55. Akhir Namun Bukan Segalanya |Ending

194 2 1
                                    

Finally, Part terakhir dari cerita udh selesai, terimakasih yang masih bertahan🫶

Tanpa kalian cerita Ka Neo sama sekali gak bakal bisa sebesar ini, tankyou banget ya guys🫶

Yaudah selama membaca ya!

Semoga suka, jangan lupa kasih dukungan kalian🫶

~MZ~

Sungguh satu keberuntungan yang sangat bagus, mereka semua rombongan anggota four Prince datang tepat ketika hari sudah menjelang sore, artinya mereka tidak usah menunggu lama untuk menunggu senja datang menghampiri.

Karena baru turun saja mereka sudah disuguhi bagaimana indahnya laut dan juga matahari yang sudah hampir masuk ke sela laut paling barat, memukau dengan cahaya kuning keemasannya, bahkan bila dilihat secara jelas ada warna jingga juga di sana, begitu indah di mata siapapun yang melihat.

Dan untungnya, vila besar yang mereka sewa berhadapan dengan pantai langsung, jadi baru datang di halaman mereka sudah diberikan pemandangan yang sangat memanjakan mata, tidak sabar melihat secara jelas untuk matahari tenggelam.

Yang memang waktunya sudah sangat pas untuk dilihat bersama.

"Aaaa bagus banget pantainya, Lov sini liat dari sini coba." Ave memekik girang melihat bagaimana indahnya pantai yang memanjakan mata, di sana di ujung tempat bersantai yang berhadapan langsung dengan laut, Ave menatap penuh kagum di ikuti oleh Zoe dan Alova.

Mencoba menikmati bagaimana indahnya pantai yang ditawarkan pada mereka semua, para perempuan jelas langsung mengeluarkan kamera untuk mengambil gambar dari masing-masing ponsel.

"Boleh juga ini vila." Dion berkata sambil menyusul para ciwi-ciwi di tempat bersantai yang luas, lelaki itu duduk di sofa panjang yang memang di sediakan di sana untuk menikmati sekitar pantai yang sangat menawan, kakinya naik ke atas meja dan tubuhnya di buat bersandar ke sofa menikmati bagaimana suasana pantai ketika sore hari.

Dion diikuti oleh Leon yang juga sama langsung duduk disofa panjang itu dengan nyaman, badannya sedikit pegal setelah seharian menaiki motor dan hanya dua kali istirahat di res area, ini adalah rekor baru dirinya membawa motor sejauh ini, biasanya tidak akan sampai seharian.

Jadi jelas tubuhnya pegal dan sangat butuh untuk istirahat, walaupun perasaannya sedikit lebih baik ketika melihat pemandangan dan juga melihat bagaimana tawa sang pacar yang begitu terlihat indah, tertawa bahagia tanpa ada raut sedih sama sekali di sana ketika bisa kembali bersama dengan teman-temannya.

Leon yang melihatnya sungguh sangat senang dan sangat berterima kasih pada Zian yang mau memaafkan dirinya dan juga Zoe, tidak usah saling menyalahkan sekarang, karena Leon pun sadar diri kalau semuanya keliru, tidak ada yang benar dari tindakan masing-masing yang menjauh seakan itu adalah sebuah tindakan benar, padahal tidak sama sekali.

"Duh seneng banget gue, liburan gini kalau gak Zian yang rencanain gak bakal terlaksana, apalagi barengan gini, beuh mantep banget." Leon melirik pada sang sahabat yang begitu terlihat senang dan lega karena bisa melaksanakan liburan bersama ini sangat lancar.

Itu berkat Zian, Leon sangat mengakui itu.

"Biar gue saja." Feo yang tadinya ingin menuruni kursi roda Ara, karena Zian langsung ke Ara takut gadis itu kenapa-kenapa, tidak bukan menuduh Raja yang bagaimana, tapi lebih ke kondisi Ara karena sudah perjalanan sejauh ini, takut gadis itu tidak terbiasa dengan perjalanan yang bisa dikatakan jauh.

Urung melakukan ketika mendengar sebuah suara dari belakang tubuhnya, ada Arka dengan wajah dinginnya yang langsung merebut kursi roda itu dengan tangan besarnya, untuk sahabat sang pacar yang satu ini, Feo belum benar bisa mengakrabkan diri dengan baik, masih canggung sekalipun harusnya mereka sudah saling bisa bertegur sapa.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang