Ebook tersedia di playstore.. di KBM aplikasi juga ada.. versi pdf bisa d order via wa di 089633021705 (klik link wa di bio agar terhubung ke WA langsung)
Maaf ngebosenin..
Happy reading...
Ucapan Revan seperti mantra yang sulit di percaya namun Aluna memercayainya.
Sungguh aneh, tapi nyata.
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Selama ini, Aluna menganggap Revan hanya sebatas anak majikannya yang arogan, temperamental dan juga egois. Tapi malam itu... Aluna terlena oleh kalimat manis yang menyentuh hatinya.
Salahkah dia memercayai ucapan pria yang telah menjadi suaminya itu?
Hari-hari yang di lalui Aluna tidak selalu mulus. Dia harus beradaptasi dengan hidupnya yang baru. Terbangun di ranjang yang sama dengan Revan, melihat wajah rupawan pria itu serta merasakan getaran-getaran aneh di dadanya. Sebab, sungguh... ketampanan Revan membuat jantungnya berdebar.
Hari pertama menjadi istri Revan, gadis itu bangun lebih awal seperti biasanya. Namun kali ini, pada 5 menit pertama matanya terbuka—Aluna gunakan kesempatan itu untuk mengagumi wajah tampan di depannya, berdecak kagum lantas menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya bahwa pria di depannya ini adalah suaminya.
Aluna bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Mencuci mukanya setelah itu menekuri wajahnya di depan cermin.
Seperti mimpi... tapi nyata, batinnya bicara.
Aluna masih tidak percaya bahwa ia tertidur dengan lelapnya bersama Revan di ranjang. Meski tidak ada kegiatan atau kejadian apapun selain memejamkan mata. Tapi, bukankah lucu bahwa ia merasa nyaman dengan tertidur nyeyak bersama pria asing?
Pria asing?
Tidak... Revan bukan pria asing.
Revan adalah suaminya. Meski terdengar asing mengakui bahwa pria itu telah menjadi suami baginya.
Aluna meninggalkan kamarnya menuju dapur. Seperti biasa, dia akan mengerjakan tugasnya tapi di cegah oleh Bu Rahma.
"Mbak Luna..."
"Bu Rahma. Panggil Luna saja..." Aluna tidak terbiasa dengan panggilan sopan dari Bu Rahma. Karena selama ini, mereka akan di panggil sesuai nama kecuali pada yang usianya lebih tua.
Wanita itu menggeleng. "Tidak. Sekarang kamu adalah majikan saya..." ucap wanita itu. "Apa yang Mbak Luna lakukan? Ini sudah bukan tugas Mbak Luna lagi..." tanya Bu Rahma saat matanya melihat bahwa Aluna sedang memegang gagang sapu sementara tangannya yang lain memegang lap.
"Tapi Bu Rahma... saya belum terbiasa..."
"Iya, saya tahu. Tapi kalau sampai Tuan Revan tahu, bisa kacau."
"Iya, Mbak Lun. Kita semua tidak mau kena semprot karena membiarkan kamu mengerjakan tugas pelayan!"
"Len.. kita teman kan?"
"Itu dulu. Sekarang bukan lagi..."
Aluna menatap sendu para teman-temannya. "Kenapa kalian begini? Bukankah aku juga sama seperti kalian. Aku tidak membedakan status sosial meski saat ini aku sudah menjadi istri Tuan Revan... kalian bahkan belum mendengar cerita dari sudut pandangku."
Semua mata saling memandang terlihat mempertimbangkan.
Tanpa di minta, Aluna menceritakan awal mula kenapa bisa menikah dengan Revan.
"Aku dan tuan Revan terjebak situasi. Dia hanya menyelamatkan harga dirinya dan juga aku, Bu Rahma. Menurutku... tidak akan ada yang berubah."
Bu Rahma menatap prihatin pada Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
RomanceAluna di landa kebimbangan saat kecelakaan itu merenggut ingatan suaminya. Kenangan saat bersamanya seakan terhapus dalam ingatan sang suami. Hingga Aluna memutuskan kembali bekerja sebagai Pembantu di kediaman Citra Hadjiwijaya. Sikap Revan yang t...
