.
.
.
Riddle berjalan dari ruangannya menuju taman untuk memeriksa keadaan,baru saja dia mendengar suara berisik dari arah taman yang terdengar seperti suara duo trouble maker Heartslabyul aka A'Deuce.
Baru saja menginjakkan kakinya di taman,dia sudah melihat kedua trouble maker itu adu cekcok sembari memegang landak di kedua tangan mereka,ternyata tidak hanya ada mereka saja,Reiva ditemani oleh Yuuken juga ada disana menonton sembari memangku banyak landak mini yang bermain dengan mereka.
"Ada apa ribut-ribut begini?"tanya Riddle membuat suasana seketika hening.
Keempat murid tahun pertama itu menoleh kearahnya, kemudian berdiri dengan tegak dan canggung.
"B-Bukan apa-apa, Ryouchou!"balas Deuce yang sudah keringat dingin bersama ketiga temannya.
"Bukan apa-apa tapi suara kalian sampai ke ruangan ku. Sebaiknya kalian berbicara sekarang atau ku paksa."ancam Riddle yang merasa jengah dengan tingkah mereka.
Seakan mendapatkan pencerahan,Ace langsung menyampaikan ide cerdiknya.
"Kami sengaja karena Reiva ingin mengajak mu berbicara!!"
Sontak yang punya nama mendelik kearah Ace yang tersenyum polos,"Sejak kap--"
"Benarkah...?"
Reiva menolehkan kepalanya lagi kearah Riddle,kali ini pemuda itu memasang raut wajah seperti dia berharap, melihat itu dia merasa tidak enak jika menolaknya.
".... Benar."ketiga temannya tersenyum dan dalam hati berterimakasih padanya.
"K-Kalau begitu kami akan mengembalikan landak-landak ini terlebih dahulu! Selamat bersenang-senang!"
Ketiga pemuda itu akhirnya pergi,pergi setelah mengorbankan teman mereka agar mereka selamat dari amukan Riddle.
"Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Riddle dengan sabar menunggu.
Reiva menghela nafas panjang, kemudian dia merogoh sakunya dan mengeluarkan kantung plastik berukuran kecil yang memperlihatkan cookies di dalamnya, kemudian dia menyodorkannya pada Riddle,"Aku ingin memberikan mu ini,dan... Meminta maaf atas ledakan kemarin."
Mendengar itu Riddle mencoba mengingatnya lebih lanjut,dan setelah dia mengingatnya,ia pun menganggukkan kepalanya kemudian berkata,"Tidak masalah. Lagipula dari awal ini semua kesalahan ku. Dan juga,Cater sudah menceritakan bahwa dia memakaikan ku mantera sihir pelindung atas perintah Yuuken. Aku berterimakasih untuk itu."
"... Lega mendengarnya."balas Reiva dengan wajah lega.
Riddle mengulurkan tangannya,Reiva berpikir dia akan menerima kantung yang dipegangnya,namun pemuda itu malah menarik tangannya.
"Kalau terus berbicara sembari berdiri sangat melelahkan,ikut aku."
Skip!!
Mereka duduk di kursi dengan meja bundar ditengahnya,teh dan cemilan tersusun rapi diatas meja selagi mereka menikmatinya.
"Kalau tidak salah ingat,kau pernah ingin menyampaikan sesuatu. Apa kau bisa menyampaikannya sekarang?"tanya Reiva setelah mengingat pembicaraan mereka diinterupsi oleh Ace kemarin.
Seakan kembali mengingatnya,Riddle pun meletakkan gelas diatas meja dan berdehem,"Benar. Dan yang ingin ku sampaikan adalah.... Aku minta maaf."
"... Kalau boleh bertanya. Kenapa?"balas Reiva yang kebingungan melihatnya seniornya itu meminta maaf.
"A-Aku mengatakan hal yang buruk pada mu saat pertandingan. Mengatai orangtuamu.. aku benar-benar minta maaf."jawab Riddle yang dipenuhi rasa bersalah dan terus menundukkan kepalanya.
"Kau sebenarnya tidak mempunyai salah,yang kau katai itu adalah orangtuaku yang tidak ada disisi sejak aku kecil. Mungkin beda cerita lagi kalau itu soal orangtua Boboiboy."balas Reiva seketika membuat Riddle menatapnya lagi dengan tatapan bersalah,"Bukan,mereka tidak mati, mungkin. Hanya saja aku tidak pernah bertemu dengan mereka,jadi aku tidak tahu apa aku harus cemas dan marah akan mereka yang dihina."
Riddle mengedipkan matanya beberapa kali,ia kembali menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah sekaligus.. penasaran.
"Jadi selama ini kau tinggal dimana..? Itupun kalau kau tidak keberatan, sungguh."
Reiva menggelengkan kepalanya,"Tidak apa. Soal pertanyaan mu,aku tinggal dengan Boboiboy dan Tok Aba selama seumur hidup ku. Aku bertemu dengan mereka diusia ku yang ke-9 tahun, sekarang sudah 8 tahun berlalu."
Mendengar itu Riddle merasa iba dan juga aneh mengetahui gadis itu tinggal serumah dengan temannya,dan ia tersadar akan satu poin penting dalam pembicaraan mereka.
"Kau berusia 9 tahun saat kau bertemu dengan mereka,dan 8 tahun telah berlalu.. yang berarti.... Kau sudah 17 tahun????"tanya Riddle dan Reiva menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"..... Salah,ya?"
"T-Tidak. Kau masih tahun pertama tapi-- Kau seumuran dengan ku??"
"... Benarkah??"
Mereka berdua terdiam sejenak, dan tanpa diduga-duga mereka malah tertawa setelah beberapa saat.
"Akhirnya aku paham kenapa kau bisa mengendalikan dua pembuat onar itu,lega melihat mereka berdua memiliki orang dewasa seperti mu dan Boboiboy."kata Riddle menyeka air matanya setelah tertawa,"Kalau kalian seumuran dan datang lebih cepat, mungkin kita bisa menjadi teman seangkatan."
"Tidak, Boboiboy setahun lebih tua dari ku."
"Eh?! Benarkah??"
"Itu benar."
......
Trey bersandar di bingkai jendela sembari tersenyum kearah pemandangan dua orang teman dan juniornya itu,kedua tangannya dilipat kedepan untuk membuat dirinya nyaman.
"Agak iri melihat interaksi mereka,tapi setidaknya Riddle bisa lebih terbuka dan meringankan sedikit aturan-aturan itu."
Cater yang berdiri di jendela lain juga tersenyum sembari memotret wajah Riddle yang tertawa dan Reiva yang tersenyum melihatnya.
"Kau benar~ Terlalu keras membuatnya lupa untuk tertawa, syukurlah kita bisa melihatnya lagi."
Setelah puas menguping dan mengintip,mereka pun pergi dari sana.
"Tapi aku masih tidak menyangka Kantouksei seumuran dengan kita."
"Kantokusei ada tiga,yang mana satu?"
"Ya jelas kau tahu,kan?"
"Ehehe~"
.
.
.
.
>End<
===============================
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Twist this Wonderland ||•
Fanfic•~ "Mirip... Mirip.. mirip siapa,ya?" ~• •~ "Maleficent..??" ~• ===============================