EPILOG

212 5 4
                                    

Hay! Ketemu lagi sama Bintang di cerita Milik Zian❤

Ini Part Epilog ya, part terakhir dari cerita ini, semoga suka🫶

Terimakasih buat dukungan dan segala komen yang bikin Bintang bisa nyelesaiin ini semua❤

Makasih banget dan selamat menikmati Part terakhir Milik Zian🫶

Jangan lupa kasih dukungan terakhirnya🙏

Selamat Menikmati❤

~MZ~

Suara heels seeorang gadis itu beradu padan dengan kebisingan di galeri pada waktu itu.

Tungkainya berjalan dengan begitu pelan namun penuh percaya diri, bibirnya tersungging senyum manis ketika matanya menatap banyaknya orang yang memenuhi pagelaran seni lukis yang di adakan, satu tangannya memegang buket bunga yang begitu cantik siap untuk di serahkan pada seseorang yang berhak menerimanya.

Rasanya gadis itu tidak sabar bertemu dengan seseorang yang sangat penting untuk dirinya.

"Lukisannya bangus banget ya? Aku bukan pecinta seni, tapi lukisan-lukisan ini buat aku mau belajar seni."

"Kamu bener banget, coretan kuasnya seakan menceritakan bagaimana lukisan di bentuk, luar biasa."

"Cantik dan penuh dengan makna, pasti disetiap kanvas lukisan tersimpan ceritanya, keren banget dan sampai ke kita bagaimana perasaan itu."

"Sedih, luka, dan tawa Semuanya hampir tergambar di lukisan-lukisan ini."

Sudut bibir gadis itu makin tersungging lebar membentuk senyum manis dan bangga, di setiap lorong dan orang-orang yang sedang menikmati bagaimana lukisan itu diperlihatkan, semua hampir memuji bagaimana terampilnya sang pembuat, sampai ceritanya sampai pada mereka yang bahkan hanya melihat tidak ikut merasakan.

Namun kanvas yang tercoret rapi dan penuh makna membuat satu lukisan yang begitu indah, makna dan juga cerita di balik lukisan itu, sampai pada mereka. Dan itu benar-benar luar biasa.

Gadis itu bangga pada sang pembuat semua lukisan ini, sangat bangga.

"Feo!" Kepalanya menoleh ketika mendengar satu panggilan untuknya, senyumnya tambah lebar antusias ketika melihat keempat sahabatnya sudah berkumpul di bagian lain pada ruangan yang penuh lukisan ini, dengan senyum manisnya gadis itu Feo berjalan mendekat pada teman-temannya.

"Aaaa kangen banget, udah lama gak ketemu ya." Lalu sebuah peluk di dapatkan oleh Feo ketika dirinya baru sampai, Alova yang memeluknya begitu erat, merasa rindu setelah hampir satu tahun setengah setelah kelulusan tidak bertemu, jarak yang cukup jauh dan juga waktu yang hampir tidak pernah ada, membuat mereka tidak bisa bertemu leluasa.

"Kita juga kangen, masa gak di ajak." Ave dan Zoe tidak terima ketika mereka tidak di ajak untuk berpelukan, itu tidak adil ketika mereka juga menyimpan rindu untuk si gadis yang dulu sering bercepol, kini terlihat begitu cantik dengan rambut yang terurai dan penampilan yang begitu pangling, maklum gaya busana di Belanda sang trendi jelas berbeda dengan mereka.

"Kangen banget gue, huaa pengen nangis." Ave tidak berbohong pun mereka semua yang sama rindunya, Feo yang dulu bersama mereka harus terpisah ketika mendapatkan beasiswa full ke Belanda, itu sedikit membanggakan namun juga sedikit membuat sedih karena tidak bisa bertemu sang sahabat di luar negeri, mereka benar-benar rindu.

"Gue juga kok, kangen banget sama kalian." Feo melepaskan diri lalu menatap mereka satu persatu, lalu matanya menatap Ara yang tetap berada di kursi roda, ikut menatap dirinya dengan penuh kerinduan, Feo langsung memeluknya juga dengan sangat hati-hati di balas penuh erat oleh si gadis kursi roda Ara. "Kangen kamu juga, kamu apa kabar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang