Bab 6

728 81 13
                                    

VOTE AND COMMENT YA

LOVE YOU❤️

Hapunten bilih Aya anu kalepatan

°°°°°°°°


Wajah pais sangat tampan, menghipnotis pikiran Rifa seakan dunia nya teralihkan. Pais memiliki tubuh yang tegap, tatapan matanya indah untuk dilihat, tajam, dan teduh meskipun dingin.

Pais memakai baju polos dengan celana panjangnya dia tidak memakai peci, meskipun begitu Pais terlihat sangat tampan, Pais memiliki warna rambut yang gelap. Tercium wangi maskulinnya yang sangat menyegarkan di indra penciuman Rifa.

Deg!

'masyaa Allah, kenapa dengan dadaku' Rifa dalam hati melihat lelaki di depannya

"Ekmmmn" umi berdehem sambil tersenyum

"Eh astaghfirullah" mereka langsung tersadar dan langsung menjauh

Blus Pipi Rifa langsung memerah karena malu, sambil memegang baskom yang isi daging dia langsung menunduk.

Sedangkan Pais hanya menahan diri dari degup jantungnya yang terus memompa dengan wajah datarnya.

"M-maaf kan saya Gus, s-saya tidak sengaja" gugup

"Hmmm" berdehem dengan dingin dan muka datarnya

'ternyata bener dia itu dingin banget' Rifa dalam hati

Lalu Rifa berjalan menuju wastafel untuk mencuci daging dengan wajah menunduk

"Malu banget" gumamnya sambil mencuci daging

"Ada apa nak kenapa kedapur? Tanya umi nyamperin anaknya

Melihat ke arah uminya "Pais cuma haus umi" jawab pais

Umi mendekat ke arah kuping Pais "Dia cantik kan" umi berbisik

"Apaan sih umi, tidak ada yang lebih cantik selain uminya Pais" mengelus rambut uminya yang tertutup oleh hijab

Karena gombalan, dan prilaku Pais, pipi umi langsung memerah sambil tersenyum

"Gombal kamu, kulit umi udah keriput gini" sambil memegang pipinya

"Dimata Pais mau keriput pun umi tetep cantik, ya udah Pais haus "

Setelah mengatakan itu Pais langsung pergi mengambil air minum, lalu kembali lagi menuju ruang tamu

"Udah nyucinya nak?"

"Udah bu" memberi dagingnya ke umi

"Yang tadi itu namanya Paisal Kurniawan Alaydrus, dia anak umi yang ke dua, dan Alhamdulillah dia udah menyelesaikan pendidikannya" ujar umi

Umi mengajak Rifa mengobrol, agar suasananya menjadi tidak canggung

"Iya Bu, Emang berapa lama Gus Pais gak pulang?" Tanya tersenyum manis

"Udah bertahun-tahun dia gak pulang pulang, makanya umi masakin sepesial kesukaan dia" jawabnya sambil memasak

-

Setelah selesai memasak umi mengajak Rifa makan bareng di meja makan.

"Maaf Bu nyai saya tidak bisa, saya hanya santri biasa, dan tidak pantes buat makan bareng." tolaknya.

"Gak usah sungkan sama umi nanti juga kita bakalan jadi keluarga."

"Ha..gim—" belum sempet Rifa menyelesaikan ucapnya umi sudah memotong duluan.

Mencari Cinta Gus KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang