Bab 15

717 37 1
                                    

Assalamu'alaikuum

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIA PARAGRAFNYA💬

LOVE YOU ❤️

❤️

__Happy Reading__

°°°°

Siang ini matahari sangat terik, membuat daun-daun layu dan jemuran para santri mudah kering. Ressya di suruh ke ndalem bersama temannya yang bernama Siti. Di suruh Umi Halimah untuk pergi berbelanja ke pasar buat stok makan beberapa hari ke depan. Umi Halimah menyuruh anak bungsunya Hasbi untuk mengantar mereka ke pasar karena, pasti barang belanjaannya yang banyak.

Mereka sudah berada di mobil, Ressya duduk di belakang dengan Siti. Di depan terdapat Hasbi yang sedang mengemudikan. Mobil itu berjalan bersama mobil lain. Jarak dari  pondok ke pasar sekitar 30 menitan.

Di dalam mobil hening, hanya ada suara mobil dan kendaraan lain yang berlalu lalang. Ressya dan Siti tidak mengobrol karena canggung ada Gusnya.

"Kalian udah makan?" tanya Hasbi memecah keheningan.

"Belum Gus" jawab Ressya.

Sambil mengemudikan kendaraannya Hasbi berucap, "Kebetulan di depan ada warung makan, kita makan aja dulu."

Ressya menatap ke sebelah kanan mengisyaratkan pada Siti 'bagaiman'. Dan Siti menganggukkan kepalanya tanda me-iyakan.  Ressya juga sebenernya lapar karena biasanya jam segini di pondok waktunya makan siang.

"Boleh Gus." jawab Ressya.

Lelaki yang di panggil Gus itu mengusung senyuman. Mobil itu berjalan dan menepikan mobilnya di depan, di sebuah warung makan kecil. Warung itu terlihat sederhana tetapi bersih.

"Bu, pesan tiga porsi ya." ucap Hasbi pada pemilik warung.

"Siap mas, mau porsi seperti apa?" tanya lbu penjual nasi.

"Porsi lengkap aja Bu." jawab lelaki yang pake peci hitam itu.

"Siap mas, di tunggu ya." Ibu penjual itu menyiapkan makanannya.

Setelah me-iyakan Hasbi duduk di tempat yang sudah di sediakan dengan menjaga jaraknya dari Ressya dan Siti.

_

Sedangkan di sisi lain. Di kediaman kyai Abdul, tepatnya di ruang tengah. Seorang anak kecil sedang membujuk pamannya agar dia bisa bermain dan bertemu dengan Auntynya.

"Ayo dong paman, antelin Nay, Nay pengen main sama Aunty." pinta gadis cadel itu seraya menggoyang-goyangkan tangan pamannya. Beberapa kali Gadis berusia lima tahun itu membujuk pamannya agar pamannya bisa mengantarkannya. Tetapi pamannya itu belum juga mengiakan.

Lelaki yang di panggil paman itu menghembuskan napasnya pelan,"Ya udah, ayo paman anterin." lelaki itu menyerah, merentangkan tangannya dan memberikan sedikit senyuman.

Mencari Cinta Gus KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang