<Bonus🦁: Should not>

157 29 3
                                    

.

.

.

.

.

Siang hari tiba,hari Minggu memaksa mereka semua yang malas ke kafetaria untuk memasak di asrama dan makan disana.

Berbeda dengan mereka,Leona yang gabut memilih ke kafetaria setelah mendengar Ruggie kesana untuk memasak, kebetulan dia juga lapar.

Namun,baru saja memasuki kafetaria,dia sudah mendengar suara keributan dari arah dapur Kafetaria yang membuatnya berpikir junior hyena itu membuat keributan.

Namun anehnya,suara orang yang berbicara tidak hanya suara Ruggie saja,tapi ada banyak suara perempuan bersahut-sahutan yang membuatnya penasaran.

Langsung saja dia masuk ke dapur kafetaria dan melihat kondisinya yang sudah berantakan, terlihat juga Ruggie dan tiga orang Reiva yang memegang alat-alat dapur.

"... What the fuck?"

"Kami bisa jelaskan!"

"Ya! Jelaskan!"

Akhirnya setelah beberapa saat membersihkan dapur kafetaria,mereka bisa duduk di kursi dan meja yang sudah dirapikan,lalu ketiga Reiva mulai menjelaskan.

"Pertama-tama halo,aku Solum. Dan ini dua saudari ku,Folia dan Ignis."Solum memulainya dengan perkenalan diri meski canggung.

"Uh huh. Lalu siapa kalian? Kenapa wajah kalian sama dengan Kantokusei-san?"tanya Ruggie yang tidak sabaran.

"Yah.. secara alami kami adalah bagian dari dirinya,lebih tepatnya elemennya. Aku adalah elemen tanahnya,dan mereka berdua, mulai dari Folia adalah elemen Daun dan Ignis elemen apinya."

"Hm........... Aku tidak paham."

Solum menghela nafas kecewa mendengar balasan Ruggie,beda dengan Leona yang sepertinya paham.

"Herbivora itu memiliki banyak kepribadian dan sosok dirinya yang lain,setiap kepribadian memiliki kesadaran dan emosi tersendiri, begitu juga kekuatan elemennya. Jadi bentuk kalian yang sekarang adalah bentuk berpencar dari satu tubuh menjadi tiga bagian. Apa aku benar?"

"Bing bong!! 100 untuk Leona-san!!"seru Folia kemudian mengeluarkan bunga lavender entah dari mana dan memberikannya pada Leona,"Nah!! Untuk mu sebagai hadiah!"

Leona mendengus, kemudian menerima bunga itu dari Folia yang kini tersenyum lebar,itu sempat membuat kedua pemuda terkejut saat menyadari bahwa senyuman itu adalah senyum gadis itu sendiri.

"Kami memang bisa berpencar seperti ini,tapi hanya sekali-kali kalau memang lagi dibutuhkan,bahkan kami tidak boleh lebih dari 30 menit."Solum kembali menjelaskan sembari mengelus kepala Folia yang memeluknya dari belakang.

"Hm? Memangnya kenapa kalau lebih?"tanya Ruggie dsn ketiga Elemental itu saling bertatapan mata.

"Itu bisa berbahaya untuk kami! Karena kami bisa saja lupa diri dan melupakan semuanya!"Ignis menjawab seketika membuat mereka terkejut.

"Kalau begitu kenapa kalian berpencar tadi?"tanya Leona dan ketiganya menunjuk dapur itu.

"Tadi disini berantakan,staff yang bekerja disini meminta bantuan Tuan untuk membersihkannya karena dia ada keperluan. Jadi Tuan berpencar dan kami membersihkannya,dan untuk suara keributan tadi, Ruggie-san menjerit dan membuat Folia yang tadi menyusun barang ikut terkejut dsn menjatuhkan barang yang di bawanya."dengan penuh kesabaran Solum menjelaskan dan Leona mengangguk-angguk.

"Bisa kalian kembali ke satu orang?"

