..
.
.
"Itu dia!"seru Grim dan mereka semua yang menunggu di depan Rumah Botani kaca.
"Dari mana saja?"tanya Yuuken begitu Reiva berhenti di depan mereka.
"Urusan kecil. Sudah selesai."
Mereka lalu masuk ke dalam Rumah Botani selagi Boboiboy menjelaskan rencana mereka membantu Ace dengan urusan kue tar yang dia makan.
"Trey-senpai yang membuatnya?"
"Uhm, Cater-senpai juga mengatakan itu."
Setibanya di area kastanye,mereka melihat ada banyak biji kastanye yang berhamburan.
"Woah! Ternyata sebanyak ini!"celetuk Grim yang ingin mengambil satu biji kastanye itu,namun Boboiboy menahan tangannya.
"Jangan diambil dengan tangan kosong,itu berduri."ucapnya dan Grim langsung menarik balik tangannya.
"Di sekitar sini mungkin ada peralatan atau sarung tangan untuk mengambilnya. Ayo kita cari."
Mereka berpencar untuk mencari peralatan berkebun yang diperlukan. Reiva, Yuuken dan Grim pergi bertiga menuju sisi lain area tersebut.
"Sayangnya aku tidak bisa menikmati tar-nya nanti."
Reiva menoleh kearah Yuuken yang memasang raut wajah cemberut sedari mereka tiba di Rumah Botani,lantas ia bertanya,"Kalau boleh tahu,kenapa?"
"Aku alergi."jawab Yuuken sembari menghela nafas panjang,"Dan karena alergi ini,aku jadi tidak mau bekerja sebenarnya."
"... Separah itu? Apa mau ku buatkan kue kering saja?"
Kini, Yuuken balik menatap gadis itu yang memasang wajah datar,tapi tatapannya yang tersirat perasaan cemas membuat sesuatu seperti menggelitik perutnya dari dalam.
"Alergi ku tidak parah sebenarnya, tidak ada reaksi seperti gatal-gatal atau sesak nafas,tapi.."
Reiva dan Grim yang diam-diam mendengarkan menunggu Yuuken menyelesaikan ucapannya,namun dia langsung mengganti topik dengan mengatakan,"Kalau begitu,tolong buatkan aku kue. Setidaknya aku tidak iri dengan mereka."
"... Baiklah,akan ku buatkan."
Mereka berdua tersenyum,Grim yang sedari tadi menguping akhirnya berseru agar merubah suasana.
"Hoi!! Kalian lama sekali! Ayo cepa-- Waahhh!!!!"
Reiva segera mendekati Grim yang kakinya tertusuk duri kastanye,tanpa menyadari dia menginjak sesuatu yang membuat seseorang mengerang kesakitan.
Mereka bertiga dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik semak-semak, kemudian menoleh kearah mereka dengan tatapan tajam dan kesal.
"Kalian.."
"Huh? Dia ini penjaga kebun,ya? Kenapa dia benar-benar berbeda dari ekspetasi ku??"celetuk Grim secara blak-blakan,Yuuken yang berdiri di sebelah Reiva langsung memukul kepalanya yang tengah digendong.
"Tidur ku terganggu karena kalian, berani-beraninya.."ujar pria itu dengan suara berat membuat mereka bergidik ngeri.
"Yup,dia bukan penjaga kebun."kali ini,Reiva yang menutup mulut Grim agar dia diam.
Pria itu menatap mereka satu persatu dengan waktu yang cukup lama,lalu kembali menatap kearah Reiva yang kebingungan melihatnya tersenyum miring dengan mata menyipit.
"Oh..?? Kalian herbivora yang tidak memiliki sihir itu. Mengejutkan kalian bisa memakai seragam itu dan masuk ke sekolah ini."
Mereka mundur perlahan begitu pria jangkung itu berjalan mendekati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Twist this Wonderland ||•
Hayran Kurgu•~ "Mirip... Mirip.. mirip siapa,ya?" ~• •~ "Maleficent..??" ~• ===============================