Chapter 26 💕

8.9K 525 4
                                        

Pdf ready ya.. ebook tersedia.. kbm aplikasi juga ada

Info pemesanan pdf bisa via wa di +6289633021705 (klik bio agar langsung tersambung ke WA)

***

"Menikahlah denganku... maka, ciuman itu sudah menjadi hak-ku sebagai suamimu, Aluna."

Mata Aluna bergerak gelisah, bibirnya kelu untuk berkata-kata atau bahkan untuk membalas ucapan pria di depannya.

"Jika saya menjadi suamimu, bukankah ciuman itu menjadi milikku!" Ucapan Revan kali ini membuat Aluna mengerjapkan matanya berulang-ulang. "Tidak ada alasan untukmu tidak memaafkan saya!"

"Apa semudah itu?" Aluna bertanya dengan susah payah. Apa semudah itu mengajak orang lain menikah? Sedangkan Aluna jelas bukan siapa-siapa?!

Revan berdecak. "Tidak. Saya juga tidak tahu kenapa berkata demikian. Secuil perasaanku terluka karena kamu menjadikanku tersangka setelah ciuman semalam. Perasaanku terluka saat tahu bahwa begitu spesialmu calon suamimu nanti..."

Aluna mendengkus meremehkan.. Terdengar tidak sopan, tapi jawaban Revan benar-benar tidak serius.

"Pikirkan jawabannya jika kamu mau..."

"Apa pernikahan terlihat seperti lelucon?"

"Tidak. Pernikahan adalah hal yang sakral juga bagi saya..."

Aluna tidak menjwab selain meninggalkan Revan pergi. Di mata Aluna, Revan terdengar seperti orang sinting. Bagaimana bisa, pria itu mengajaknya menikah? Sedangkan hubungan mereka tidak spesial. Revan bahkan cenderung membencinya?! Alasan masuk akal yang mana—hingga pria itu memiliki keputusan konyol tersebut?

Apa semua itu karena kejadian semalam?

Ciuman itu?

Atau suara aneh di kamar Tuan Reynaldi?

Memikirkan kemungkinan itu,  untuk sesaat kakinya berhenti bergerak kala telinganya menangkap teriakan-teriakan dari arah Villa.

"Kebakaran... kebakaran..."

"Kebakaran..." ulang Aluna.

Revan yang mendengar gumaman gadis itu langsung menoleh. Sejenak menatap gadis itu dengan gamang lantas berdiri.

"Dimana ada kebakaran?" Tanya Revan setelah berada di dekat gadis itu.

Aluna menunjuk villa yang mereka tempati, asap nampak keluar dari atap rumah, melihat itu, keduanya sempat saling melempar pandangan dengan cemas, hingga Revan lebih dulu memutuskan untuk berlari lebih dulu untuk segera menghampiri lokasi kejadian. Di susul oleh Aluna.

Dengan nafas tersenggal, Revan mendekati adiknya itu. Rendi baru saja keluar dari pintu depan dengan terbatuk batuk.

"Mama mana, Ren?" Tanya Revan khawatir. Pasalnya sejak ia sampai, matanya sama sekali tidak menemukan Citra bersama yang lain.

"Mama di dalam, Mas..."

"Ibu Citra masih di dalam?" Tanya Aluna khawatir.

"Dia tidur. Api sudah menyebar. Gimana, Mas? Mama masih di dalam..." dengan penuh penyesalan, Rendi menitikkan air mata. Pasalnya, ia seperti pengecut yang tidak berhasil membawa mamanya keluar. Rendi sudah berusaha masuk, hanya saja Api mulai mengepungnya.

Our Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang