48. Resmi

46 4 0
                                    

Selamat Membaca🫶

Kalau kalian bertanya bagaimana rasanya selesai operasi seperti apa?

Zian tidak bisa menjelaskannya rasanya bagaimana, karena rasanya tidak ada yang berbeda katanya, sama-sama terasa dirinya bernafas dengan sangat biasa, mungkin hanya terasa sedikit sakit dan aneh, karena ini jelas yang pertama kali untuknya bernafas dengan jantung orang lain, rasanya benar-benar sangat berbeda.

Pokoknya kata Zian tidak bisa dijelaskan lewat kata-kata, karena seperti biasa dan terasa sangat aneh!

Tenang saja, soal siapa yang Zian ambil jantungnya itu tidak usah dipertanyakan, karena nyatanya Zian bertemu sendiri dengan seseorang yang rela mata dan jantungnya untuk keluarga Zian ambil, tidak bukan karena perkara uang namun lebih ke hal yang sangat manusiawi.

Sang Pendonor seseorang yang memiliki masalah dalam liver-nya dan tidak bisa bertahan lebih lama lagi, kerusakan yang sangat fatal membuat kesakitan itu makin menjadi dan mungkin diperkirakan tidak akan bisa bertahan lebih lama.

Jadi sama dengan ucapan sang Buna di waktu yang lalu, kalau orang yang tahu umurnya tidak akan lama lagi akan memilih untuk berbuat hal yang mulia di detik-detik dirinya tidak akan lama lagi dunia, dan ya itu terjadi padanya dan seseorang yang telah mengorbankan jantungnya untuk Zian pakai, dan juga matanya untuk bisa dipakai oleh Ara.

Iya gadis buta yang tadinya sangat menolak untuk operasi mata karena sangat tidak ingin menambah satu orang yang akan menderita sama dengan dirinya, kini memilih untuk pasrah dan menurut apa yang diinginkan oleh seorang Zian itu seperti apa, selain karena Ara didatangi langsung oleh Buna Zian, gadis buta itu juga bertemu dengan sang pendonor dan berbincang sampai akhirnya kata 'iya' yang sangat diimpikan oleh Zian hadir dari mulut Ara.

Sungguh itu adalah hal yang sangat membahagiakan bagi Zian menjelang dirinya akan dioperasi juga, karena Zian pikir Ara akan tetap dalam pendiriannya tidak ingin operasi dan hanya ingin Zian kembali sehat saja, namun setelahnya dirinya berhasil untuk membujuk berkat bantuan sang Buna dan sang Pendonor.

Hal itu benar-benar sangat melegakan untuk Zian, setidaknya ketika dirinya tidak lagi bersama dengan impian terbesarnya, namun Ara-gadisnya masih bisa bersama dengan impiannya untuk bisa melihat, jujur itu adalah hal yang sangat membahagiakan untuk sang putra sulung Albaretha.

Hari operasi mereka sama, di hari sabtu yang semua senggang untuk membantu mendoakan kelancaran operasi Zian dan Ara, dan ya hasilnya tidak buruk sama sekali, Zian berhasil melewati operasinya pun Ara walaupun matanya belum bisa di buka, harus menunggu lebih lama.

Tapi benar setidaknya itu adalah hal yang sangat luar biasa bagi Zian dan Ara.

"Abang, ada temen-temen sama nanti pacar Abang mau dateng loh, boleh masuk?" Zian yang tadinya fokus menatap jendela kini menoleh pada sang Buna yang tersenyum menggoda, cowok tengil itu juga ikut tersenyum mendengarnya, ah teman-teman dan pacarnya Feo, siapa yang akan menyangka kalau dirinya benar-benar bisa meresmikan hubungannya dengan sang gadis.

Feo pacarnya, sungguh itu bahagianya untuk kesekian kalinya yang dirasakan oleh Zian.

Cowok tengil yang beberapa waktu pasca operasi itu mendadak kalem, kini mengangguk dan membalas ucapan sang Buna. "Kalau pacarnya aja yang ke sini, yang lain diusir aja gimana Buna?"

Ucapan tengil dari Zian jelas membuat Nadira-Buna Zian-tertawa sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang putra. "Jangan begitu ah, mereka datang buat kamu , masa diusir kecuali Feo, ada-ada aja, Buna suruh masuk ya? Sekalian titipin kamu karena Buna harus pulang sama Papa, adikmu ngerengek udah kangen Abangnya, nanti Buna bawa ke sini ya." Zian yang mendengarnya tersenyum lebar, ah kedua adik perempuannya.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang