang katakan adalah salahnya, kini Zian sudah memperbaiki kesalahan itu dengan membuat sang korban sadar, walaupun memang tidak banyak yang dilakukan, namun ternyata sepengaruh itu!

"Leon sadar Fe, tadi dia manggil nama gue." Walaupun perasaannya aneh tapi ada nada lega di sana, tentu saja ini yang Zian inginkan, kesadaran dan kesembuhan sang sahabat agar semua kembali ke semula, tidak ada yang berselisih paham ataupun marahan, semua sudah selesai selain tidak kesadaran Leon saja.

Tapi hari ini masalah itu juga selesai, Leon membuka matanya dan bahkan memanggil nama Zian alih-alih nama orang lain ketika kesadaran itu hadir setelah cukup lama menghilang, menakjupkan kalau kata Zian, keajaiban Tuhan memang tidak usah diragukan.

"Iya, kamu berhasil Zi, berhasil karena udah bikin Leon mau balik, itu karena kamu." Zian mendongak menatap sang gadis yang tersenyum lembut dalam tundukan kepalanya, Zian makin merasa lega dan juga menyadarkan tentang kebenaran itu, tapi hati Zian menanyakan satu hal.

Apa iya itu karena dirinya? Leon sadar karena dirinya? Kalau itu mungkin benar apa boleh Zian senang dengan kabar yang dia dengar itu? Rasanya sungguh sangat melegakan.

"Gue masih boleh ketemu sama Leon?" Sebenarnya tidak ada hubungannya bertanya tentang itu pada Feo, karena memang tidak ada hubungan apapun, tapi ini Zian yang memang sudah sangat butuh saran dari sang pacar.

Cowok itu mendongak menatap penuh harap pada sang gadis, Feo menunduk mengelus rahang Zian yang terbentuk dengan sangat tegas, sempurna menjadikan wajah Zian sangat tampan dan tegas di satu waktu juga, sungguh begitu sempurna wajah Zian dilihat dari berbagai sudutpun.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang