***
"Ma, dapat undangan?" Tanya Rendi.
"Iya, kita semua di undang..." jawab Citra.
"Kita akan berangkat?"
"Tentu, Rendi."
"Tapi, Mas Revan gimana, Ma?"
"Dia akan datang," jawab Citra.
"Luna?"
"Dia juga pasti datang," Citra kembali menimpali ucapan putranya. Wanita itu menatap putranya kala membaca kecemasan dalam suara si bungsu. "Ren, mungkin bagi Revan ini sangat aneh. Tapi biarkanlah dia berspekulasi tentang apapun yang di lihatnya... kalaupun dia menolak datang, itu terserah dia saja. Tapi, mama yakin dia akan ikut ke pesta Reynaldi..."
***
Revan baru saja pulang dari kantornya. Kemudian sebuah mobil yang baru saja memasuki halaman rumah membuat Revan menatap bingung pada seorang wanita yang baru saja turun dari mobil tersebut.
Revan bahkan sampai menghentikan langkahnya demi melihat siapakah gerangan tamu yang baru saja datang?
"Selamat siang, Pak Revan..." sapa wanita itu dengan ramah. Mengenakan celana bahan hitam panjang serta jas yang membungkus kemeja putih di dalamnya, wanita itu tersenyum ramah pada pria di depannya.
"Siapa?" Tanya Revan sambil mengernyitkan alisnya bingung.
"Saya pegawai Bu Mayang..," sahut wanita itu.
"Oh, iya. Ada apa?"
"Oh sudah sampai, ya?" Citra tiba-tiba saja keluar. "Bawa masuk saja..." perintah wanita itu yang membuat Revan keheranan. Alih-alih menjelaskan kedatangan orang suruhan Bu Mayang, Citra malah mengabaikan keberadaan Revan. Jelas, Mayang sudah menghubunginya lebih dulu.
Wanita yang baru saja hendak memperkenalkan dirinya itu mengangguk. Meminta seseorang lainnya membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan beberapa paper bag.
"Langsung bawa masuk saja, Pak..." pinta Citra yang menggiring mereka masuk ke dalam rumahnya. Tanpa terkecuali Revan yang masih bergeming.
Siapa sebenarnya mereka? Kenapa Tante Mayang memberikan banyak hadiah? Ada apa? Dan untuk siapa? Sebelumnya, meski dia dan Reynaldi dekat sebagai sahabat, tante Mayang jarang menunjukkan perhatian yang berlebih. Tapi kali ini, rasanya berbeda!
"Ma, ada apa sih?" Tanya Revan pada Citra begitu wanita dan seorang pria yang baru saja mengantar paket dari Tante Mayang pergi meninggalkan kediamannya.
Citra mengulas senyum tipis, lupa bahwa wanita itu belum menjelaskan maksud dari barang-barang yang di berikan oleh Mayang untuknya.
"Ini gaun dan sepatu untuk Aluna..." beritahu Citra.
Revan tentu saja melongo mendengar jawaban mamanya.
"Hah?"
"Tante Mayang yang kirim semua ini, termasuk MUA yang akan merias Aluna nanti..."
Revan masih tidak habis pikir dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Ma, ini enggak salah kan?" Revan menyentuh paper bag dengan merk terkenal. Ada sepatu, gaun dan banyak lagi. "Merk bajunya... bukan abal-abal, lho..."
Citra mengangguk dengan binar di matanya yang terlihat bahagia. "Kenapa? Kamu pasti heran kan? Tante Mayang memang sangat menyayangi Aluna. Ini belum apa-apa, Revan. Sudah kamu masuk saja... nanti malam, kamu akan ikut juga kan?"
"Kemana?" Tanya Revan, yang memang sama sekali tidak mengetahui apapun. Citra memang sengaja belum memberitahu Revan sejak awal, agar pria itu tidak berpikir terlalu lama untuk membuat keputusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
RomanceAluna di landa kebimbangan saat kecelakaan itu merenggut ingatan suaminya. Kenangan saat bersamanya seakan terhapus dalam ingatan sang suami. Hingga Aluna memutuskan kembali bekerja sebagai Pembantu di kediaman Citra Hadjiwijaya. Sikap Revan yang t...
