chapter 3

8.5K 559 2
                                    

Selepas maura sarapan, Elly mengajak Maura ke taman bunga yang begitu indah di pandang.

Hamparan bunga berwarna warni yang cukup luas membuat siapa saja betah untuk berlama-lama di sini. Kupu kupu dengan berbagai warna bertebaran dengan bebas di taman itu.

"Wahh..." Kagum Maura begitu takjub dengan apa yang dia lihat saat ini.

Elly menoleh ke arah nona kecil nya yang takjub akan taman milik keluarga nya sendiri, dirinya terkekeh kecil. Sungguh menggemaskan nona kecil nya ini.

"Nona?" Panggil Elly dengan lembut.

"Ya?" Maura menoleh ke arah Elly dengan tanda tanya.

"Saya akan meninggalkan anda di sini sendirian terlebih dahulu untuk mengambil beberapa cemilan, nona jangan merangkak terlalu jauh Teruma di sekitar kediaman utama" ujar Elly sekaligus memperingati muara dan Maura mengangguk pelan sebagai jawaban nya.

Sebenarnya dia masih bingung, tempat apakah ini? Kenapa ini seperti negeri dongeng yang pernah dia baca?? Di mana orang tua nya? Apakah dia sudah mati?

Elly tersenyum gemas, dirinya kemudian meletakkan tubuh kecil maura di atas rumput taman yang hijau seraya berjongkok.

"Nona Luna, ingat. Jangan merangkak terlalu jauh terutama nona di sekitar kediaman utama. Saya akan segera kembali bersama Mary membawakan beberapa cemilan" ulang Elly tersenyum tipis sembari mengelus pipi tembem Maura yang begitu kenyal dan lembut.

Pipi Maura bersemu, ini hal sederhana tapi tidak pernah di dapat kan di dunia nya yang sebelumnya. Walaupun Elly adalah seorang pelayan tapi perlakuan Elly ke Maura begitu tulus tak seperti pelayan yang di pekerjakan mama dan papanya dulu.

"Astaga, nona sungguh mengemaskan!!!" Pekik Elly kegemasan sendiri. Rasanya dirinya ingin mencubit pipi tembem nona kecilnya sepuasnya tapi itu tidak mungkin. Dirinya bisa di penggal jendral dan Duke kalau sampai melukai nona kecil nya.

Maura tersenyum manis melihat kelakuan Elly, ini pertama kalinya ada seseorang yang memuji secara berlebihan dengan begitu tulus.

Di dunia nya dulu mustahil untuk mendapatkan pujian karena di mata orang tuanya dia selalu salah. Semua usahanya hanya di anggap sebelah mata oleh kedua orang tuanya. Adapun orang yang memujinya karena kepentingan ataupun bahkan karena iri dengki dengan nya. Mereka memujinya karena keluarga nya cukup berpengaruh di negara itu, tidak heran kalau ada orang yang memujinya namun dengan nada yang sinis.

"Saya pergi terlebih dahulu nona" pamit Elly dengan riang kemudian melangkah pergi dari taman itu menunju ke dapur.

Maura tersenyum tipis melihat Elly yang semakin lama semakin menghilang dari penglihatan nya.

Dirinya kemudian mencoba berdiri, setelah berhasil berdiri mengunakan kakinya kecilnya. Maura mencoba melangkah tapi baru satu langkah doa jatuh ke rumput taman yang hijau.

"Kenapa Maura tidak bisa berjalan?" Batin Maura heran, kakinya benar benar mati rasa ketika ia mencoba melangkah. Apakah ini karena dirinya masih kecil sehingga tidak bisa berjalan? Tapi mana mungkin, usia tiga tahun adalah usia yang seharusnya ia sudah bisa berjalan. Tapi kenapa dirinya tidak bisa berjalan?

"Yasudah Maura merangkak saja" batin Maura lagi tak mau ribet, dirinya ingin bersenang-senang bukan memikirkan sesuatu yang merepotkan.

Maura lalu merangkak ke hamparan bunga berwarna warni yang cukup luas. Kupu kupu dengan berbagai warna yang bertebaran dengan bebas juga menyambut Maura untuk bermain dengan mereka.

"Wahh..." Kagum Maura dengan mata berbinar binar.

Kupu kupu mulai berdatangan ke arah Maura, mereka lalu berterbangan di sekitar Maura dengan sayap seperti mengeluarkan cahaya kecil yang indah.

{BL} Little Luna's miracle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang