Saat ini di sekolah ,para siswa dan siswi sudah berhamburan keluar kelas ,karena bel pulang sudah berbunyi.
"Lisa, seulgi ,kalian duluan saja ,tolong bilang pada pelatih, nanti aku akan menyusul " ucap Jisoo
"Baik, kami duluan unnie " Lisa melambaikan tangannya pada Jisoo dan Seulgi memberikan flying Kiss pada Jisoo.
"Ayo Jen akan ku antar " .Jisoo berkata sambil menatap Jennie yang masih berdiri di samping mejanya, mereka sudah berjanji untuk pulang bersama.
Krystal yang melihat itu sangat kesal, niatnya untuk menyiksa Jennie gagal,ia pun pergi dengan teman - temannya, Krystal memilih mengajak
teman - temannya shopping, lagi pula sekarang ada Rosè,ia tidak bisa langsung menunjukkan sifat kejamannya pada teman barunya itu.Jennie melirik sekilas ke arah Krystal, dan teman - temannya yang telah pergi lalu berkata
"Jisoo, sebenarnya aku tidak di jemput supir ku, aku naik taksi online"
Memang semenjak ia di bully oleh Krystal,setiap pulang sekolah, Jennie memerintahkan James untuk tidak menjemput nya ,dengan alasan dia mengikuti ekskul dan akan pulang bersama temannya,tapi tanpa Jennie ketahui,ia selalu di awasi oleh anak buah James atas perintah sang Daddy,tapi tetap saja,para bodyguard Jennie tidak menyadari bahwa Jennie mengalami kekerasan di sekolah,Jennie terlalu pintar menyembunyikan lukanya saat keluar dari sekolah,James yang tau Jennie tidak pulang bersama temannya pun, hanya membiarkan nya, selama Jennie aman, biarkan Jennie melakukan sesuatu sesukanya, fikir James.
"Oh baiklah, ayo aku antar hingga taksi mu datang"
Ucap Jisoo."Sebenarnya kenapa kau melakukan ini Jisoo? hiks... kenapa kau bersikap seperti ini hikss... harusnya kau tetap bersikap dingin padaku, jangan membuatku semakin berharap pada mu"ucap Jennie lirih tapi masih terdengar oleh Jisoo, Jennie tidak tau kenapa tiba-tiba ia menangis, perasaan nya campur aduk sekarang.
" Aku hanya khawatir pada mu" jawab Jisoo datar tapi mata Jisoo menatap Jennie dengan tulus.
Ia senang di perlakukan seperti ini oleh Jisoo, tidak ada seorang pun yang benar-benar mengkhawatirkan nya, tapi ia juga takut, jika Jennie makin menyukai Jisoo,dan Jisoo menolak perasaan nya,ia terlalu takut untuk menerima kenyataan itu kelak.
"Hei Jen, jangan menangis"
Greb..
Jisoo yang melihat Jennie semakin terisak, menarik Jennie dalam pelukannya, mereka hanya berdua di kelas, murid yang lain sudah pulang.
"Hiks... hikss Jisoo aku... Aku takut, aku lelah.."
Jennie makin terisak dalam pelukan Jisoo ia melepaskan semua kesedihan yang disimpannya selama ini, seragam Jisoo sudah basah karena air mata Jennie, sungguh tangisan Jennie membuat hati kecil Jisoo terluka, biasanya ia tak pernah perduli dengan masalah orang lain, tapi rasanya sekarang Jisoo sangat ingin menjadi sandaran bagi Jennie."Menangis lah, menangislah jika itu membuat mu tenang"Jisoo mengelus kepala Jennie dengan lembut.
Jennie sangat nyaman berada di pelukan Jisoo, setelah kepergian sang mommy Jennie baru merasakan kembali kenyamanan ini,ia merasa beban hidupnya hilang.
Setelah Jennie tenang ,Jisoo melepaskan pelukan mereka, ia mengirim pesan pada Lisa, memberi tahu akan pulang duluan ,dan tidak ikut latihan,ia menyuruh Lisa pulang bersama Leo yang akan menjemputnya , karena mobil yang biasa mereka pakai akan di bawa oleh Jisoo, mereka memang selalu membawa mobil sendiri ke sekolah.
"Ikutlah dengan ku" Jisoo menarik tangan Jennie.
Saat ini Jensoo sudah berada di bukit berbunga yang indah, banyak bunga liliy yang tertanam di sana,di tempat ini sepi ,tidak ada siapapun ,ini adalah lahan luas milik Jisoo, ia sengaja membuat ini untuk menenangkan diri saat merasa bersedih, atau merasa bosan saat berada di Lab.
