<🦁 The Usurper from the Wild: Chasing🦁>

127 28 16
                                    

.

.

.

.

.

.

Di asrama Ramshackle, terlihat semua penghuninya sudah tertidur dengan pulas,yah kecuali Reiva dengan gejala Insomnia-nya.

Gadis itu duduk di kursi dapur sembari memainkan ponselnya,takut? Tentu tidak.

Hantu-hantu diasrama itu sudah menjadi temannya.

Pukul 1 malam,Reiva merasa bosan dengan ponselnya,jadi dia berjalan keluar dari asrama menuju pagar depan Asramanya untuk jalan-jalan dan cari angin.

"Woah.. dingin."gumamnya dan menyesal tidak memakai jaket saat dia keluar tadi.

Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja merinding begitu merasakan keberadaan yang tiba-tiba muncul di belakangnya,begitu dia menolehkan kepalanya, seketika Reiva merasa terintimidasi dengan tinggi badan pria di hadapannya itu.

".. Sungguh mengejutkan, kamu adalah anak manusia."kata pria itu menatapnya yang lebih kecil darinya,'Dia mirip dengan yang dideskripsikan Lilia,kecil.'

'.... Orang ini punya tanduk. Keren.' batinnya yang malah terpesona dengan tanduk hitam menjulang tinggi diatas kepala lelaki itu.

"Anak manusia,apakah kau tinggal disini?"pria itu kembali bertanya dan Reiva menjawabnya dengan anggukan kepala,"Aku biasanya menggunakan tempat ini sebagai tempat melepas penat dan jalan-jalan, kondisinya yang terbengkalai jadi tidak bisa dikunjungi oleh orang-orang. Tapi sepertinya tidak lagi."

"Maaf,siapa kau?"tanya Reiva sembari mengangkat satu tangannya seperti tanda menyela pembicaraan,sempat membuat pria itu terkejut dengan suara feminimnya.

Bukannya menjawab,pria itu malah tercengang,"Oh..? Aku? Kau tidak mengenal ku?? ... Haha,itu mengejutkan dan baru untuk ku. Untuk nama ku.. yah,lebih baik tidak perlu diberitahu. Setiap orang mendengarkan nama itu,maka hanya akan meninggalkan kesan dingin."

Reiva tidak paham dengan maksudnya,lalu pria itu kembali berkata,"Anak manusia,katakan,siapa nama mu?"

".. Reiva."jawabnya meski sempat ragu,"Kalau ini terdengar tidak sopan,tolong abaikan. Dengan apa aku harus memanggil mu?"

'Pertanyaan simpel,tapi susah untuk ku putuskan.. mungkin tidak akan menjadi masalah besar.' "Terserah pada diri mu,apapun yang terjadi sesuai dengan lidah mu adalah keputusan mu."balas pria itu tersenyum misterius padanya.

"Oh. Ngomong-ngomong tadi kau mengatakan kalau kau sering jalan-jalan disini,kan?"tanya Reiva dan pria itu menganggukkan kepalanya,"Kalau kau memang ingin jalan-jalan,maka silahkan. Tempat ini bukan sepenuhnya punya kami,jadi aku yakin tidak akan ada masalah kalau seseorang datang kemari."

"... Aku terkejut mendengarnya,tapi terimakasih."balas pria itu kembali memasang senyum di wajahnya,"Baiklah,aku rasa sudah saatnya kau masuk dan beristirahat. Manusia seusia mu memerlukannya."

"Aku juga berharap begitu,tapi sayangnya tidak."kata Reiva sembari menggelengkan kepalanya dan berkacak pinggang,"Aku akan jalan-jalan sebentar lagi, penyakit insomnia ku membuat ku tidak bisa tidur meski sudah sangat lelah. Selamat malam."dan Reiva pun pergi meninggalkan pria itu yang menatapnya pergi.

".. hm. Aku yakin Lilia tertarik untuk mendengarkan ini."gumamnya lalu dengan tatapan lembut dia menatap gadis itu pergi,senyum penuh arti terbit di bibirnya,"Dan aku berharap kita bertemu lagi,Reiva."dan dia pun menghilang dari sana.

....

Yuuken membuka kedua matanya,dan dia melihat seekor singa diatas batu curam yang dibawahnya ada sekelompok hyena, lagi-lagi dia bermimpi aneh.

Lets Twist this Wonderland ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang