chapter 11

5.4K 328 22
                                    

"eungh.." lengkuh seorang gadis kecil yang terbangun dari pingsannya.

gadis itu membuka matanya kemudian mengerjab beberapa kali lalu terdiam menatap atap untuk mengumpulkan nyawa.

Tapi tidak lama setelah itu, ekspresi wajah yang di tunjukkan gadis itu heran. bau yang ia cium tidak seperti biasanya, Bahkan ini pertama kalinya ia mencium bau seperti ini.

Gadis itu yang tidak lain adalah Luna duduk di tanah tanpa alas sedikit pun. Luna juga menatap sekitar ruangan dengan tatapan heran.

Ini dimana??

Kenapa tempat ini kotor sekali dan berbau busuk??

Kenapa ia di kurung di sini??

Perhatian Luna lalu tertuju pada segerombolan anak anak yang juga terkurung di tempat yang sama olehnya.

Anak anak itu berusia sekitar tiga sampai sembilan tahun dengan jumlah sekitar lima orang.

Luna menatap mereka semua dengan tatapan tak bisa di jelaskan. Tubuh anak anak itu sangat kotor, pakaian yang mereka kenakan tak pantas untuk di kenakan lagi, ada juga bekas luka yang baru maupun yang sudah lama di sekitar tubuh mereka.

"Ini dimana??" Cicit Luna sembari mundur ke pojok sendiri berusaha menjaga jarak pada anak anak itu. Tubuh Luna bergetar, ia memeluk dirinya sendiri karena ketakutan.

"Ruangan bawah tanah" Jawab seorang anak laki laki yang sadari tadi mengamati Luna dari pingsan sampai terbangun kebingungan.

Ketakutan Luna berubah menjadi kebingungan, "kenapa kita ada di luangan bawah tanah??"

"Untuk di jual di jadikan budak oleh para bangsawan" timpal gadis yang seperti nya tertua sendiri.

"Di jual??" Gumam Luna mendadak takut.

"papa, Luna takut" Isak Luna pelan menunduk memeluk lututnya dengan erat.

Pikiran buruknya muncul begitu saja ketika mendengar kata di jual dan di jadikan budak. Luna tau maksud itu, Luna sungguh takut jika dirinya di jadikan budak.

Anak perempuan yang menjawab pertanyaan Luna mendekat ke arah Luna lalu mengusap surai perak Luna dengan lembut.

"Kau Bangsawan bukan?? Kenapa kau di culik?? Apakah keluargamu bangkrut??" Tanya anak perempuan itu setelah tangisan Luna agak tenang.

Luna menongak ke arah perempuan, dirinya lalu menggeleng pelan.

"L-luna bukan ceolang bangcawan"  lirihnya pelan sesegukan.

Anak perempuan itu langsung memasang wajah bingung, ia menoleh kepada teman temannya yang mulai mendekati ke arah mereka berdua.

"Benarkah?? Lalu kenapa pakaian mu sangat mewah?? kenapa juga rambut dan bola matamu berbeda dengan kebanyakan rakyat biasa??" Tanya anak perempuan itu lagi sungguh penasaran dengan identitas Luna.

"Tidak tau, Luna tidak tau" Luna tidak berbohong, ia tidak tau semua akan jawaban dari pertanyaan yang di berikan perempuan itu. Yang ia tahu hanyalah papanya yang seorang jenderal dan kakeknya yang seorang Duke.

"Bolehkah aku melepas topeng mu??" Izin seorang anak laki laki yang berusia sekitar enam tahun. Laki laki itu kenal dengan sebagain bangsawan karena ibunya pelayan kerajaan, jadi ia sering menyelinap kedalam istana.

Luna menatap wajah satu persatu yang menatap dirinya dengan kebingungan, dengan ragu Luna hanya mengangguk pelan.

Anak laki laki itu mendekat ke arah Luna lalu melepaskan topeng yang Luna kenakan.

"Apakah kamu kenal??" Tanya laki laki yang berusia delapan tahun.

Anak laki laki itu mengelengkan kepalanya, "dia asing, aku baru pertama kali melihatnya"

{BL} Little Luna's miracle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang