<Bonus🐍: A worth dance with you>

95 22 3
                                    

.

.

.

Setelah kejadian di Scarabia, Reiva baru sadar tiga hari setelahnya.

Dan apa yang dia lihat saat pertama kali dia bangun??? Teman-temannya yang main kartu di lantai disebelah kasurnya, disana ada Floyd dan Kalim juga.

Ace dan Deuce juga baru bisa datang setelah beberapa hari menerima pesan dari Yuuken.

"Hah?!? Kalah lagi?!"seru Yuuken tidak terima melihat dirinya kalau kedua kalinya dari Ace.

"Hehe!! Itu karma karena meremehkan lawan mu!! Bwahahaha!!"tawa Ace sembari menunjuk-nunjuk Yuuken.

"Horaa!! Jangan terlalu berisik! Reiva masih tidur!!"tegur Deuce dengan suara yang tak kalah besar.

"Kau juga sama..!"seru Grim yang tidak ikut main karena tidak bisa pegang kartu.

"Kalian jangan berisik! Mengganggu!"tegur Boboiboy yang lelah dengan kehebohan mereka.

"Curang! Ace curang!!"

"Gigi kau curang!! Mana ada!"

"Hehe, mereka melihat asik bermain."celetuk Kalim sembari terkekeh polos melihat pertengkaran mereka.

"Rasanya membosankan."sahut Floyd sembari menyandarkan punggungnya ke kasur Reiva, disitu dia baru menyadari gadis itu terbangun dan langsung sumringah,"Koebi-chan sudah bangun!!! Selamat pagi~~!"

"Rei?? Kau baik-baik saja?"tanya Boboiboy sembari menghampirinya dan mengelus kepalanya sejenak.

Gadis itu mengangguk lemah, tidak mengeluarkan suara karena masih belum ada tenaganya.

"Lihat!! Dia sudah bangun karena kalian!"ujar Deuce menunjuk kearah Ace dan Yuuken.

""NGGA SADAR DIRI SI PREMAN!!""balas Yuuken dan Ace, kemudian melarikan diri ketika Deuce mulai mengejar mereka, Grim yang malang yang juga kebetulan duduk di pundak Deuce harus ikut campur.

"Oh! Kantouksei sudah bangun!"ujar Kalim juga mendekati kasurnya,"Bagaimana perasaan mu? Apa perlu aku minta ayah ku membelikan ramuan herbal dari Scalding Sands agar kau merasa lebih baik??"

Reiva menggelengkan kepalanya, dia berkata dengan suara agak serak,"Kalim-senpai dan Jamil-senpai sudah baikan?"

"Mereka malah musuhan. Kira-kira seperti Frienemies."Floyd menjawab.

"Singkatnya mereka baikan, tapi tidak ditutup-tutupi lagi kalau mereka menjadi rival."Boboiboy melengkapi penjelasannya.

"Ah.. syukurlah."gumam Reiva sembari memejamkan matanya dengan lega.

Melihatnya masih belum fit, Boboiboy menarik kerah Floyd dan mengajak Kalim untuk keluar agar temannya itu bisa memiliki waktu sendirian untuk beristirahat.

"Jika ada apa-apa, panggil aku, ya??"

"Hm.. bye.."

Setelah pintu kamarnya tertutup, Reiva pun menghadap kesamping dimana dia bisa melihat keluar jendela, lalu memeluk salah satu bantalnya dan melamun.

Ia kepikiran dengan penglihatan aneh yang dia lihat saat berada di bawah alam sadar itu, wanita misterius itu masih melekat dibenaknya.

Melihat cahaya hijau, dia langsung bangun dan melihat kebawah dari jendela, dan melihat orang yang tak lain adalah Tsunotaro yang lagi-lagi jalan-jalan disekitar asrama Ramshackle meski sedikit lebih awal.

Dengan bersusah payah dia membuka jendela, lalu mencoba menarik atensi pria itu dengan siulannya.

Berhasil, Tsunotaro mendongak menatapnya, ia segera melambaikan tangannya dengan maksud menyapa karena beberapa hari ini dia tidak melihatnya karena hari holiday untuk semua murid pulang.

Lets Twist this Wonderland ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang