Chapter 27 💕

8.7K 524 24
                                        


Aluna bertugas menjaga Citra di ruang rawat inap, sedangkan Revan menyusul kedua adiknya untuk mengecek Villa mereka.

"Lun..." panggil Citra saat wanita itu membuka matanya dan pandangannya langsung menemukan sosok gadis yang telah menyelamatkannya itu.

Aluna mendekat. "Iya, Bu..." jawab Aluna. Merasa lega dan penuh syukur mengetahui bahwa Citra telah siuman dari pingsannya.

"Terima kasih..." ucap wanita itu meski dengan suara lemah.

"Tidak perlu berterima kasih, sudah seharusnya seperti itu, Bu... Selama ini, Ibu sudah banyak membantu saya, sekarang giliran saya. Dan semua itu belum bisa terbayarkan!"

Entah bagaimana Citra harus berterima kasih, kejadian itu sangat membekas dalam hidupnya.

Tidak lama, dokter datang untuk memeriksa keadaan Citra. Kemudian Rendi yang baru saja sampai merasa terkejut dan senang mendapati mamanya telah siuman.

"Mama..." pria itu berlari mendekat, di susul Revan dan Reyhan yang merangsek masuk.

Mereka bertiga memeluk Citra penuh syukur karena wanita itu telah sadar dari pingsannya. Sedangkan Aluna bergerak mundur penuh haru. Kekompakan pada ketiga putra Citra membuatnya tersentuh. Bagaimana tidak, kehangatan keluarga hadjiwijaya begitu membuatnya iri?!

***

Pulang.

Mereka kembali ke kota. Villa itu separuhnya telah hangus. Citra harus mengeluarkan budget untuk memperbaiki Villa atau membangun ulang rumah yang telah di beli sang suami untuk liburan mereka.

Tapi itu tak jadi masalah, asal semua anggota keluarganya selamat. Tak ada yang terluka sedikitpun. Villa itu masih bisa di perbaiki. Korsleting listrik yang terjadi menyebabkan kebakaran tersebut.

Sejak  kejadian itu pula, Revan menaruh perhatian lebih pada Aluna. Sebab, karena gadis itulah—mamanya selamat. Karena keberanian Aluna, sang mama sampai saat ini masih bersamanya. Jika saat itu Aluna tidak mendahului masuk ke dalam Villa—Revan tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan mamanya.

"Mas Revan kenapa?" Tanya Rendi saat Revan sama sekali tak berkedip saat melihat Aluna menyajikan makanan di meja makan.

Citra hanya mengulum senyum, berbeda dengan Reyhan yang nampak menatap Revan dan Aluna secara bergantian. Apa kakaknya itu tertarik pada Aluna?

Sejak kapan, Revan menaruh perhatian? Bahkan sebelumnya, Revan nyaris tidak pernah melirik Aluna sedikitpun!

Reyhan menghela nafasnya berat, pria itu  merasa harus memperjelas segalanya!

Reyhan bangkit berdiri di saat semua orang di rumahnya mulai sarapan, pria itu justru meninggalkan meja makan. Bahkan tidak ada satupun dari mereka yang menyadari bahwa Reyhan berlalu pergi.

Pria itu mendatangi Aluna yang telah berada di teras jemuran.

"Lun.." panggilan itu tentu membuat Aluna terlonjak.

Aluna bahkan sampai mengusap dadanya yang berdegub kencang. "Mas Rey... ngagetin saja... ada yang bisa saya bantu?" Aluna mendekat, meninggalkan keranjang pakaiannya.

Our Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang