50. Pertama Kalinya Ara melihat

54 4 0
                                    

"Bahagia ya? Keren sih, kayaknya Zoe salah, bukan cuman Zian yang bisa tersenyum di atas menderitanya cowok bego kayak Leon, tapi segelintir orang juga ada."

Feo yang tadinya fokus mencuci tangan di wastafel umum sekolah menoleh saat mendengar seseorang berbicara, dan wajah mengesalkan milik Lio ada di sana, ketemu lagi ternyata.

Tentu mendengar ucapan si cowok yang hampir sama seperti Raja-sangat urakan-itu alisnya mengerut tidak mengerti, namun dia tahu kalau kata sindiran itu untuk dirinya bukan untuk orang lain, karena hanya ada dirinya dan Lio saat ini di paling pojok lapangan.

"Cowok bego itu kakak lo, dan gak sepantasnya lo bisa ngomong kayak gitu, gak sopan!" Sudut bibir Lio terangkat membentuk senyum sinis yang sangat terlihat di sana, sambil menatap meremehkan pada gadis yang berada di hadapannya sekarang.

Gadis yang pernah dirinya lihat untuk bunuh diri tapi katanya hanya sekedar menenangkan diri, tidak benar-benar bunuh diri karena dunia yang gak adil, sekarang? Weh gila, Lio kayaknya ngeliat Feo selalu bahagia akhir-akhir ini, perkara bisa pacaran sama Zian jadi melupakan kalau gadis itu pernah menaksir orang yang saat ini terbaring di rumah sakit karena menolong pacarnya saat ini.

Terdengar lucu memang dan sangat rumit untuk di pahami, itu kenapa Lio sampai tidak paham kenapa sang Kakak-Leon-harus melakukan hal gila seperti itu, membahayakan dirinya untuk seseorang yang sudah mungkin benci, bukankah begitu? Zian terlihat sudah benci pada Leon setelah mengetahui gadis yang cowok itu taksir malah menjadi pacar dari sahabatnya sendiri.

Pasti terkhianati memang, Lio ingin tertawa ngakak melihat drama yang terjadi sangat membosankan, masalah percintaan yang sangat tidak habisnya, hanya karena masalah satu wanita sampai segitunya? Bodoh kalau kata Lio mah.

Orang-orang bodoh memang! Dan dirinya sangat anti dengan mereka, lihat dirinya? Tidak pernah merasa di bodohi oleh seorang gadis, itu lebih baik dari pada di situasi kacau seperti sekarang, Lio sangat tidak sudi!

"Gue kurang ajar? Terus apa namanya sama cowok lo yang masih bisa hahihi setelah buat orang hampir mati? Lo tahu? Harusnya dia yang koma dan mati bukan Abang gue." Tubuh Lio maju dengan wajahnya yang condong pada Feo, memberikan ekspresi yang sangat di benci oleh gadis itu saat ini.

PLAK!

Jadi tidak perlu menunggu lama untuk tangan Feo terangkat dan memberikan sebuah tamparan keras di pipi lelaki itu, kata-katanya sungguh sangat kurang ajar, bagaimana bisa ada seorang seperti Lio yang mempermainkan sebuah kata kematian?

"Keterlaluan lo! Zian juga gak minta buat di tolong, lo gak denger tadi? Cowok gue juga menderita ngeliat sahabatnya koma kayak begitu, budeg lo ya!" Feo hampir menangis dengan rasa kesalnya yang sangat besar sekarang, perkataan dari Lio sangat mengusiknya sungguh.

Perkataan cowok itu seperti menyumpahi untuk Zian saja yang tertusuk, koma dan berada di ambang kematian, bukan Leon kakaknya Lio ini. Feo mengerti mungkin Lio marah dengan keadaan yang sangat tidak menguntunkan bagi sang Leon, tapi tidak sepantasnya begitukan? Lio siapa sampai bisa mengatakan kata itu?

Dia bukan siapa-siapa!

Wajah Lio yang tertoleh ke samping mengeras saat merasakan panasnya pipinya akibat tamparan yang diberikan oleh gadis itu, wah sungguh tidak menyangka sekali. Dengan wajahnya yang juga menahan kesal, Lio menoleh menatap tajam pada gadis itu yang sudah sangat berkaca-kaca matanya, dengan rasa kesalnya kedua tangan Lio mencengkram kedua pundak Feo dengan sangat kuat.

Membuat gadis itu terkejut dan mundur satu langkah dengan Lio yang mengikuti, sial keadaan sangat sepi sekarang!

"Cowok gue? Wah lu juga kayaknya gak tahu diri banget ya ngucapin hal itu di depan gue." Lio tertawa sedikit namun terlihat sangat menakutkan di mata Feo saat ini, gadis itu sungguh ketakutan, sifat Lio yang seperti ini sangat di benci oleh Feo karena cowok urakan itu sangat tidak bisa di tebak sama sekali, menakutkan!

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang