Malam berganti pagi, bulan berganti matahari yang sinarnya menyinari daerah itu. Sinar matahari masuk di sela sela jendela yang tampak rapuh dan berlubang lubang.
Luna terganggu atas sinar matahari yang ada membuat dia menggeliat tak nyaman dan akhirnya memilih untuk membuka matanya perlahan lahan.
Matanya yang indah terbuka sempurna.
Luna terdiam mengumpulkan nyawanya.
Setelah di rasa nyawanya terkumpul, dia menoleh ke arah Xavier yang masih tengah tertidur pulas.
Senyum manis Luna terlihat.
Ia mendekat ke arah Xavier kemudian mencium wajah Xavier dengan ciuman bertubi-tubi.
Xavier terganggu atas aksi Luna, dengan mau tak mau akhirnya Xavier membuka matanya perlahan lahan.
"Papaa, celamatt pagii!!" Sapa Luna tersenyum dengan girangnya seolah-olah melupakan apa yang kemarin baru saja terjadi padanya.
Xavier terdiam sejenak, menatap wajah Luna yang kembali ceria. Hatinya senang, tapi dia tidak bisa mengekspresikannya.
"Pagi" balas Xavier singkat.
Wajah yang tadi penuh keceriaan berubah menjadi cemberut.
Ternyata papanya masih sama, tidak banyak bicara dan kaku.
"Sudah baik??" Tanya Xavier memecahkan keheningan yang ada.
Luna mengangguk angguk tapi ia masih kesal dengan Xavier.
Xavier tersenyum sangat sangat tipis, dia mengusap usap pipi Luna yang tampak tirus dan penuh luka. Sakit sebenarnya melihat keadaan putrinya sekarang, tapi jika tidak seperti ini apakah dia pantas mendapatkan kekuatan yang di berikan ayahnya??
"Ayo bersiap siap untuk pulang" ujar Xavier.
Luna mengerutkan keningnya, "cekalang papa??"
Xavier mengangguk pelan.
"Tapi Luna macih mau main cama ibu, ed, Mala, kakak Monica dan yang lainnya" cerewet Luna mulai kambuh kembali.
"Kau tidak rindu dengan yang lainnya??" Tanya serius Xavier. Asal kalian tau saja, semua orang yang ada di sana sangat merindukan Luna. Sudah berminggu-minggu Luna tidak pulang, mereka rindu dengan tingkah mengemas milik Luna.
"Luna cangatttt melindukannya, tapi Luna takut caja" Luna bergumam di akhir kalimat, ia benar benar takut jika orang orang yang ada di sini di perlakukan sama sepertinya kemarin. Di siksa secara habis habisan atau bahkan di pisahkan dengan keluarga mereka.
Xavier menarik tubuh Luna kedalam pelukannya, dia memeluk Luna dengan erat.
"Tidak ada yang terjadi dengan mereka" ucap Xavier mencoba meyakinkan Luna.
"Kenapa papa bica yakin??" Luna masih ragu, tapi dia membalas pelukan Xavier.
"Karena masalah ini akan di serahkan kekaisaran, kakek juga akan berbicara dengan raja Carlos. Raja yang memerintah kerajaan carnelian" jelas Xavier, sebenarnya Xavier agak heran. Kemarin malam dia sudah menjelaskan kepada Luna walaupun tidak sedetail ini, tapi kenapa Luna khawatir kembali???
"Benallkahh?? Papa tidak boong???" Mata Luna menjadi berbinar, ia kembali semangat.
Xavier mengangguk, "papa tidak akan berbohong"
Senyum Luna mengembang,
"Telimakacihh papaa, Luna cayanggg papaa" ucap Luna tulus.
Xavier tersenyum tipis di balik pelukan mereka,
KAMU SEDANG MEMBACA
{BL} Little Luna's miracle
Fantasymengisahkan tentang seorang gadis kecil yang berusia tujuh tahun bertransmigrasi ke dunia lain yang sangat aneh. di sana ada sihir keajaiban dan kasih sayang Warning !!! Sebelum baca ceritaku pahami dulu tagar nya!!!! Ini berita BXB, HOMO, GAY...