"Waaa tempat ini indah dan sejuk, sangat menenangkan" ucap Jennie dengan mata yang berbinar.
"Kau menyukai nya?" Jisoo bertanya sambil mendudukkan dirinya di atas rumput,di bawah pohon besar yang rindang.
Jennie ikut duduk di samping Jisoo dan berkata
"Iya ini sangat indah dan nyaman, membuat perasaanku lebih tenang, seperti dirimu". Jennie merendahkan suaranya di akhir.
"Jadi,apa kau menerima kekerasan di sekolah?" Tanya Jisoo to the point.
"Aish tidak bisakah ia bersikap romantis sebentar, aku tau ia akan menanyakan ini, tapi kan suasananya kurang pas". Jennie bergumam pelan, sangat pelan bahkan semut pun tidak dapat mendengar nya.
"Kenapa?" Jisoo menaikkan satu alisnya menunggu jawaban dari Jennie.
"Dari mana kau tau?" Bukan nya menjawab Jennie malah kembali bertanya.
"Hei aku Kim Jisoo,kau tidak bisa meragukan kemampuan ku,aku sangat peka dengan sekitar ku, wajah ku juga rupawan"
Ucap Jisoo sombong.Jennie berdecak sebal,ia merutuki Jisoo dalam hati, sungguh sifatnya sangat menyebalkan, kemana Jisoo yang lembut tadi, apa kejadian tadi hanya mimpi.
"Aku di ancam oleh Krystal, jika tidak menjauh dari mu aku akan di siksa"jawab Jennie jujur .
"Lalu kenapa kau tidak menuruti nya?, jika kau menurut itu lebih mudah bukan?,toh banyak murid lain yang mau berteman dengan mu,kau kan cantik"
Ucap Jisoo entengJennie kesal dengan ucapan Jisoo, memang menurut nya gampang apa, menjauh dari Jisoo, tapi kekesalan nya berkurang saat ia mendengar Jisoo mengatakan bahwa ia cantik? Cantik katanya? Wow...
"Bagaimana bisa, aku menjauh dari satu - satunya orang,yang membuat ku kembali merasakan kebahagiaan, setelah sekian lama".
Jennie menatap Jisoo sendu.Keduanya terdiam
Angin berhembus kencang menerpa mereka, membuat baju Jennie di bagian dadanya yang memang tidak di kancing, sedikit terbuka karena angin.
Jisoo menatap sekilas ada bekas lebam yang lumayan besar di sana, hati Jisoo kembali terasa sakit, entah mengapa walaupun ia tidak mengerti dengan perkataan Jennie,ia semakin ingin melindungi Jennie.
"Kau seperti beruang, Ruby" ucap Jisoo tiba-tiba, Jennie terdiam mematung, masih belum bisa mencerna perkataan Jisoo.
"Ayo pulang" Jisoo menarik tangan Jennie.
Jennie hanya menurut dan mengikuti langkah Jisoo, padahal masih banyak pertanyaan di kepala nya karena ucapan Jisoo tadi.
Setelah saling diam , saat perjalanan pulang tadi, sekarang Jensoo sudah sampai di depan rumah megah milik keluarga Lee
"Ini rumah mu?",tanya Jisoo saat sudah memberhentikan mobilnya di depan rumah yang megah , tidak kalah megah nya dengan rumah Jisoo.
"Iyaa... Kau ingin mampir?"
"Tidak, masuklah, dan ingat, besok di sekolah jangan menjauh dari ku, tetaplah berada di dekat ku , mengerti?" Jisoo memperingati Jennie.
"Nee... Aku akan selalu menempel pada mu Jichuuuu..."ucap Jennie dengan suara lucunya lalu keluar dari mobil Jisoo.
Tanpa sadar bibir hati Jisoo terangkat ke atas, membentuk senyum manis di wajahnya, baru kali ini ada orang lain selain Lisa Seulgi dan Soohyun yang membuat Jisoo tersenyum .
"Jichu?, dari mana dia tau panggilan itu, apa dia mendengar Lisa atau Seulgi memanggil ku itu, jadi dia ikut- ikutan?" Batin Jisoo
Jennie mengintip dari balik jendela, memandang mobil Jisoo yang mulai menjauh.
"Aish aku lupa bertanya pada Jichu dari mana dia tau nama itu ( Ruby), semoga kau benar - benar orang yang sama Jichu "
