Bab 7

707 79 25
                                    

Assalamu'alaikum

MAKASIH YANG UDAH BACA CERITANYA

LOVE YOU❤

️Keikhlasan mempunyai Kilauan dan sinarnya meskipun ribuan mata tak melihatnya

~

°°°°°°

Bingung! itulah yang di rasakan Rifa, ada apa? Kenapa keluarganya menjemputnya? Apakah dia telah melakukan kesalahan?pertanyaan-pertanyaan itu ada di dalam pikirannya.

Ayah dan bundanya yang menjemputnya, sedangkan abangnya Reymon tidak bisa karena ada jadwal kuliah.

Setelah berpamitan kepada kyai dan kedua sahabatnya Rifa masuk ke mobil di bagian belakang untuk pulang kerumahnya.

Dia masih bingung kenapa kedua orang tuanya menjemputnya, mau bertanya tapi gak enak sama kyai. Dan sekarang lah waktunya untuk mengungkapkan isi pikirannya.

"Bun, kenapa Ifa di jemput, kan belum waktunya untuk libur?" Tanya Rifa.

Aleena bundanya Rifa menoleh kebelakang, lalu menatap Adit ayahnya Rifa, Adit mengisyaratkan tanda iya dan mengangguk "Sebenernya ada yang ingin melamar kamu besok, dan Minggu depan kamu harus menikah." ujar Aleena.

"APA?" dengan muka syoknya.

Bagaikan di tusuk ribuan belati yang terdapat racun di dalamnya , sakit sangat sakit, itu yang di rasakan Rifa hatinya hancur, sakit tapi tak berdarah.

"Nggak,-bergeleng -, Ifa belum siap nikah Bun, yah, Ifa masih mondok, umur ifa masih kecil." menahan air mata yang hampir terjatuh dengan tangannya.

Sambil menyetir dan memutar ke kanan ayah berucap "pokonya ayah gak mau tau!!, kamu harus menerima lamarannya Gus Pais" tegas

Rifa tau ucapan ayahnya selalu harus di turuti dan gak boleh di bantah! Tapi ini hidupnya, ini pilihannya, hanya dia lah yang berhak menentukan jalan hidupnya.

"Gus Pais itu anaknya kyai Abdul Rahman tempat kamu mondok sahabatnya ayah, ayah gak mungkin menolak permintaan beliau, dia sudah berjasa dalam hidup ayah,- membelokan arah setirnya ke kiri- ,jadi kamu harus menerimanya" lanjutnya.

"T-tapi yah." ucapnya tercekat menahan isakan.

Setelah sampai di depan rumahnya, Rifa langsung turun dari mobil dan berlari ke pintu rumahnya menaiki tangga, menghapus air yang membasahi pipinya, menuju kamarnya di lantai atas.

Sedangkan di sisi lain

Di ruang pribadi keluarga kyai Abdul.

Perkataan abinya seakan menghancurkan impiannya selama ini, dia mengharapkan seseorang di masa lalunya tapi apa yang di harapkan selama ini, semuanya seakan hancur bagai debu dan arang.

Abinya meminta Gus Pais untuk menikahi Syarifa Khairunnisa Azzahra, salah satu santriwati yang ada di pesantrennya.

"Pais udah punya calon sendiri bi." tolak Pais.

"Mana? Tunjukan sama Abi?," Tanya kyai Abdul.

"Kan kamu udah janji sama Abi, kamu akan Abi jodohkan kalo kamu sudah lulus dari Kairo." lanjutnya.

Pais sudah janji kalo dia tidak menemukan calon istrinya dia akan di jodohkan dengan pilihan abinya setelah lulus dari Kairo.

"Aku sedang mencarinya bi." jawabnya lemas menunduk.

Mengusap punggung Pais "Kamu gak tau kan dia itu ada dimana? Mungkin dia udah nikah sama orang lain, apa yang kamu pilih siapa tau bukan yang ter baik untukmu,
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat: 216

وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

"Ikhlaskan lah nak mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu." Lanjut kyai menceramahi Pais.

"Iya bi in Syaa Allah Pais akan menerima perjodohan ini." ucapnya pasrah.

'maafkan aku, aku mengingkari janji nya." dalam hati.

-

Sedangkan di balkon kamar, seorang gadis sedang menatap langit. Malam ini bulan dan bintang tak bersamanya, ia kehilangan cahayanya. Mungkin bintang tak menerima hati yang sepi, hanya batin yang terlena pada rembulan malam.

Pernah sekali teduh menatap langit mencari cahaya bulan dan bintang yang terhalang oleh gelapnya awan. Rifa melihat awan mengandaikan seperti perasaannya muncul tanpa kepastian pergi kemanapun angin merintahkan.

Harapannya selama ini hanya ingin bertemu dengan Gus kecilnya dan membina rumah tangga yang sudah di janjikannya.

Namun apalah daya, takdir berkata lain, cinta yang selama ini dia jaga untuk Gus kecilnya, harus ia lupakan dan menerima perjodohannya dengan Gus Pais.

Gadis itu menatap langit "maaf kan aku Gus kecil, aku harus menerima perjodohan ini" gumamnya, air matanya terus mengalir bagaikan kali yang tidak pernah di bendung. Meskipun berusaha untuk menghapusnya, tapi air yang tak tau diri itu terus saja menetes.

Saat Rifa melamun tiba-tiba Reymon datang.

"Dek" Reymon membuka pintu balkon kamar adiknya.

Reymon masuk ke kamar Rifa karena pintunya tidak dikunci

"Eh kak" cepat-cepat menghapus air matanya.

Melangkah mendekat ke arah adiknya "adek Abang yang cantik, kenapa nangis hmmm"

Rifa langsung berhamburan ke pelukan Reymon, dan di sambut hangat oleh Reymon.

"Hiks... K-kenapa ayah sama bunda jodohin ifa, i-ifa belum siap nikah bang H-hiks." tangis sesenggukan Rifa di pelukan abangnya.

Mengelus lembut rambut yang tanpa hijab itu. (kalo lagi di kamarnya Rifa ngga pake kerudung ya)

"Mungkin itu yang terbaik untuk kamu dek."

Cup

"Udah yah jangan nangis lagi, nanti adek Abang yang cantik ini jadi jelek loh." mengecup rambut yang hitam pekat itu.

"Ihhh! Abang ifa tetep cantik kok." mengerucutkan bibirnya dan melepaskan pelukannya.

"Dek kamu tau gak siapa perempuan yang ingin di nikahi oleh nabi Muhammad Saw untuk pertama kalinya?" Tiba-tiba Reymon bertanya pada Rifa.

"Aisah." coba menjawab.

"Bukan."

"Khadijah."

"Bukan."

Rifa mengernyitkan dahinya mencoba memikirkan nama perempuan yang menjadi istri nabi. Jika bukan Asiah dan bukan Khadijah, lantas siapa?.
Reymon yang melihat Rifa diam dan kebingungan pun, akhirnya menjawab.

"Ummu Hani," ucap Reymon.

"jika nabi saja tidak mampu memilih jodohnya mengapa kamu bersikeras memilih jodohmu,"

"ingat kamu itu bukan tuhan." lanjutnya.

°°°°°°

Bersambung.....

⭐&💬

Mencari Cinta Gus KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang