"Tatapan tajamnya ada keseriusan di dalamnya, namun ku takut ketika aku masuk kedalam mata elangnya, aku kembali terjerumus ke dalam lubang yang sangat gelap"
~Syarifa Khairunnisa Azzahra"
°°°°°
Pagi harinya para santri di hebohkan dengan kedatangan anak kedua dari kyai Abdul Rahman dan nyai Halimah, selama mereka mondok mereka tidak pernah melihat anak kedua dari pasangan pemilik pesantrennya, mereka kira anaknya cuman Ning Silvi sama Gus Hasbi.
Saat mobil berwarna hitam itu tiba di parkiran pondok, turunlah seorang laki-laki memakai baju koko lengkap dengan pecinya.
Matanya tajam, hidungnya mancung, kulitnya putih, bibirnya tipis, sangat tampan, hingga para santri pun penasaran dan selalu pengen melihatnya.
"Astagfirullah hala'adzim, eh...Masyaa Allah"
"Siap itu, ganteng banget"
"Calon suamiku, yang di turunkan oleh tuhan"
"Aaaa Ni kasep kitu!!"
"Emak..calon mantumu udah datang"
"Oiiii rahimku bergetar"
Begitulah pekikan para santriwati yang terpesona oleh laki-laki yang baru saja turun dari mobilnya.
Lelaki itu jalan dengan muka datarnya menuju ndalem, tak menghiraukan ada banyak santriwati yang melihatnya, karena posisi ndalem dekat dengan asrama santriwati, tempat para ukhty mencari ilmu.
"Assalamu'alaikuum wr.wb." ucap laki-laki itu.
Saat pintu terbuka muncul lah wanita paruh baya yang masih terlihat muda.
"Waalaikumssalaam" jawab wanita itu.
"Masyaa Allah pais, umi kangen nak." nyai Halimah langsung memeluk anaknya sambil terharu menangis.
Dia adalah Paisal Kurniawan Alaydrus, anak kedua dari pasanga kyai Abdulrr diahman Alaydrus dan Halimah.
"Pais juga kangen sama umma" jawab Pais seraya memeluk uminya.
Meraka berpelukan terharu, menyalurkan kehangatan yang sudah lama tak jumpa. Mereka hanya bisa bertemu lewat handphone, video call bertukar kabar.
"Uma, Abi sama yang lainya mana?" tanya pais setelah terlepas dari pelukan Uminya.
Umi Halimah membawa pais ke ruang tamu.
"Ada, bentar umi panggilin" jawabnya. Umi Halimah berjalan memanggil suaminya ke kamar.
Paisal duduk di kursi berwarna cokelat itu sendirian men melihat sekeliling, masih sama seperti dulu hanya beberapa bunga plastik yang bertambah di rak-rak lemari, dan sebuah vot mesar lengkap dengan bunganya. Pais tau siapa yang sudah menaruhnya pasi umi nya karena, uminya dari dulu pecinta bunga.
"Abi, pais datang bi!" panggil umi sedikit heboh.
"Siapa yang datang umi?" tanya kiyai Abdul penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Cinta Gus Kecil
عاطفية"Haruskah aku menerimamu sedangkan hatimu tak mencintaiku?" ~Rifa~ Syarifa Khairunnisa Azzahra adalah seorang wanodya yang masih mencintai masa lalunya, yaitu seorang lelaki yang sering ia panggil Gus kecil. Tetapi, Rifa mal...