"Tentu. Lagipula sudah waktunya."

Ketiga Elemental itu mulai bersinar,cahaya hijau dan oranye menyatu dengan cahaya keemasan dan setelah cahayanya redup yang terlihat adalah Reiva yang berdiri sempoyongan dan berpegangan pada meja.

".. halo, Ruggie-senpai, Leona-senpai."sapanya dengan nada yang biasa dia gunakan dan mudah dikenali oleh kedua seniornya itu.

"Wow,itu hebat."puji Ruggie tersenyum lebar,entah kenapa dia merasa lebih akrab dengan yang normal daripada yang berekspresi tadi.

"Terimakasih."balas Reiva menundukkan kepalanya.

"Hm.. Ruggie,buatkan aku makanan."

"Oh!! Oke!!"

"Boleh ku bantu?"

"Uhm!! Ayo kemarilah!"

Leona bersandar ke kursinya dan menatap kedua juniornya itu memasakkan makanan untuknya,kala itu dia merasa lelah,dan akhirnya tertidur di kursinya.

Singkat cerita,kedua orang itu akhirnya selesai memasak,dan baru saja akan menyerahkannya pada Leona,pria itu sudah tertidur pulas.

"Shishishi~ Dia benar-benar tidak tahu tempat untuk tidur~"bisik Ruggie diangguki oleh Reiva yang setuju,"Bisa kau tunggu disini sebentar? Aku perlu membelikannya beberapa barang di toko Sam."

"Baiklah."

Ruggie pun pergi,dan Reiva ditinggal disana mengawasi Leona,karena merasa bosan dia memainkan elemen daunnya dari pot yang kosong.

Reiva menatap kearah Leona dan juga rambutnya, dirinya teringat dengan bunga putih yang cocok dengan rambutnya itu,lantas di menumbuhkan bunga itu di pot lalu memetiknya satu persatu dan merangkai karangan bunga.

"Yosh."gumamnya lalu berdiri dan berjalan mendekati Leona.

Melihatnya tertidur pulas,Reiva langsung meletakkan mahkota bunga itu diatas kepalanya dengan perlahan-lahan, dan berhasil tanpa membangunkan Leona.

"Hm. Cantik. Orang-orang disini cantik."gumamnya sembari mengeluarkan ponselnya dan memotret Leona dengan mahkota bunganya.

Reiva menatap layar ponselnya yang memperlihatkan gambar Leona tertidur, kemudian menyadari bahwa dalam foto itu.. Leona tersenyum.

".... Khayalan ku. Uhm."gumamnya sembari menyimpan ponselnya di sakunya lagi,lalu duduk di kursi dan memejamkan matanya untuk beristirahat,eh dia malah keterusan tertidur.

Tidak mendengar suara lagi,Leona membuka kedua matanya dan menatap gadis itu tertidur di seberang meja di hadapannya,lalu memegang mahkota bunga diatas kepalanya itu.

"... Hm. Dia tahu singa suka bunga Camelia."gumamnya tersenyum tipis.

Perlahan dia berdiri dan mendekatinya,lalu duduk diatas meja di hadapan gadis itu untuk memperhatikan wajahnya yang tertidur lebih dekat.

Senyum terbit di bibirnya,tangan kanannya yang menganggur mencubit hidung gadis itu perlahan yang membuatnya terganggu tapi tidak terbangun dari tidurnya.

"Aku heran,apa di asrama mu tidak memiliki cermin..? Kau mengatakan semua orang disini cantik,tapi tidak dengan diri mu. Aneh."jemarinya berpindah mengelus pipi gadis itu dengan lembut,"Herbivora ku yang aneh.."

.....

"Oh shi-- Hampir saja."gumam Ruggie melihat seniornya yang asik memperhatikan Juniornya itu tertidur pulas.

"... Shishi~ Mungkin aku harus berusaha lebih keras lagi untuk menang, ya..?"

.

.

.

>End<
===============================

Lets Twist this Wonderland ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang