Chapter 14 💕

10.4K 598 21
                                        


Pdf OUR BABY sudah ready yaa.. dg harga 40k

Promo pdf 100k dapet 12 pdf bonus Cerpen...
1. Baby and me
2. Akibat pernikahan dini
3. I love ayah
4. The baby is mine
5. Baby daddy
6. Istri mudaku
7. Our secret
8. Our baby
9. Terikat luka
10. Sah menikah dg mantan
11. Fantastic baby
12. Friend with benefit
13. Wedding disaster
14. Bittersweet marriage
15. Terikat cinta

Minat? Bisa chat via wa di 088973689642 yaww... payment bisa melalui tf bank/shopeepay/dana.. pdf akan di kirim setlah transaksi dan bisa d kirim via wa/gmail

14. Kejutan di Pesta Reynaldi

Happy reading

***
Aluna duduk cemas di tempatnya. Padahal Revan menyetir dengan tenang meski pria itu menyadari kebodohannya.

Pasti sikapnya tadi membuat Aluna salah paham kan? Bahkan, keadaan berubah sangat canggung di dalam mobil.

Revan berusaha menutupi perasaan tak nyaman yang tiba-tiba saja dia rasakan. Apalagi melihat Aluna yang nampaknya memilih diam. Keheningan tentu saja tercipta di antara keduanya. Seharusnya, Revan membiarkan Aluna ikut salah satu adiknya, tapi egonya justru membawa Aluna untuk ikut bersamanya. Revan tidak menyukai ide spontan tersebut, tapi bukankah sudah terlanjur terjadi?

"Maaf," kata Revan, sedikit menurunkan egonya. Meski sebenarnya, untuk apa ia meminta maaf? Toh, dia memberikan tumpangan pada Aluna kan?!

Aluna menoleh untuk menatap pria itu dengan kepala yang mengangguk pelan. Perempuan itu bahkan tak bisa mengontrol detak jantungnya. Gugup? Tentu saja.

"Apa Tuan nggak mengajak non Rima ke pesta?"

Revan tiba-tiba memukul stir begitu Aluna mengingatkannya tentang Rima. Ah, bahkan beberapa hari yang lalu, Rima menghilang. Pesan dan panggilannya sama sekali tak di jawab. Dan mana sempat Revan menghubungi Rima perihal pesta ini!

"Pesta ini, aku bahkan mengetahuinya sepulang kerja sore tadi. Mana sempat kabarin Rima..." jawaban Revan membuat Aluna mengangguk-anggukan kepalanya.

"Reynaldi pasti mengundangnya juga... mereka kan saling mengenal. Mungkin kalau dia sempat, Rima pasti datang ke pesta Rey," imbuh Revan.

Sementara Aluna membenarkan ucapan Revan dalam hati. Rima pasti datang... dan Aluna harus selalu menyiapkan diri.

Perjalanan terasa begitu lama bagi Aluna, mungkin karena dia merasa tidak nyaman berada di dekat Revan, takut kalau pria itu berubah suasana hatinya.

"Kita sampai," kata Revan saat pria itu memasuki pelataran rumah sahabatnya. "Bukankah kamu sudah pernah kesini sebelumnya? Kenapa memilih tinggal di rumahku? Apa karena Reynaldi hilang ingatan..."

Ceklek

Aluna membuka pintu mobilnya. "Saya turun duluan, Tuan," ucap Aluna, tak berniat menjawab pertanyaan Revan barusan.

"Tunggu," sahut Revan cepat. "Jangan coba-coba masuk ke dalam tanpaku... ingat, kau datang denganku. Paling tidak, tunggu aku dan kita masuk ke dalam bersama."

Aluna mengangguk sambil menelan ludahnya. Kakinya bergerak turun dan memutari mobil untuk menunggu Revan turun darisana.

Perempuan itu berulang kali menarik nafasnya dalam---untuk menormalkan detak jantungnya. Tapi tetap saja, rasanya Aluna semakin gugup. Tidak seharusnya dia datang, andai Mayang tidak menyiapkannya secara matang bahkan sampai membelikan gaun dan menyewa perias untuknya. Aluna pasti memilih diam di rumah Citra dan menikmati waktu istirahatnya.

"Kemana sih mama?" Gerutu Revan dengan ponsel di telinganya sembari mendekati Aluna yang terlihat tidak nyaman. "Kamu bisa hubungi Rendi dan Reyhan?" Tanya pria itu pada Luna.

Our Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang