Revan melihat Aluna, Rendi dan juga Reyhan sedang berada di gazebo halaman belakang rumah. Mereka sedang bergurau di malam minggu?
Wah, Aluna pasti mempunyai daya pikat yang besar melihat kedua adiknya sangat akrab. Bahkan pembantu yang lain saja tidak ada yang seberani perempuan itu!
"Kamu temui mami dulu ya, sayang?" Pinta Revan pada Rima. Keduanya baru saja sampai di rumah, sesaat ketika ekor matanya melihat tiga orang di halaman belakang, Revan sedikit tertarik dengan mereka.
Rima setuju saja saat Revan memintanya menemui Citra lebih dulu. Sementara Revan memilih untuk menghampiri Reyhan dan Rendi.
"Wah, seru kayaknya?" Sapa Revan yang terdengar seperti sindiran di telinga Aluna.
Ketiga orang disana langsung memusatkan pandangannya pada pria itu, termasuk Aluna yang tampak memeluk erat sebuah nampan di dadanya.
Dia memang mengantar kopi dan beberapa cemilan pada Reyhan dan Rendi, tapi Aluna lupa waktu karena mereka terlalu asyik bergurau sampai hal itu di lihat oleh Revan.
"Bukannya kalian harusnya pergi berkencan?" Tanya Revan pada salah satu dari adiknya. "Malam minggu?"
"Aku lagi nggak punya pacar, Mas..." jawab Reyhan.
"Malam ini aku nggak berniat keluar untuk pergi... kenapa, Mas?" Tanya Rendi. "Mau gabung sama kita? Aluna punya banyak cerita lucu..."
Revan mendengkus keras kemudian melemparkan senyum mengejek. "Lucu? Dia bahkan terlihat menyedihkan..." hardik Revan sambil memutar badannya untuk pergi meninggalkan adik-adiknya.
Aluna menunduk sedih dengan ucapan pria itu, Reyhan mencoba menghibur Aluna. Namun ia yakin, ucapan Revan telah menyakitinya.
Sedangkan Revan, Pria itu berjalan keluar menuju pos satpam. Jelas, ia kesal dengan Aluna yang sepertinya pandai tebar pesona.
"Aska," seru Revan ketika pria itu sampai.
Pria yang di maksud oleh Revan keluar dari pos saat namanya di panggil.
"Iya, Pak Revan?" Aska berdiri sigap pada pria di depannya yang terlihat marah?
"Istrimu... kenapa kamu membiarkan dia bersama laki-laki lain?"
"Hah? Bagaimana, Pak?" Aska bertanya bingung.
"Aluna... dia istrimu kan?" Tanya Revan. "Dia sedang tebar pesona pada adik-adikku, seharusnya sebagai suami kamu melarangnya dekat-dekat dengan majikan apalagi mereka lawan jenis. Bisa kebablasan nanti..."
Aska menelan ludahnya kelu kemudian mengangguk. "Na-nanti saya peringati, Pak..."
"Bagus, itu memang tugas seorang suami kan? Jangan diam saja saat istrimu tebar pesona pada laki-laki lain!"
"Baik, Pak Revan. Terima kasih atas informasinya..."
Revan tersenyum puas saat berhasil mengadukan tingkah Aluna pada Aska, kita lihat saja. Apakah setelah ini keduanya akan bertengkar?
Dasar pelacur cilik!
Sedangkan di tempat yang berbeda, Rima sedang duduk berdua bersama Citra.
Mata wanita itu melirik jemari Rima yang mengenakan sebuah cincin.
"Apa itu pemberian Revan?" Tanya Citra hati-hati.
Rima menyentuh jemarinya kemudian mengulas senyum. "Iya, Tan..," jawab Rima dengan binar yang memancarkan bahagia.
Citra menghela nafasnya berat. "Tapi kamu ingat kan perjanjiannya, Rima? Tante hanya meminta bantuanmu, bukan memintamu kembali padanya. Jika segalanya kembali normal, Tante ingin kamu kembali ke posisimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Roman d'amourAluna di landa kebimbangan saat kecelakaan itu merenggut ingatan suaminya. Kenangan saat bersamanya seakan terhapus dalam ingatan sang suami. Hingga Aluna memutuskan kembali bekerja sebagai Pembantu di kediaman Citra Hadjiwijaya. Sikap Revan yang t...
