Chapter 6 💕

9.9K 538 13
                                    

"Apa kabar, Rima?" Citra menyapa Rima, kekasih Revan—yang baru saja tiba di rumahnya.

Rima menyambut pelukan Citra, "Baik, Tante..." jawab Rima dengan seulas senyum.

"Ayo masuk, kalian sudah makan?"

"Mas Revan bilang mau ajak makan malam di sini," sahut perempuan cantik itu.

"Oiya? Kalau begitu kita langsung ke meja makan saja. Kebetulan kami belum makan..."

Revan membiarkan Rima bersama mamanya berjalan lebih dulu, sementara pria itu mengekorinya.

"Gimana pekerjaan kamu?" Tanya Citra pada Rima saat mereka telah duduk di kursi masing-masing.

"Baik, Tan. Lancar-lancar saja," kata Rima.

"Terakhir Tante pesan baju di kamu, sekitar satu tahun yang lalu, ya?"

"Oiya? Besok Rima bawakan gaun terbaru. Atau khusus akan Rima buatkan untuk Tante..."

"Terima kasih, Rima."

Reyhan dan Rendi sudah berada di sana. Begitu tahu bahwa Rima akan bergabung dalam meja makan bersama mereka, Citra meminta kedua putranya agar menunggu. Dan saat ini, mereka berlima sudah berkumpul untuk menyantap makanan di meja makan.

"Ma.. ada yang ingin aku bicarakan." Tepat saat Revan membuka suara, Aluna baru saja datang membawakan makanan yang sempat di bawa oleh Rima untuk di sajikan di meja makan.

"Ada apa, Van?" Citra bertanya dengan lembut.

Baik Reyhan dan Rendi menunggu apapun yang akan di bicarakan oleh kakak sulungnya.

"Aku ingin menikah," ucap Revan yang membuat semua orang tersentak, termasuk Aluna yang terpaku di tempatnya dengan degub jantung yang berdebar sangat kencang.

Sebelummelempar senyum ke arah Rima dan juga Revan. Sesaat Citra menatap Aluna dan meminta agar pelayannya itu segera pergi.

"Gimana, Revan? Bicara yang jelas, sayang..." pinta Citra. Sedangkan Reyhan dan Rendi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku akan menikahi Rima..." kata Revan. Detik itu juga Rima mendelik mendengar permintaan Revan.

Wanita cantik itu menatap cemas kekasihnya namun, Revan sama sekali tak menyadari itu, ketika berhasil menguasai perasaannya, Rima kemudian menyentuh bahu Revan. "Mas... apa nggak terlalu cepat?" Tanya wanita itu gelisah.

Revan bahkan tidak melihat kekhawatiran di mata kekasihnya itu.

"Kenapa, Rim? Kita sudah lama menjalin hubungan kan? Terakhir kali, kamu menolak lamaranku..." jelas Revan lagi.

"Tapi bagaimana dengan karirku?"

Mendengar perdebatan di depannya, Citra bicara, "Revan, sebaiknya diskusikan dulu sebelum membuat keputusan, sepertinya Rima belum siap dengan keputusanmu!"

"Oke... nanti akan aku bicarakan bersama Rima," putus Revan.

***

Aluna baru saja memasuki lobby kantor Reyhan. Wanita itu gegas menaiki lift untuk ke lantai atas dimana Reyhan memintanya agar membawakan berkas yang tertinggal di rumah.

Baru saja lift terbuka, Aluna harus menahan nafasnya sejenak saat matanya bertemu dengan seseorang yang ia kenali.

Revan meminta rekannya agar masuk ke lift lebih dulu apalagi saat di lihatnya Aluna keluar dari dalam lift di depannya. Setelah pintu tertutup, Aluna bergerak canggung.

"Selamat siang, Tuan Revan," sapa Aluna dengan dada yang berdebar kencang. Kenapa mereka harus berpapasan seperti ini sih?

"Apa yang kamu lakukan di kantor saya?" Tanya Revan penuh selidik.

Our Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang