<🐍 The Schemes from the Scalding Sands: Flying Carpet 🐍>

112 25 3
                                    

.

.

.

.

.

"Ada apa ini?!"

Sontak mereka semua terkejut melihat kedatangan Kepala Asrama Scarabia disana yang memasang wajah murung.

"Jamil,apa yang terjadi?"tanya pemuda itu pada Wakil Kepala Asramanya.

"Bukan hal yang besar. Aku hanya mengundang mereka saat tahu mereka sendiri di Kampus."jawab Jamil yang terlihat biasa saja.

"Njir di datangin."bisik Yuuken kepada ketiga temannya yang lain.

"Mungkin dia ini berita buruknya."sahut Grim.

"Berapa kali aku harus memberitahumu untuk selalu memberitahuku sebelumnya ketika mengundang tamu?! Jika kau melakukannya.."Dia terdiam sebelum melihat ke bawah dengan sedih, ".... Aku akan mengatur perjamuan yang lebih baik dan seluruh band!" Dia merengek.

"Heh?/Huh?"beo para anggota Ramshackle.

Pemuda itu kembali tersenyum lebar dan menghampiri mereka, kemudian menjabat tangan kiri dan kanan Reiva dan Boboiboy,"Halo! Selamat datang di Scarabia!! Aku Kalim Al-Asim,Kepala Asrama Scarabia menyambut kalian semua disini! Ini pertama kalinya bertemu aku jadi bersemangat!"

"Tidak,Kalim. Kau sudah bertemu dengan mereka. Grim membakar jubah mu saat orientasi. Boboiboy dan Yuu Kenma bertemu dengan kita saat Turnamen Magical Shift. Dan terakhir kau menceritakan kau bertemu dengan Reiva saat rapat penting Kepala Asrama bersama Headmaster."sahut Jamil membenarkan ucapan Kalim yang pelupa.

"Benarkah!? Oh maafkan aku! Aku benar-benar payah dalam mengingat wajah seseorang!"kata Kalim lalu menatap mereka satu persatu, kemudian menjepit dagunya diantara telunjuk dan jempolnya sembari mengarahkan atensinya pada Reiva,"Oh benar! Kau pemuda yang tidak banyak bicara dan sopan itu! Kita beryemu lagi,ya!!"kemudian dia mendekatkan wajah mereka berdua,"Kalau dilihat-lihat kau memang cantik untuk anak laki-laki seperti mu,aku pikir hanya khayalan ku saja,tidak heran Vil-senpai mengakuinya!"

""Pemuda??"""beo semua orang disana,dan Jamil baru ingat kalau Kalin sendiri yang tidak tahu identitas gadis itu.

"Ngomong-ngomong,Jamil. Bagaimana prosesnya?"tanya Kalim pada Wakilnya.

"Semua berjalan dengan baik. Makanan itu sudah di tes beracun atau tidak,jadi jangan ragu untuk memakannya."sontak jawaban Jamil mengejutkan mereka yang baru disana.

"Racun?! Kenapa itu terdengar sangat biasa disini?!"tanya Grim.

"Sebenarnya itu bukan masalah besar! Jamil hanya melebih-lebihkannya saja!"Kalim mencoba meyakinkan mereka.

"Tidak melebih-lebihkan. Kau pernah keracunan saat berumur 5 tahun,dan karena aku menjaga mu,itu tidak bisa dibiarkan begitu saja."sahut Jamil yang merasa Kalim mencoba menghindari kenyataan.

"Tapi itu sudah bertahun-tahun lalu! Bukan masalah besar!"balas Kalim tidak terima.

"Bagi mu iya,tapi bagi kami dan keluarga besar mu tidak. Jika Keluarga besar seperti mu kenapa-napa, tentunya itu akan menjadi masalah besar."lagi dan lagi,Jamil menyahut dengan tegas.

"Lupakan! Ayo kita mulai pestanya!!"seru Kalim lalu menoleh kearah murid Asramanya yang memainkan alat musik,"Apa yang kalian tunggu? Putar musiknya dan sediakan hidangannya!!"

Semua orang disana langsung berseru dan mengikuti instruksi Kalim,namun diam-diam diantara mereka ada yang tidak suka dengan perintahnya, yang tak lain adalah Jamil seorang.

Meski kesal bercampur lelah,Jamil ikut duduk mengikuti Kalim yang duduk di sebelah para tamunya,dia kebetulan dapat tempat duduk di sebelah Reiva yang hanya menikmati kue yang dihidangkan.

Lets Twist this Wonderland ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang